Sahur Bersama Tokoh Masyarakat Sumut, Irham Buana Nasution (12)
Tokoh yang dipilih Sumut Pos kali ini adalah Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Irham Buana Nasution. Bersamanya, Tim Sahur Sumut Pos berbincang soal Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 mendatang. Seperti apa?
Tim Sumut Pos, Medan
Masih sama seperti hari-hari sebelumnya, Tim Sahur Sumut Pos bertolak dari kantor sekira pukul 03.00 dini hari. Karena menempuh jalur dini hari, rumah yang beralamat di Jalan Karya/Karya Dalam Sutan Sinumba No 7 Kecamatan Medan Helvetia Timur, hanya ditempuh sekitar 25 menit saja.
Sesampai di depan rumah yang lebih mirip istana itu, tokoh yang ingin ditemui pun keluar sambil menjawab salam yang diucapkan Tim Sahur Sumut Pos dari luar pagar. Sang tuan rumah langsung mempersilahkan Tim Sahur Sumut Pos memasuki rumah mantan Ketua LBH Medan periode 2001 itu.
Begitu memasuki ruang tamu, tim langsung diperkenalkan dengan sang istri Halizah Lubis. Namun sayang, kedua putrinya masih dalam keadaan tidur. Yakni, Aqila Fazillatunnisa Nasution dan Aqifa Nayla Nasution.
Awal pembicaraan pun dimulai dari pengalaman suram saat memimpin LBH yang dimulai 11 tahun lalu. Ya, pada 2001 lalu lembaga yang dipimpinnya secara konsisten dan gencar memberitakan tentang korupsi yang terjadi di Kota Medan. Suatu ketika Bang Irham, panggilan akrabnya, mendapatkan serangan dari orang tak dikenal. Tak pelak, panah beracun pun menancap tepat di betis kanannya. Sempat kritis, namun Bang Irham tetap bergeming dengan prinsip idealismenya untuk mengarahkan Kota Medan bersih dari tindak pidana korupsi yang dilakukan sejumlah pejabat saat itu.
Kemudian ada pihak yang berusaha mendamaikan perkara tersebut. Sekali lagi Bang Irham tetap pada pendiriannya. Boleh berdamai, namun kasus harus tetap diproses hukum.
Masa itu, pimpinan Kapoltabes Medan dipimpin Kombes Pol Badrodin Haiti. Namun, hingga masa berakhir kepemimpinannya, orang tak dikenal yang melakukan penyerangan tersebut belum dapat diungkap.
“Tapi, Bang Badrodin yang sempat akrab dengan saya berjanji, ketika dia kembali memimpin Poldasu suatu saat nanti, bakal menguak siapa pelaku penyerangan tersebut,” tutur Bang Irham.
Benar saja, enam tahun berikutnya, 2007, ketika sudah berpangkat Irjen, Badrodin Haiti kembali ke Sumatera Utara dan memimpin Poldasu. Dia mengungkap sejumlah kasus yang terendap termasuk pelaku penyerangan Bang Iraham. Diketahui dua tersangka adalah dari organisasi kepemudaan (OKP) dan kedua orang tersebut dihukum masing-masing satu tahun penjara.
Cerita punya cerita ternyata waktu makan sahur tak bisa ditunda. Pembicaraan pun beralih ke meja makan. Sedikit berubah haluan pembicaraan, Bang Irham menyinggung kebutuhannya tentang beberapa bahan pangan yang wajib dikonsumsi tiap harinya. Adapun makanan tersebut yakni tahu dan tempe.
“Kalau yang ini menjadi menu wajib di atas meja. Saya sangat gemar mengkonsumsi tahu dan tempe,” tuturnya sambil mempersilahkan Tim Sahur Sumut Pos menyantap makanan yang sudah disediakan.
Tak lama, kembali pembicaraan mengarah ke tugas yang menjadi santapannya sejak 2003 hingga saat ini, yakni soal Pilkada. Menurutnya, dana untuk Pilkada Sumut 2013 mendatang dibutuhkan sekitar Rp496 miliar.
“Tapi sangat disayangkan, hingga saat ini belum ada pembahasan di tingkat gubernur maupun DPRD. Karena itu, kami akan menyerahkan hal ini kepada kedua pihak tersebut. Karena menurut saya mungkin jumlah kebutuhan dana tersebut sudah disetujui,” tegasnya.
Mengenai prediksi siapa yang bakal menduduki kursi Sumut 1? Bang Irham mengaku belum ada bakal calon yang memiliki kekuatan lebih mencolok dari bakal calon lainnya. Malah menurutnya, dari nama-nama bakal calon gubernur dan wakil gubernur yang ada saat ini akan bertambah lagi seiring direvisinya UU yang mengatur tentang syarat untuk mengikuti Pilkada.
Bang Irham juga mengaku, sejak 2003 hingga 2012 ini pengalaman yang tak terbayangkan adalah begitu banyaknya godaan dalam mempertahankan tampuk kepemimpinan yang diamanahkan kepadanya saat ini.
“Terutama godaan uang. Tapi mudah-mudahan hingga delapan tahun ini nggak ada masalah. Yang saya takutkan adanya gerakan masif mengenai politik di Sumut,” ujarnya.
Sementara itu, pengalaman yang paling berharga baginya adalah pada Pilkada 2008 lalu, di mana seluruh unsur politik berkepentingan.
“Kesadaran semu masyarakat yang ingin merubah nasib dengan memilih pemimpin sesuai yang diinginkan menjadi satu gejolak yang cukup signifikan. Suatu ketika saya dan rekan kerja sempat dikepung ribuan masyarakat yang mengaku belum terdaftar sebagai pemilih pada waktu itu. Hal ini merupakan satu kejadian yang sangat luar biasa,” ujar Bang Irham.
Satu prinsip yang tak bisa ditawar bagi seorang Ketua KPU menurut Bang Irham adalah mengenai surat suara masyarakat. “Ini merupakan idealisme yang tak bisa ditawar. Mempermainkan atau mengolah surat suara yang sudah dipercayakan kepada kita oleh masyarakat sama sekali tak boleh disalahgunakan. Ini menjadi satu hal yang wajib dipertahankan,” tegasnya.
Tak terasa, jam dinding sudah menunjukkan waktu imsak. Tak lama setelah imsak, Tim Sahur Sumut Pos pun memohon izin untuk kembali pulang. Dengan hangat, Bang Irham pun mempersilahkan Tim Sahur Sumut Pos beranjak dari kediamannya. Ditutup dengan bersalaman dan saling mengucapkan salam, Tim Sahur Sumut Pos pun berlalu. (*)