MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pesawat jenis Hercules milik TNI Angkatan Udara besar dugaan dikomersilkan. Pasalnya dari beberapa keterangan keluarga dan sanak saudara korban, diungkapkan ada dikutip bayaran untuk bisa naik ke pesawat tersebut.
Kepada Sumut Pos, Selasa (30/6) malam, Ibnu Alian, sanak saudara dari korban pesawat jatuh yakni Irma Anggraeni (19), membeberkan hal itu. Meski tidak mendapat cerita langsung soal pembayaran, namun bukan kali perdana Irma menumpangi jenis pesawat dimaksud untuk mengunjungi orangtuanya sekaligus berlibur di Natuna Kepulauan Riau.
“Saya dengar ayahnya membayar Rp1 juta untuk bisa menumpangi pesawat tersebut,” katanya di RS Adam Malik Medan.
Ibnu merupakan ipar dari ayah Irma, yang diduga menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat Hercules. “Irma ini keluarga dari istri saya. Ayah dia satu bapak dengan istri saya. Mereka asli Kutacane,” katanya.
Diungkapkan Ibnu, ayah Irma yang bernama Khairul bekerja sebagai wiraswasta di Natuna. Sementara Irma bersekolah di Kutacane, Aceh. Setiap musim liburan sekolah, Irma kerap berlibur ke Natuna sembari bertemu dengan orangtuanya yang kerja di sana. “Sejak kemarin malam dia berangkat dari Kutacane menuju Medan via darat. Kalau dia sempat singgah ke rumah kami, mungkin gak seperti ini kejadiannya,” tuturnya.
Menurut Ibnu, Irma tidak kali ini saja menggunakan transportasi pesawat Hercules milik TNI AU, sebelumnya, sulitnya Medan yang ditempuh membuat pesawat tersebut jadi pilihan. “Kalau dari Natuna ke Medan dengan transportasi laut memakan waktu hingga dua minggu. Mungkin dia tahu ada transportasi dari TNI AU ini karena kenalannya, kami pun kurang tahu,” ucapnya.
Ibnu juga memastikan, Khairul bukanlah prajurit TNI melainkan sipil wiraswasta. Menurutnya, kepulangan Irma ke Natuna untuk melaporkan kepada orangtuanya bahwa dia ingin melanjutkan kuliah. Irma merupakan satu dari tiga anak Khairul “Dari informasi bapaknya, ketika sudah berada di pesawat, Irma sempat memberi kabar bahwa sudah di pesawat dan mau take off melalui sms,” katanya.
Setelah menerima pesan singkat anaknya, ia coba menghubungi sang buah hati namun tak kunjung dijawab. Alhasil ia menelepon Ibnu guna memastikan kondisi Irma. Hal itu pula yang melatarbelakangi Ibnu dan keluarga datang ke RS Adam Malik tadi malam.
Sementara itu, keluarga korban lainnya, S Sihombing juga tidak bisa menahan tangisnya. Sembari menujukkan foto keponakannya, Ester Yosephine Sihombing, siswi kelas III SMA Ignatius dan Yunita Sihombing yang masih duduk di kelas II SMP Ignatius Medan.
Katanya, kedua keponakannya tersebut ingin mengunjungi ayahnya yang bertugas sebagai Babinsa di Pulau Natuna. Lanjutnya, kedua keponakannya membayar tiket masing-masing sebesar Rp800 ribu per orang. Jadi totalnya Rp1.600.000. “Kalau naik pesawat komersil satu jutaan satu orang, mahal. Makanya mereka naik pesawat tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, A Sihombing juga tidak bisa menahan jeritannya. Anaknya, Risma yang baru saja tamat SMA berencana akan mengunjungi kakaknya yang bekerja di Natuna, ikut menjadi korban. “Anak saya baru kali ini naik pesawat ini, dia ditawari temannya. Anak saya bayar Rp900 ribu,” ujar warga Batubara ini.
Warga sipil dari Natuna juga disebut ikut di penerbangan itu. Ada empat mahasiswa Ranai dikabarkan ikut penerbangan Hercules tersebut. Keempatnya merupakan lulusan SMA Negeri I Ranai. Mereka adalah Sugiono, Viki, Jefry, dan Anand.