‘Suster, Setelah ini Kita Tidak Bertemu Lagi’
Inilah kata-kata terakhir yang diucapkan Ester Yoshepine Sihombing (17), salah satu korban kecelakaan pesawat Hercules. Kata-kata tersebut diucapkan Ester pada Kepala Sekolah tempatnya menimba ilmu di SMA Santo Ignasius Medan, Tarcisia Hemas Kssy, usai perhelatan pesta berkaulnya yang ke 25 tahun pada 20 Juni lalu.
“Jadi Ester ucapkan selamat kepada saya. Lalu dia bilang. Suster, setelah ini kita tidak akan bertemu lagi,” ucap Tarcisia saat ditemui di RSUP H.Adam Malik.
Mendengar itu, Tarcisia langsung menepuk pelan kening Ester dan berkata mereka pasti akan bertemu. Namun Ester tidak menimpali perkataan Tarcisia dan langsung membalikkan badannya. “Saya bilang kita pasti akan bertemu lagi. Jelas kita tidak bertemu karena libur. Tapi dia langsung membalikkan badannya,” ungkapnya.
Pesan terakhir memang sudah tersurat lewat kelakuan Ester yang sangat berbeda di penampilan terbaiknya di perpisahan akhir tahun ajaran di sekolahnya 20 Juni lalu.
Tapi sungguh tak ada tersirat bawa itu adalah kali terakhirnnya Ester menunjukkan bakat multitalentanya. Ester sangat terlihat menarik sekali di hari itu dengan menampilkan bakat menyanyi solonya, bermain teater dengan peran pertamanya sebagai cinderella bersandal swalow, dan mengalunkan suara soprannya dalam tim paduan suara.
Di samping itu, hal tersurat lainnya ada pada nyanyian Ester yang berjudul jangan menangis mama. Seluruh guru kabarnya terkejut dengan nyanyian gadis yang baru saja merayakan ulang tahunnya ke 17 tahun pada 21 Juni lalu. Padahal guru keseniannya, Maju Purba (25), sudah melarangnya untuk menyanyikan lagu itu. Tapi Ester terus bertahan untuk menyanyikannya. Ester mengatakan kepada persembahkan lagu itu untuk mamanya yang berada di Natuna bersama sang ayah.
“Liriknya seperti ini, ‘mama jangan kau menangis. Lihat anakmu di sini’. Benar mamanya akan datang ke sini untuk melihatnya. Padahal saya sudah larang dia nyanyi itu tapi dia paksa. Ester benar-benar sangat menarik sekali waktu itu. Semuanya sangat indah dibawakannya. Tapi ternyata itu persembahan terbaiknya yang terakhir,” ujar Maju.
Isak tangis dan kesedihan perguruan Santo Ignasius sebenarnya tidak hanya untuk Ester. Sebab rasa sedih ini juga dilabuhkan untuk adik Ester, yaitu Rita Yuanita Sihombing (14) yang juga bersekolah di SMP Santo Ignasius. Rita juga berada di dalam ‘burung besi’ naas itu.
Dijelaskan Tarcisia, keduanya hendak liburan ke Natuna untuk menemui kedua orang tuanya. Ayah Ester adalah bertugas di Natuna sebagai TNI AD, Sahata Sihombing. Awalnya, kedua orangtuanya melarang kepergian Ester dan Rita. Sebab baru Desember 2014 kemarin keduanya datang ke Natuna. Namun rasa rindu mendalam tak bisa lagi dibendung. Setahu Tarcisia, Ester dan Rita biasa terbang menaikki pesawat komersil diantar pamannya yang berada di Medan ke bandara. Begitu jiga di hari terakhir, pamannya lah yang juga mengantar Tarcisia ke bamdara lanud Soewondo.
Kabar duka pun didapat Tarcisia awalnya dari sang ibu, Dewi Situmeang yang meneleponnya sekitar pukul 13.20 WIB. Namun isak tangis sang ibu membuat Tarcisia meminta agar ibu Ester menenangkan dirinya dulu. Baru pada pukul 17.00 WIB sang ayah mengabarkan kembali kepadanya bahwa positif, Ester dan Yuanita menjadi korban pesawat Hercules tersebut. Sontak dirinya begitu syok. Dia sangat sedih karena harus kehilangan Ester yang mandiri, kreatif, pintar dan nggak mudah mengeluh.
“Kemarin kami sudah ke adam malik bersama guru-guru. Hari ini kami bawa murid-murid juga. Ada guru-guru juga. Berkumpul tadi pagi di sekolah,” ujar Tarcisia.