“Banyaklah yang telah Kaulakukan, ya TUHAN, Allahku, perbuatan-Mu yang ajaib dan maksud-Mu untuk kami. Tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Engkau! Aku mau memberitakan dan melakukannya, tetapi terlalu besar jumlahnya untuk dihitung”.
Puji Tuhan, tinggal satu hari lagi kita akan mengakhiri tahun 2012. Puji Tuhan, kalau kita hitung-hitung berkat Tuhan di sepanjang tahun ini, sungguh tidak terhitung. Bersyukur dan bersyukur. Pantaslah kita mengucap syukur kepada Tuhan. Rasul Paulus mengajak jemaat di Tesalonika: “Mengucap syukurlah dalam segala hal, karena itulah yang dikehendaki Allah dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
Suatu hari seorang direktur perusahaan memasuki mobil mewahnya dan bertanya kepada supir pribadinya. “Bagaimana menurutmu cuaca hari ini?” Si sopir menjawab: “Cuaca hari ini adalah cuaca yang aku suka”.
Merasa penasaran akan jawaban sopirnya, sang direktur bertanya lagi: “Bagaimana kamu begitu yakin?” “Begini Pak, saya sudah memperhatikan selama ini bahwa saya tidak selalu mendapatkan apa yang saya sukai, oleh sebab itu, saya belajar untuk menyukai apa pun yang saya dapatkan.”
Bersyukur, merupakan kualitas hati yang paling tinggi. Kalau bersyukur karena sedang dapat berkat, sedang dapat untung, tentu tidak sulit. Tetapi bersyukur dalam kedaan biasa-biasa atau bahkan saat situasi tidak seperti yang kita harapkan, ini merupakan kualitas hati yang paling mulia. Ternyata, Tuhan suka itu. Frasa “dalam segala hal” berarti baik suka maupun duka, baik untung maupun rugi, baik senang maupun susah, baik sedang diberkati maupun sedang ada masalah….tetap bersyukur, inilah yang dikehendaki Tuhan kita.
Kenyataannya, banyak kali kita lupa bersyukur, walaupun sedang diberkati oleh Tuhan. Jikalau dalam keadaan sedang diberkati saja kita lupa mengucap syukur, apalagi dalam keadaan lainnya. Bahkan pada zaman Tuhan Yesus ini pernah terjadi, dimana sekelompok orang baru saja menerima mujizat kesembuhan, tetapi lupa mengucapkan syukur kepada Tuhan.
“Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak: “Yesus, Guru, kasihanilah kami!” Lalu Ia memandang mereka dan berkata: “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.” Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir. Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepadaNya. Orang itu adalah seorang Samaria. Lalu Yesus berkata: “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir (sembuh,pen)? Di manakah yang Sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini? Lalu Ia berkata kepada orang itu: “berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.” (Lukas 17:11-19).
Sungguh terlalu…hanya satu orang dari 10 orang yang kembali untuk mengucapkan terima kasih kepada Yesus. Padahal mereka menerima “mujizat” dari Tuhan. pada hari itu juga mereka lupa kepada si pemberi mujizat. Yang menggetarkan hati adalah pertanyaan Tuhan Yesus: “Dimanakah yang sembilan orang itu?” Allah menunggu ucapan syukur yang spontan, yang digerakkan oleh hati sendiri, pengucapan syukur yang tidak perlu tunggu advice dari orang lain. Tuhan sangat suka itu.
Sepuluh persen saja yang kembali kepada Yesus. Apakah ini merupakan persentasi dari semua orang Kristen yang telah menerima keselamatan dari Tuhan?
Selama tahun 2012 ini, Tuhan telah melakukan banyak hal dalam hidup kita. Saya sendiri sebagai hamba Tuhan telah merasakan betapa banyak berkat Tuhan. Segala berkat, promosi dalam pekerjaan, kenaikan pangkat, kelulusan, kesembuhan dari sakit, keuntungan perusahaan, kelahiran anak, motor baru, mobil baru, rumah baru, baru menikah dan tentunya masih banyak lagi. Sudahkah kita mengucap syukur kepada si pemberi berkat itu? Banyak kali kita lupa, tetapi sebelum berakhir tahun ini, renungkanlah kebaikan-kebaikan Tuhan, mujizat yang pernah saudara terima dan untuk semua hal, jadikanlah itu menjadi alasan untuk mengucap syukur, dan mengucap syukurlah.
Pada 22 Desember yang lalu, dalam pelayanan saya di Natal Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN) di Gedung Mutiara Suara Nafiri, diperdengarkan sebuah lagu syukur berjudul “BERKAT TUHAN MARI HITUNGLAH”: “Bila topan k’ras melanda hidupmu, bila putus asa dan letih lesu, Berkat Tuhan satu-satu hitunglah, Kau niscaya kagum oleh kasihNya. Reff: Berkat Tuhan, mari hitunglah, Kau ‘kan kagum oleh kasihNya. Berkat Tuhan, mari hitunglah, Kau niscaya kagum oleh kasihNya. Adakah beban membuat kau penat, Salib yang kau pikul menekan berat. Hitunglah berkatNya, pasti kau lega dan bernyanyi t’rus penuh bahagia.”
Selamat menyongsong tahun baru 2013, Tuhan Yesus memberkati.(*)