25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Nasi Biryani, Donor Darah, dan Sumatera Bike Week 2012

Sahur Bersama Tokoh Sumatera Utara, Musa ‘Ijeck’ Rajekshah (13)

Ragam menu berbaris di atas meja makan berbentuk persegi panjang berkursi 10 kursi plus tambahan dua kursi. Meja itu penuh. Beberapa pasang mata anggota Tim Sumut Pos tertuju pada dua mangkuk besar nasi yang berwarna kuning; nasi biryani. Ada hasrat untuk menyentuh nasi kaya rempah itu, tapi sedikit tertahan.

Tim Sumut Pos, Medan

EMPAT ANAK: Musa Rajekshah beserta istri  empat anaknya saat sahur bersama Sumut Pos.
EMPAT ANAK: Musa Rajekshah beserta istri dan empat anaknya saat sahur bersama Sumut Pos.

“Mari kita sahur, silakan coba nasi biryani itu,” ucap Musa Rajekshah, sang tuan rumah, seakan tahu maksud dari sinar mata anggota Tim Sumut Pos.
Maka, mangkuk besar itu berpindah tangan. Beberapa anggota tim tampak tak sungkan lagi menyentuh menu yang menggiurkan itu. Bagaimana tidak, makanan khas Persia tersebut memang jarang ditemui.

Begitulah, ketika butiran nasi itu masuk ke mulut, anggota Tim Sumut Pos terlihat tersenyum. Ragam rempah begitu terasa. Nasi yang berbahan minyak samin, kacang-kacangan, jintan, cengkih, kapulaga, kayu manis, daun salam koja, ketumbar, daun mint, jahe, bawang bombay, bawang putih, serta daging kambing begitu memanjakan lidah.

“Jangan malu-malu. Nanti tak kuat puasanya kalau makan sedikit,” timpal istri sang tuan rumah, Sri Ayu Mihari.

Tidak sampai di situ, anak sang tuan rumah yang paling besar, Arji, pun melayani anggota Tim Sumut Pos. “Ini Om, daging rusa goreng,” katanya sambil memberikan piring berisi daging yang dimaksud kepada seorang anggota tim.

Arji juga tampak peduli dengan santapan ketika adiknya: Anisa, Fahira, juga si bungsu Musanif. Terlihat dia berulang kali memberikan piring berisi makanan pada adik-adiknya.

Selain nasi biryani dan daging rusa, masih banyak lagi menu yang tersedia. Sebut saja ayam goreng, bakwan, sayur daun ubi, dan lainnya. Maka, makan sahur itu terasa begitu menggoda.

Namun, sahur di rumah  Ijeck – panggilan akrab Musa Rajekshah – memang bukan sekadar soal makanan. Sesaat sebelum sahur dan sesudah makan sahur, perbincangan di meja bundar di sisi belakang rumahnya adalah obrolan yang menarik.

Bagaimana tidak, obrolan bersama Ijeck ditemani suara air yang bergemericik. Di dekat meja bundar itu memang ada kolam ikan yang berisikan ikan koi beraneka warna. Suasana terasa demikian sejuk. Belum lagi halaman luas itu memiliki view yang menawan.

Begitupun dengan tema yang menjadi bahan perbincangan. Ada dua tema besar yang kami diskusikan. Pertama soal kemanusiaan dan yang kedua soal otomotif. Dua tema itu tentunya sangat berhubungan dengan Ijeck. Soal kemanusiaan, Ijeck, yang sejak Mei 2012 terpilih sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Medan banyak bercerita tentang donor darah. Bos PT Anugerah Langkat Makmur (Alam) ini membeberkan stok darah yang tersedia di Medan. “Bulan puasa ini memang pendonor sedikit berkurang. Tapi, secara umum PMI Medan mampu memenuhi kebutuhan darah di Medan yang mencapai 3.000 kantung per bulan,” jelas Ijeck yang subuh itu memakai baju kaos putih.

Alumni UISU dan USU ini menjelaskan soal persediaan golongan darah yang cenderung langka. “Untuk darah itu, selain kita punya persediaan, kita juga punya para pendonor yang siap mengalirkan darah ketika dibutuhkan,” tambahnya.

Anak pengusaha nasional H Anif ini lalu bercerita tentang kabar miring yang mengatakan PMI menjual darah. Menurutnya hal itu sama sekali tidak dibenarkan. “Darah tidak jual. Kalaupun ada dana yang dipungut, itu hanya untuk mengganti biaya kantung, suntik, dan peralatan lainnya. Dan, dana yang dikutip itu legal karena pemerintah pusat sudah membenarkan hal itu,” jelasnya.

Pun, selama ini PMI tidak pernah mendapat anggaran. Jadi, untuk ‘produksi’ PMI tentunya membutuhkan biaya. “Saat ini kami berusaha untuk menertibkan kutipan itu sesuai peraturan yang ada,” imbuh peraih Atlet Nasional pada 2005 lalu itu.

Masih banyak obrolan tentang donor darah termasuk soal asal mula Ijeck menerima ‘pinangan’ Rahmat Shah (Ketua PMI Sumut) untuk memimpin PMI Medan. “Awalnya saya menolak, sudah cukup banyak organisasi yang saya geluti. Apalagi, jika terlibat dalam sebuah organisasi, saya tak mau kalau hanya sekadar meletakkan nama. Saya harus total. Tapi, PMI ini kan soal kemanusiaan. Jadi, saya terima tawaran itu,” katanya.

Obrolan beralih ke tema berikutnya, otomotif. Untuk bidang ini, Ijeck memang sudah sangat identik. Bagaimana tidak, dia adalah ketua Pengprov Ikatan Motor Indonesia (IMI) Sumut. Selain itu, dia juga ‘bos’ Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Sumut. Nah, ceritanya, HDCI Sumut bekerja sama dengan pengurus HDCI se-Sumatera memiliki agenda akbar usai lebaran nanti. Tepatnya, Sumatera Bike Week 2012 Absolutely Medan North Sumatera Indonesia, di Lapangan Benteng, Medan, 26-30 September mendatang. Even ini berkelas internasional. “Ya, ada peserta dari berbagai negara. Jumlahnya ditargetkan 10 ribu peserta,” jelas Ijeck.

Ijeck yang juga dikenal sebagai pembalap nasional ini menjelaskan kalau even itu akan digelar setiap tahun. Penyelenggarannya akan bergilir. “Even ini merupakan yang pertama dan Sumatera Utara penyelenggaranya. Tahun berikutnya akan bergilir di beberapa provinsi yang memiliki pengurus HDCI-nya,” urai Ijeck.

Dalam beberapa puluh menit kemudian, obrolan fokus pada rencana even itu. Ijeck tampak bersemangat. Baginya, even itu tak sekadar untuk ‘kepuasan’ dunia otomotif semata, namun demi Sumut. Ya, melalui even itu, dunia akan melihat seperti apa Sumut; baik penduduknya, lokasi wisata, dan sebagainya.

Akhirnya, setelah melewati perbincangan panjang dengan berbagai tema serta salat berjamaah, Tim Sumut Pos permisi untuk kembali ke ‘markas’. Matahari mulai mengintip di sisi dunia sebelah timur. Ijeck mengantar hingga pagar. Dia tersenyum. Ya, nyaris setiap tahun Tim Sumut Pos memang sahur di kediamannya. (*)

Sahur Bersama Tokoh Sumatera Utara, Musa ‘Ijeck’ Rajekshah (13)

Ragam menu berbaris di atas meja makan berbentuk persegi panjang berkursi 10 kursi plus tambahan dua kursi. Meja itu penuh. Beberapa pasang mata anggota Tim Sumut Pos tertuju pada dua mangkuk besar nasi yang berwarna kuning; nasi biryani. Ada hasrat untuk menyentuh nasi kaya rempah itu, tapi sedikit tertahan.

Tim Sumut Pos, Medan

EMPAT ANAK: Musa Rajekshah beserta istri  empat anaknya saat sahur bersama Sumut Pos.
EMPAT ANAK: Musa Rajekshah beserta istri dan empat anaknya saat sahur bersama Sumut Pos.

“Mari kita sahur, silakan coba nasi biryani itu,” ucap Musa Rajekshah, sang tuan rumah, seakan tahu maksud dari sinar mata anggota Tim Sumut Pos.
Maka, mangkuk besar itu berpindah tangan. Beberapa anggota tim tampak tak sungkan lagi menyentuh menu yang menggiurkan itu. Bagaimana tidak, makanan khas Persia tersebut memang jarang ditemui.

Begitulah, ketika butiran nasi itu masuk ke mulut, anggota Tim Sumut Pos terlihat tersenyum. Ragam rempah begitu terasa. Nasi yang berbahan minyak samin, kacang-kacangan, jintan, cengkih, kapulaga, kayu manis, daun salam koja, ketumbar, daun mint, jahe, bawang bombay, bawang putih, serta daging kambing begitu memanjakan lidah.

“Jangan malu-malu. Nanti tak kuat puasanya kalau makan sedikit,” timpal istri sang tuan rumah, Sri Ayu Mihari.

Tidak sampai di situ, anak sang tuan rumah yang paling besar, Arji, pun melayani anggota Tim Sumut Pos. “Ini Om, daging rusa goreng,” katanya sambil memberikan piring berisi daging yang dimaksud kepada seorang anggota tim.

Arji juga tampak peduli dengan santapan ketika adiknya: Anisa, Fahira, juga si bungsu Musanif. Terlihat dia berulang kali memberikan piring berisi makanan pada adik-adiknya.

Selain nasi biryani dan daging rusa, masih banyak lagi menu yang tersedia. Sebut saja ayam goreng, bakwan, sayur daun ubi, dan lainnya. Maka, makan sahur itu terasa begitu menggoda.

Namun, sahur di rumah  Ijeck – panggilan akrab Musa Rajekshah – memang bukan sekadar soal makanan. Sesaat sebelum sahur dan sesudah makan sahur, perbincangan di meja bundar di sisi belakang rumahnya adalah obrolan yang menarik.

Bagaimana tidak, obrolan bersama Ijeck ditemani suara air yang bergemericik. Di dekat meja bundar itu memang ada kolam ikan yang berisikan ikan koi beraneka warna. Suasana terasa demikian sejuk. Belum lagi halaman luas itu memiliki view yang menawan.

Begitupun dengan tema yang menjadi bahan perbincangan. Ada dua tema besar yang kami diskusikan. Pertama soal kemanusiaan dan yang kedua soal otomotif. Dua tema itu tentunya sangat berhubungan dengan Ijeck. Soal kemanusiaan, Ijeck, yang sejak Mei 2012 terpilih sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Medan banyak bercerita tentang donor darah. Bos PT Anugerah Langkat Makmur (Alam) ini membeberkan stok darah yang tersedia di Medan. “Bulan puasa ini memang pendonor sedikit berkurang. Tapi, secara umum PMI Medan mampu memenuhi kebutuhan darah di Medan yang mencapai 3.000 kantung per bulan,” jelas Ijeck yang subuh itu memakai baju kaos putih.

Alumni UISU dan USU ini menjelaskan soal persediaan golongan darah yang cenderung langka. “Untuk darah itu, selain kita punya persediaan, kita juga punya para pendonor yang siap mengalirkan darah ketika dibutuhkan,” tambahnya.

Anak pengusaha nasional H Anif ini lalu bercerita tentang kabar miring yang mengatakan PMI menjual darah. Menurutnya hal itu sama sekali tidak dibenarkan. “Darah tidak jual. Kalaupun ada dana yang dipungut, itu hanya untuk mengganti biaya kantung, suntik, dan peralatan lainnya. Dan, dana yang dikutip itu legal karena pemerintah pusat sudah membenarkan hal itu,” jelasnya.

Pun, selama ini PMI tidak pernah mendapat anggaran. Jadi, untuk ‘produksi’ PMI tentunya membutuhkan biaya. “Saat ini kami berusaha untuk menertibkan kutipan itu sesuai peraturan yang ada,” imbuh peraih Atlet Nasional pada 2005 lalu itu.

Masih banyak obrolan tentang donor darah termasuk soal asal mula Ijeck menerima ‘pinangan’ Rahmat Shah (Ketua PMI Sumut) untuk memimpin PMI Medan. “Awalnya saya menolak, sudah cukup banyak organisasi yang saya geluti. Apalagi, jika terlibat dalam sebuah organisasi, saya tak mau kalau hanya sekadar meletakkan nama. Saya harus total. Tapi, PMI ini kan soal kemanusiaan. Jadi, saya terima tawaran itu,” katanya.

Obrolan beralih ke tema berikutnya, otomotif. Untuk bidang ini, Ijeck memang sudah sangat identik. Bagaimana tidak, dia adalah ketua Pengprov Ikatan Motor Indonesia (IMI) Sumut. Selain itu, dia juga ‘bos’ Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Sumut. Nah, ceritanya, HDCI Sumut bekerja sama dengan pengurus HDCI se-Sumatera memiliki agenda akbar usai lebaran nanti. Tepatnya, Sumatera Bike Week 2012 Absolutely Medan North Sumatera Indonesia, di Lapangan Benteng, Medan, 26-30 September mendatang. Even ini berkelas internasional. “Ya, ada peserta dari berbagai negara. Jumlahnya ditargetkan 10 ribu peserta,” jelas Ijeck.

Ijeck yang juga dikenal sebagai pembalap nasional ini menjelaskan kalau even itu akan digelar setiap tahun. Penyelenggarannya akan bergilir. “Even ini merupakan yang pertama dan Sumatera Utara penyelenggaranya. Tahun berikutnya akan bergilir di beberapa provinsi yang memiliki pengurus HDCI-nya,” urai Ijeck.

Dalam beberapa puluh menit kemudian, obrolan fokus pada rencana even itu. Ijeck tampak bersemangat. Baginya, even itu tak sekadar untuk ‘kepuasan’ dunia otomotif semata, namun demi Sumut. Ya, melalui even itu, dunia akan melihat seperti apa Sumut; baik penduduknya, lokasi wisata, dan sebagainya.

Akhirnya, setelah melewati perbincangan panjang dengan berbagai tema serta salat berjamaah, Tim Sumut Pos permisi untuk kembali ke ‘markas’. Matahari mulai mengintip di sisi dunia sebelah timur. Ijeck mengantar hingga pagar. Dia tersenyum. Ya, nyaris setiap tahun Tim Sumut Pos memang sahur di kediamannya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/