25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Menjadi Pemimpin itu Harus Melayani

Sahur di Rumah Tokoh Sumut, Anuar ‘Aweng’ Shah (22)

Hari demi hari di Ramadan terus berlalu, Tim Sahur Sumut Pos pun santap sahur di rumah Ketua MPW Pemuda Pancasila (PP) Sumut, Anuar Shah yang lebih akrab disapa Aweng, di Jalan Kiwi Medan Sunggal.

Tim Sumut Pos, Medan

SAHUR BERSAMA: Ketua MPW Pemuda Pancasila Anuar Shah  keluarga saat sahur bersama Sumut Pos.//ANDRI GINTING/SUMUT POS
SAHUR BERSAMA: Ketua MPW Pemuda Pancasila Anuar Shah dan keluarga saat sahur bersama Sumut Pos.//ANDRI GINTING/SUMUT POS
Memasuki kediamannya, tim disambut sejumlah penjaga rumah. Sesudah diantar ke ruang kerja tepat di depan kediaman pribadi Aweng, kami tak harus lama menanti. Aweng yang berkoko datang menemui. Perbincangan lalu mengalir. Aweng tampak begitu ramah dan mudah akrab. Cerita-cerita lucu dilontarkannya agar suasana mencair.

Perbincangan dimulai dari isu yang sedang hangat di Sumut. Apalagi kalau tak soal Pilgubsu yang akan digelar 2013. Tak lama lagi. Maka itu sejumlah bakal calon sudah bermunculan dan sudah mulai tebar pesona.

Konon, Aweng juga berniat maju jadi Gubernur Sumut. Dalam beberapa even dialog dengan bakal calon, termasuk yang digelar Harian Sumut Pos, Aweng tampak hadir. Apakah sudah bulat niat Aweng maju di bursa Cagubsu?

“Tentu saja. Ini akan amanat dari musyarawah di Tapsel lalu. Jadi Pemuda Pancasila memang menunjuk saya agar turut berpartisipasi di pemilihan Gubsu mendatang,” kata Aweng. “Saya akan siap karena ini amanah,” sambungnya.

Tak tanggung-tanggung, soal majunya Aweng ini sudah disiapkan betul oleh seluruh lapisan anggota PP di daerah-daerah. “Kami punya kantor hingga pelosok daerah. Kami punya basis massa dan suara ril,” lanjut ayah tiga anak itu.

Hingga saat ini, Aweng berniat maju tanpa bantuan parpol alias independen. Sebagai syarat maju dari jalur independen, tentu saja Aweng harus mendapat dukungan nyata dari masyarakat dengan bukti nyata pula. “Soal itu, saya sudah mendapatkan dukungan lebih dari 400 ribu masyarakat. Masih kurang. Tapi masih ada waktu untuk menggalang dukungan,” katanya optimis.

Apa arti pemimpin menurut seorang Aweng? Sudah bertahun-tahun, Aweng memimpin Pemuda Pancasila. Tentu saja seni menjadi seorang pemimpin sedikit banyak sudah dikuasai.

“Pemimpin itu dilayani atau melayani? Melayani. Itulah konsep utama seorang pemimpin. Itu sudah saya lakoni di PP. Saya kerap turun ke daerah untuk berbaur langsung dengan masyarakat. Saya tahu benar apa yang mereka butuhkan. Untuk itu, saya berniat melanjutkan kedekatan dengan masyarakat dengan konsep-konsep yang lebih baik untuk kemajuan dan kemaslahatan masyarakat Sumut,” beber Aweng.

Aweng juga memberi masukan soal pemilihan calon pemimpin. Itu terkait isu yang menjurus sara, yang selama ini banyak dilakukan di tengah-tengah masyarakat. “Itu soal agama. Ya. Kita ini kan mau cari pemimpin, jadi bukan mau cari pastor atau ustadz. Jadi soal agama itu janganlah dibawa-bawa. Pilihlah pemimpin yang benar-benar mampu memajukan daerah dan mensejahterakan umat,” harap Aweng.

Suka duka selama menjadi ketua PP? “Banyaklah. Tapi menurut saya, lebih banyak sukanya,” katanya.

Aweng menuturkan bahwa selama ini dia meresapi dan menikmati menjadi seorang pemimpin. Tak untuk jadi beban. “Dukanya itu jelas sekali. Di PP ini banyak anggota yang minim betul pendidikannya. Itu yang harus dirangkul menjadi apa yang kita inginkan sesuai dengan konsep organisasi. Bagaimana caranya agar mereka semua berguna bagi sesama,” tegasnya.

“Sukanya ya itu tadi. Setiap hari saya memimpin, benar-benar saya nikmati tak jadi beban. Saya senang dan bangga melihat kesetiaan dan kekompakan anggota. Hingga pelosok daerah ini ada PP. Itu membuat saya bangga,” puji Aweng.

Di bulan Ramadan, tentu saja aktivitas Aweng tetap sibuk. Meski berpuasa, agenda harian tetap dijalankan. Termasuk juga dengan hobi.
Keluarga Shah, menurut Aweng nyaris punya hobi sama. Yakni mancing dan berburu. Aweng juga melakoni hobi itu. “Mancing tetap. Berburu juga. Itu hobi yang sudah turun menurun,” katanya.

Sambil sahur dengan menu sederhana namun menggugah selera, perbicangan dari hal berat hingga ringan terus dilakukan. Setelah puas cerita soal kepemimpinan, lalu soal hobi berburu menjadi topik mengasyikkan.

Aweng menuturkan pengalamannya berburu hingga pelosok daerah. Mulai dari berburu hama babi, hingga kisahnya ditantang memburu hewan yang terkenal mistis hingga sangat sulit dilumpuhkan. Dengan gaya khasnya, Aweng bercerita hingga waktu imsyak menjelang. “Imsak kan hanya tanda agar bersiap-siap menahan. Tapi waktu sebetulnya adalah saat azan subuh. Jadi yang masuk mau makan atau minum, ayo lanjutkan saja dulu,” katanya.
Tak terasa, azan subuh berkumandang. Seperti biasa, Aweng harus segera menunaikan ibadah salat subuh. Dengan demikian, perbincangan menarik sembari santap sahur di kediaman Aweng pun harus kami sudahi. (*)

Sahur di Rumah Tokoh Sumut, Anuar ‘Aweng’ Shah (22)

Hari demi hari di Ramadan terus berlalu, Tim Sahur Sumut Pos pun santap sahur di rumah Ketua MPW Pemuda Pancasila (PP) Sumut, Anuar Shah yang lebih akrab disapa Aweng, di Jalan Kiwi Medan Sunggal.

Tim Sumut Pos, Medan

SAHUR BERSAMA: Ketua MPW Pemuda Pancasila Anuar Shah  keluarga saat sahur bersama Sumut Pos.//ANDRI GINTING/SUMUT POS
SAHUR BERSAMA: Ketua MPW Pemuda Pancasila Anuar Shah dan keluarga saat sahur bersama Sumut Pos.//ANDRI GINTING/SUMUT POS
Memasuki kediamannya, tim disambut sejumlah penjaga rumah. Sesudah diantar ke ruang kerja tepat di depan kediaman pribadi Aweng, kami tak harus lama menanti. Aweng yang berkoko datang menemui. Perbincangan lalu mengalir. Aweng tampak begitu ramah dan mudah akrab. Cerita-cerita lucu dilontarkannya agar suasana mencair.

Perbincangan dimulai dari isu yang sedang hangat di Sumut. Apalagi kalau tak soal Pilgubsu yang akan digelar 2013. Tak lama lagi. Maka itu sejumlah bakal calon sudah bermunculan dan sudah mulai tebar pesona.

Konon, Aweng juga berniat maju jadi Gubernur Sumut. Dalam beberapa even dialog dengan bakal calon, termasuk yang digelar Harian Sumut Pos, Aweng tampak hadir. Apakah sudah bulat niat Aweng maju di bursa Cagubsu?

“Tentu saja. Ini akan amanat dari musyarawah di Tapsel lalu. Jadi Pemuda Pancasila memang menunjuk saya agar turut berpartisipasi di pemilihan Gubsu mendatang,” kata Aweng. “Saya akan siap karena ini amanah,” sambungnya.

Tak tanggung-tanggung, soal majunya Aweng ini sudah disiapkan betul oleh seluruh lapisan anggota PP di daerah-daerah. “Kami punya kantor hingga pelosok daerah. Kami punya basis massa dan suara ril,” lanjut ayah tiga anak itu.

Hingga saat ini, Aweng berniat maju tanpa bantuan parpol alias independen. Sebagai syarat maju dari jalur independen, tentu saja Aweng harus mendapat dukungan nyata dari masyarakat dengan bukti nyata pula. “Soal itu, saya sudah mendapatkan dukungan lebih dari 400 ribu masyarakat. Masih kurang. Tapi masih ada waktu untuk menggalang dukungan,” katanya optimis.

Apa arti pemimpin menurut seorang Aweng? Sudah bertahun-tahun, Aweng memimpin Pemuda Pancasila. Tentu saja seni menjadi seorang pemimpin sedikit banyak sudah dikuasai.

“Pemimpin itu dilayani atau melayani? Melayani. Itulah konsep utama seorang pemimpin. Itu sudah saya lakoni di PP. Saya kerap turun ke daerah untuk berbaur langsung dengan masyarakat. Saya tahu benar apa yang mereka butuhkan. Untuk itu, saya berniat melanjutkan kedekatan dengan masyarakat dengan konsep-konsep yang lebih baik untuk kemajuan dan kemaslahatan masyarakat Sumut,” beber Aweng.

Aweng juga memberi masukan soal pemilihan calon pemimpin. Itu terkait isu yang menjurus sara, yang selama ini banyak dilakukan di tengah-tengah masyarakat. “Itu soal agama. Ya. Kita ini kan mau cari pemimpin, jadi bukan mau cari pastor atau ustadz. Jadi soal agama itu janganlah dibawa-bawa. Pilihlah pemimpin yang benar-benar mampu memajukan daerah dan mensejahterakan umat,” harap Aweng.

Suka duka selama menjadi ketua PP? “Banyaklah. Tapi menurut saya, lebih banyak sukanya,” katanya.

Aweng menuturkan bahwa selama ini dia meresapi dan menikmati menjadi seorang pemimpin. Tak untuk jadi beban. “Dukanya itu jelas sekali. Di PP ini banyak anggota yang minim betul pendidikannya. Itu yang harus dirangkul menjadi apa yang kita inginkan sesuai dengan konsep organisasi. Bagaimana caranya agar mereka semua berguna bagi sesama,” tegasnya.

“Sukanya ya itu tadi. Setiap hari saya memimpin, benar-benar saya nikmati tak jadi beban. Saya senang dan bangga melihat kesetiaan dan kekompakan anggota. Hingga pelosok daerah ini ada PP. Itu membuat saya bangga,” puji Aweng.

Di bulan Ramadan, tentu saja aktivitas Aweng tetap sibuk. Meski berpuasa, agenda harian tetap dijalankan. Termasuk juga dengan hobi.
Keluarga Shah, menurut Aweng nyaris punya hobi sama. Yakni mancing dan berburu. Aweng juga melakoni hobi itu. “Mancing tetap. Berburu juga. Itu hobi yang sudah turun menurun,” katanya.

Sambil sahur dengan menu sederhana namun menggugah selera, perbicangan dari hal berat hingga ringan terus dilakukan. Setelah puas cerita soal kepemimpinan, lalu soal hobi berburu menjadi topik mengasyikkan.

Aweng menuturkan pengalamannya berburu hingga pelosok daerah. Mulai dari berburu hama babi, hingga kisahnya ditantang memburu hewan yang terkenal mistis hingga sangat sulit dilumpuhkan. Dengan gaya khasnya, Aweng bercerita hingga waktu imsyak menjelang. “Imsak kan hanya tanda agar bersiap-siap menahan. Tapi waktu sebetulnya adalah saat azan subuh. Jadi yang masuk mau makan atau minum, ayo lanjutkan saja dulu,” katanya.
Tak terasa, azan subuh berkumandang. Seperti biasa, Aweng harus segera menunaikan ibadah salat subuh. Dengan demikian, perbincangan menarik sembari santap sahur di kediaman Aweng pun harus kami sudahi. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/