Tengkorak Bertumpuk di Pintu Belakang
PAYAKUMBUH- Bus PO Yanti jurusan Dumai-Tebingtinggi terbakar di kawasan Kelok Sembilan, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Akibatnya 14 orang dinyatakan tewas. 14 jenazah yang sudah menjadi tengkorak akibat terbakar ditemukan bertumpuk di belakang pintu keluar bus.
Peristiwa tragis ini tepatnya terjadi di Dusun Hulu Air Kecamatan Harau, Selasa (1/5) pukul 04.30 WIB. “Saya kaget ada suara orang ramai sekali di luar. Bapak menyuruh saya melihat apa yang terjadi. Saya jalan ke halaman dan saya lihat beberapa orang sibuk mencari-cari air. Saya tunjukkan selang air pada mereka. Tapi api sudah besar dan mereka sudah tak bisa memadamkannya,” ungkap Zedna Yulida (28) penduduk yang tinggal paling dekat dengan TKP.
Rumah Zedna berada persis di bukit kecil sebelah kiri jalan raya di mana mobil bus PO Yanti BA 3635 L dilalap si jago merah. Zedna hanya menyaksikan suasana panik para penumpang yang sudah berada di luar bus dari bawah pohon mangga di atas bukit di halaman rumahnya.
“Saya tak mendengar jeritan atau apapun dari atas bus yang terbakar itu. Saya pikir semua penumpang sudah turun dan tidak ada yang tinggal,” tambahnya.
Zedna baru mengetahui adanya korban terbakar setelah sejam kemudian datang mobil pemadam kebakaran. Setelah api padam tiba-tiba pintu belakang mobil bus terbuka sendiri dan mereka melihat banyak tengkorak orang bertumpukan. “Barulah saya tahu ada orang yang terbakar di dalam sana,” cerita Zedna sambil menghapus butiran air matanya. Ibu muda ini terlihat sedih menceritakan peristiwa yang disaksikannya itu. “Saya sama sekali tak menyangka,” tambahnya.
Dalam kebakaran bus itu, 13 penumpang yang meninggal. “Terdiri dari 3 orang perempuan dewasa, 3 orang laki-laki dewasa, 4 orang anak-anak, 1 balita, dan 2 orang anak perempuan,” ungkap Kapolres Limapuluh Kota AKBP Partono kepada Riau Pos grup Sumut Pos) di RSUD dr Adnan WD Payakumbuh.
Kapolres mengatakan, penyebab pasti kebakaran itu belum bisa dipastikan. “Ini bisa saja karena kesalahan teknik ataupun kesalahan manusia. Tapi kita masih mendalaminya. Sampai saat ini kita sudah periksa 11 saksi,” ungkap Kapolres.
Sementara itu supir dan kernet bus PO Yanti naas itu sudah menyerahkan diri mereka ke Polres Limapuluh. Sebelumnya, ketika terjadi kebakaran keduanya memang melarikan diri dengan meninggalkan penumpang yang terkurung dalam bus. “Sekitar pukul 04.30 pagi mereka menyerahkan diri. Pengakuan mereka, mereka sudah berusaha memadamkan api tapi gagal. Mereka langsung meninggalkan TKP dan menyerahkan diri ke sini,” ungkap Kapolres.
Sebagai iktikat baik tanggung jawab keduanya, mereka langsung diamankan di Mapolres. Dalam waktu 1×24 jam status mereka baru akan ditingkatkan jadi penahanan.
Satu Ambulance Ikut Terbakar
Di sisi lain, satu dari empat unit ambulans milik RSUD Adnan WD Payakumbuh terbakar. Ambulance itu terbakar saat petugas medis, tengah mengevakuasi 13 jenazah korban. “Kita punya 4 unit ambulans. Dua ambulance digunakan untuk mengevakuasi korban tewas dan korban selamat. Dari 2 ambulans itu, salah satunya ikut terbakar saat evakuasi jenazah berlangsung,” kata Direktur RSUD Adnan WD Payakumbuh dr Herijon, Selasa pagi.
Herijon mengaku, tidak tahu persis penyebab terbakarnya ambulance RSUD Adnan WD. “Ambulans itu memang sudah tua. Tadi karena kondisi darurat, tetap kita gunakan untuk evakuasi jenazah. Beruntung, saat ambulans terbakar, tidak ada jenazah atau korban bus Yanti yang sedang dievakuasi,” kata Herijon.
Sampai kemarin siang, ambulance RSDU Adnan WD yang terbakar saat mengavakuasi jenazah korban bus Yanti belum diperbaiki. Untuk menagngkut jenazah korban yang sudah dikenali identitasnya dari dari rumah sakit menuju alamat masing-masing.
“Seluruh tenaga medis juga kita siagakan di rumah sakit. Kita akan berkordinasi lebih lanjut, dengan tim Disaster Victim Identification Polda Sumbar,” kata Herijon didampingi Kepala Badan Kesbang Penanggulangan Bencana Daerah Payakumbuh Yufnani Awai.
Wakil Wali Kota Payakumbuh Syamsul Bahri Dt Bandaro Putiah, saat membesuk korban selamat, meminta seluruh jajaran RSUD Adnan WD agar memberi pelayanan prima. “Ini adalah musibah Sumatera Barat. Musibah nasional. Seluruh jajaran RSUD Adnan WD, kita minta bekerja lebih ekstra, dalam menangani korban terbakarnya bus Yanti. Kita juga akan terus berkordinasi dengan pemerintah provinsi,” ujar Syamsul Bahri. (len/fd/frv/rpg)