29.3 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Akibat Erupsi Gunung Ruang, Dua Pulau Dikosongkan, Warga Dievakuasi, BNPB Estimasikan Evakuasi 12 Ribu Warga

SUMUTPOS.CO – Erupsi Gunung Ruang membuat potensi bahaya untuk warga sekitarnya. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengestimasi jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Ruang mencapai 11 ribu jiwa hingga 12 ribu jiwa. Selain abu vulkanik, diketahui GUnung Ruang juga mengeluarkan gas oksida sulfur (SO2) yang membahayakan pernafasan.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menuturkan, berdasarkan pengalaman erupsi Gunung Ruang pada April, BNPB melakukan estimasi jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Ruang akan mencapai 11 ribu jiwa hingga ribu jiwa. “Proses evakuasi terus berlangsung dengan kerjasama semua pihak, BNPB, BPBD, TNI, Polri, dan lainnya,” ujarnya.

Berdasarkan rekomendasi PVMBG wilayah berbahaya dengan radius 7 kilometer, maka terdapat dua pulau yang akan dikosongkan karena masuk dalam radius tersebut. Yakni, Pulau Ruang dan Pulau Tagulandang. Untuk di Pulau Ruang tercatat terdapat 834 warga. Warga Pulau Ruang ini dievakuasi ke Manado. “Semua diproses ya,” tuturnya.

Lalu, warga Pulau Tagulandang dievakuasi ke Pulau Siau. Pulau Siau dipastikan berada di luar radius 7 km dari Gunung Ruang “Kedua pulau itu tidak boleh ada aktivitas apapun dari masyarakat. Juga dihimbau masyarakat menghindari wilayah pesisir hingga kami menyatakan aman,” terangnya.

Dia mengatakan, erupsi kali ini berbeda dengan erupsi yang terjadi beberapa waktu lalu. Sebab, dalam erupsi ini terlihat banyak material vulkanik yang masuk ke dalam laut. “Kalau erupsi sebelumnya radiusnya hanya 6 kilometer, erupsi kali ini radiusnya 7 kilometer,” paparnya.

Sementara Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menerangkan, ketinggian letusan abu vulkanik mencapai 5.724 mdpl yang berpotensi meningkat dengan tinggi kolom hingga 6 ribu mdpl. “Teramati dari citra satelit letusan abu vulkanik berdampak hingga Maluku Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan Sebagian Kalimantan,” ujarnya.

Emisi abu vulkanik dengan tinggi kolom tersebut diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap wilayah udara di sekitarnya. “Sehingga, penting untuk meningkatkan kesadaran situasional akan letusan gunung berapi,” jelasnya.

Sementara Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Sulut Muhammad Candra menjelaskan, berdasarkan BMKG diketahui bahwa Gunung Ruang tidak hanya memuntahkan abu vulkanik, tapi juga gas Oksida Sulfur (SO2). “Pada erupsi 30 April itu abu vulkanik dan SO2,” jelasnya.

SO2 tersebut tersebar ke arah Barat yang mencapai 400-1.000 molekul per sentimeter persegi. Gas tersebut bisa menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Masyarakat dihimbau untuk menggunakan masker dan pelindung saat beraktivitas di luar rumah. “Waspadai bahaya SO2,” tuturnya.

Kantor SAR Manado kembali menyiagakan personel untuk membantu masyarakat yang terdampak letusan Gunung Ruang. Mereka bergerak untuk mengevakuasi masyarakat ke lokasi yang lebih aman.

Kepala Kantor SAR Manado Monce Brury menyampaikan bahwa pihaknya terus mengupayakan evakuasi masyarakat dari Pulau Tagulandang. “Kantor SAR Manado menyiagakan KN SAR Bima Sena untuk mengevakuasi masyarakat dibantu kapal TNI dan Kapal Ferry Lohoraung,” ungkap dia, kemarin.

Monce mengatakan, pihaknya menyiagakan 41 personel. Terdiri atas ABK KN SAR Bima Sena dan regu penyelamat. Berdasar data yang diterima oleh Jawa Pos, kemarin sudah ada 109 orang yang dievakuasi oleh Kantor SAR Manado dari Pulau Tagulandang. Mereka dibawa ke Pelabuhan Mute.

Evakuasi akan terus dilakukan demi memastikan keselamatan masyarakat terdampak erupsi Gunung Ruang. Selain itu, Kantor SAR Manado mengingatkan agar masyarakat memerhatikan kesehatan mereka.

Sebab, abu vulkanik yang menyebar pasca erupsi dapat menyebabkan terjadinya gangguan pernapasan. “Jadi, kami himbau agar pergunakan masker setiap beraktivitas di luar rumah,” terang Monce.

Dia menegaskan, pihaknya akan terus siaga sampai kondisi dan situasi membaik. “Untuk memberikan kenyamanan, masyarakat Kepulauan Tagulandang agar tidak panik atau gelisah dengan kejadian seperti ini,” ujarnya.

Namun demikian, Kantor SAR Manado mengajak masyarakat tetap waspada dan tidak bertindak gegabah. “Mari kita sama-sama berdoa agar kejadian letusan Gunung Ruang bisa cepat selesai, kami Kantor SAR Manado akan selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah atau instansi terkait untuk menjamin kenyamanan masyarakat,” ujarnya. (idr/syn/jpg/ila)

SUMUTPOS.CO – Erupsi Gunung Ruang membuat potensi bahaya untuk warga sekitarnya. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengestimasi jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Ruang mencapai 11 ribu jiwa hingga 12 ribu jiwa. Selain abu vulkanik, diketahui GUnung Ruang juga mengeluarkan gas oksida sulfur (SO2) yang membahayakan pernafasan.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menuturkan, berdasarkan pengalaman erupsi Gunung Ruang pada April, BNPB melakukan estimasi jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Ruang akan mencapai 11 ribu jiwa hingga ribu jiwa. “Proses evakuasi terus berlangsung dengan kerjasama semua pihak, BNPB, BPBD, TNI, Polri, dan lainnya,” ujarnya.

Berdasarkan rekomendasi PVMBG wilayah berbahaya dengan radius 7 kilometer, maka terdapat dua pulau yang akan dikosongkan karena masuk dalam radius tersebut. Yakni, Pulau Ruang dan Pulau Tagulandang. Untuk di Pulau Ruang tercatat terdapat 834 warga. Warga Pulau Ruang ini dievakuasi ke Manado. “Semua diproses ya,” tuturnya.

Lalu, warga Pulau Tagulandang dievakuasi ke Pulau Siau. Pulau Siau dipastikan berada di luar radius 7 km dari Gunung Ruang “Kedua pulau itu tidak boleh ada aktivitas apapun dari masyarakat. Juga dihimbau masyarakat menghindari wilayah pesisir hingga kami menyatakan aman,” terangnya.

Dia mengatakan, erupsi kali ini berbeda dengan erupsi yang terjadi beberapa waktu lalu. Sebab, dalam erupsi ini terlihat banyak material vulkanik yang masuk ke dalam laut. “Kalau erupsi sebelumnya radiusnya hanya 6 kilometer, erupsi kali ini radiusnya 7 kilometer,” paparnya.

Sementara Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menerangkan, ketinggian letusan abu vulkanik mencapai 5.724 mdpl yang berpotensi meningkat dengan tinggi kolom hingga 6 ribu mdpl. “Teramati dari citra satelit letusan abu vulkanik berdampak hingga Maluku Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan Sebagian Kalimantan,” ujarnya.

Emisi abu vulkanik dengan tinggi kolom tersebut diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap wilayah udara di sekitarnya. “Sehingga, penting untuk meningkatkan kesadaran situasional akan letusan gunung berapi,” jelasnya.

Sementara Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Sulut Muhammad Candra menjelaskan, berdasarkan BMKG diketahui bahwa Gunung Ruang tidak hanya memuntahkan abu vulkanik, tapi juga gas Oksida Sulfur (SO2). “Pada erupsi 30 April itu abu vulkanik dan SO2,” jelasnya.

SO2 tersebut tersebar ke arah Barat yang mencapai 400-1.000 molekul per sentimeter persegi. Gas tersebut bisa menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Masyarakat dihimbau untuk menggunakan masker dan pelindung saat beraktivitas di luar rumah. “Waspadai bahaya SO2,” tuturnya.

Kantor SAR Manado kembali menyiagakan personel untuk membantu masyarakat yang terdampak letusan Gunung Ruang. Mereka bergerak untuk mengevakuasi masyarakat ke lokasi yang lebih aman.

Kepala Kantor SAR Manado Monce Brury menyampaikan bahwa pihaknya terus mengupayakan evakuasi masyarakat dari Pulau Tagulandang. “Kantor SAR Manado menyiagakan KN SAR Bima Sena untuk mengevakuasi masyarakat dibantu kapal TNI dan Kapal Ferry Lohoraung,” ungkap dia, kemarin.

Monce mengatakan, pihaknya menyiagakan 41 personel. Terdiri atas ABK KN SAR Bima Sena dan regu penyelamat. Berdasar data yang diterima oleh Jawa Pos, kemarin sudah ada 109 orang yang dievakuasi oleh Kantor SAR Manado dari Pulau Tagulandang. Mereka dibawa ke Pelabuhan Mute.

Evakuasi akan terus dilakukan demi memastikan keselamatan masyarakat terdampak erupsi Gunung Ruang. Selain itu, Kantor SAR Manado mengingatkan agar masyarakat memerhatikan kesehatan mereka.

Sebab, abu vulkanik yang menyebar pasca erupsi dapat menyebabkan terjadinya gangguan pernapasan. “Jadi, kami himbau agar pergunakan masker setiap beraktivitas di luar rumah,” terang Monce.

Dia menegaskan, pihaknya akan terus siaga sampai kondisi dan situasi membaik. “Untuk memberikan kenyamanan, masyarakat Kepulauan Tagulandang agar tidak panik atau gelisah dengan kejadian seperti ini,” ujarnya.

Namun demikian, Kantor SAR Manado mengajak masyarakat tetap waspada dan tidak bertindak gegabah. “Mari kita sama-sama berdoa agar kejadian letusan Gunung Ruang bisa cepat selesai, kami Kantor SAR Manado akan selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah atau instansi terkait untuk menjamin kenyamanan masyarakat,” ujarnya. (idr/syn/jpg/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/