25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Beginilah Ratapan Sanak-Saudara Korban di Kamar Mayat

‘Heriyanti Susul Cucu ke Liang Lahat’
Duka mendalam juga menyelimuti keluarga Heriyati (50), warga Jalan Kemuning, Gang Keluarga, Kelurahan Jati Utomo, Binjai Utara. Istri dari (Alm) Serma M Yusuf Nasution ini juga ikut menjadi korban tewas atas insiden pesawat yang usianya sudah setengah abad itu. Dimana korban yang saat itu hendak mengunjungi anaknya yang berada di Natuna, Kepulauan Riau, Pekanbaru.

Foto: riadi/PM Seorang warga memperhatikan foto-foto dokumentasi saat terjadinya kecelakaan pesawat di Jalan jamin Ginting Medan.
Foto: riadi/PM
Seorang warga memperhatikan foto-foto dokumentasi saat terjadinya kecelakaan pesawat di Jalan jamin Ginting Medan.

Menurut Supriyatno (55), abang kandung Heriyati saat ditemui di kediaman korban menceritakan, kalau Heriyati memang ikut menumpang pesawat Hercules dan ingin terbang ke Pulau Natuna untuk menemui putrinya, Novita Andriyani alias Dede.

“Dia mau nemui anaknya,” terang Suprianto, di rumah duka ketika menunggu jenazah, Rabu (1/7) siang. Tujuan lain kepergian Heriyati ke Natuna adalah, untuk menemani sang putri yang bekerja di kantor Bupati Natuna, setelah sang suaminya Praka Asperin Ramadhani pindah tugas ke Pontianak, Kalimantan Barat. “Menantu Heriyati ini tentara. Sebelumnya bertugas di Natuna. Sekitar 2 bulan lalu, pindah tugas ke Pontianak. Putrinya, Dede masih menetap di Natuna,” kata Heriyanto.

Diceritakan pria yang tinggal di Tanjung Lenggang, Bahorok, Kabupaten Langkat itu lagi, Dede lah yang meminta Heriyati untuk datang ke Natuna, agar Dede memiliki teman, setelah suaminya pindah tugas ke Pontianak.

Pihak keluarga juga tidak mengetahui, mengapa nenek 2 cucu tersebut naik pesawat Hercules dan tidak naik pesawat komersial. “Saya juga tidak tahu kenapa Heriyati naik Hercules. Mungkin, dia berpikir karena ada transit-transit itu, makanya dia naik Hercules,” katanya. Dijelaskannya lagi, Heriyati pergi ke Lanud Soewondo Medan, setelah sholat Subuh dan diantar menantunya, Wanda. “Heriyati diantarkan ke Lanud Soewondo oleh menantunya,” ujar Supriyatno. Sementara menurut Heriyanto (38), adik kandung Heriyati saat di rumah duka menceritakan, dia tidak tahu kalau kakaknya akan pergi ke Natuna untuk menemui Dede. Bahkan, malam sebelum Heriyati akan pergi ke Medan, dia dan kakaknya itu sempat bercanda malam harinya. Dengan mata berkaca-kaca, Heriyanto sedih setelah mengetahui kalau kakaknya ikut menjadi korban tewas dalam kecelakaan pesawat Hercules. “Saya nggak tau kalau kakak ikut naik pesawat itu. Makanya saya sedih sekali setelah tahu kalau kakak saya yang ikut meninggal,” sebutnya.

Sebelum Heriyati meninggal, sekitar 3 bulan lalu ia juga mengalami kemalangan. Cucu kandung Heriyati yang juga adalah anak dari pasangan Novita Andriyani alias Dede dan Praka Asperin Ramadhani, meninggal dunia setelah dioperasi di salah satu rumah sakit di Binjai. “Belum saja hilang dalam ingatan kejadian cucunya meninggal, kini Allah sudah menjemput Heriyati,” kenang Heriyanto.

Dijelaskannya, pada tahun 2011 lalu suami Heriyati, (Alm) Serma M Yusuf Nasution meninggal dunia di salah satu warung kopi, setelah selesai bermain catur bersama temannya.. Selang 10 hari pasca suaminya meninggal, Heriyati kembali dirundung dukacita. Dimana anak kandung Heriyati bernama Niko Apriandi alias Andi, tewas ditabrak truk container di Jalan Medan – Binjai km 12, Sunggal, Deliserdang. “Padahal Niko ini anak satu-satunya laki-laki. Dia tewas ditabrak truk saat hendak mau ke Medan,” ujarnya lagi mengenang kejadian itu.

Saat kejadian, katanya lagi, alumnus salah satu Perguruan Tinggi di Jogyakarta jurusan Pertanahan tersebut, bersama temannya berbocengan naik kereta. Namun, di lokasi kejadian, mereka disambar truk. Andi jatuh ke sebelah kanan, sedangkan temannya jatuh di sebelah kiri. “Hanya anak kakak yang ditabrak truk itu,” serunya. Diutarakannya, Heriyati adalah orang yang sangat baik dan tidak mengetahui sakit hati. “Kakak ini sangat baik dan tidak tahu sakit hati. Memang dia orangnya suka bercanda dan ceplas-ceplos ngomongnya, tambahnya.

Tidak berapa lama, jenazah Heriyati kemudian tiba di rumah duka. Jenazahnya sudah dimasukkan ke dalam peti dan diangkut menggunakan Ambulance milik RS Materna, Medan. Warga yang sudah berkumpul tampak histeris melihat saat peti mati dikeluarkan dari dalam mobil. Dede juga tampak histeris setelah tiba di rumah. Dede juga nyaris pingsan. “Ma. Mama, mengapa mama tinggalkan kami. Mama kok nggak sampai ke Natuna,” ujarnya berteriak histeris. Teriakan Dede juga mengundang tangisan para pelayat. Setelah di sholatkan, kemudian jenazah Heriyati dimakamkan di TPU tidak jauh dari kediamannya.

‘Heriyanti Susul Cucu ke Liang Lahat’
Duka mendalam juga menyelimuti keluarga Heriyati (50), warga Jalan Kemuning, Gang Keluarga, Kelurahan Jati Utomo, Binjai Utara. Istri dari (Alm) Serma M Yusuf Nasution ini juga ikut menjadi korban tewas atas insiden pesawat yang usianya sudah setengah abad itu. Dimana korban yang saat itu hendak mengunjungi anaknya yang berada di Natuna, Kepulauan Riau, Pekanbaru.

Foto: riadi/PM Seorang warga memperhatikan foto-foto dokumentasi saat terjadinya kecelakaan pesawat di Jalan jamin Ginting Medan.
Foto: riadi/PM
Seorang warga memperhatikan foto-foto dokumentasi saat terjadinya kecelakaan pesawat di Jalan jamin Ginting Medan.

Menurut Supriyatno (55), abang kandung Heriyati saat ditemui di kediaman korban menceritakan, kalau Heriyati memang ikut menumpang pesawat Hercules dan ingin terbang ke Pulau Natuna untuk menemui putrinya, Novita Andriyani alias Dede.

“Dia mau nemui anaknya,” terang Suprianto, di rumah duka ketika menunggu jenazah, Rabu (1/7) siang. Tujuan lain kepergian Heriyati ke Natuna adalah, untuk menemani sang putri yang bekerja di kantor Bupati Natuna, setelah sang suaminya Praka Asperin Ramadhani pindah tugas ke Pontianak, Kalimantan Barat. “Menantu Heriyati ini tentara. Sebelumnya bertugas di Natuna. Sekitar 2 bulan lalu, pindah tugas ke Pontianak. Putrinya, Dede masih menetap di Natuna,” kata Heriyanto.

Diceritakan pria yang tinggal di Tanjung Lenggang, Bahorok, Kabupaten Langkat itu lagi, Dede lah yang meminta Heriyati untuk datang ke Natuna, agar Dede memiliki teman, setelah suaminya pindah tugas ke Pontianak.

Pihak keluarga juga tidak mengetahui, mengapa nenek 2 cucu tersebut naik pesawat Hercules dan tidak naik pesawat komersial. “Saya juga tidak tahu kenapa Heriyati naik Hercules. Mungkin, dia berpikir karena ada transit-transit itu, makanya dia naik Hercules,” katanya. Dijelaskannya lagi, Heriyati pergi ke Lanud Soewondo Medan, setelah sholat Subuh dan diantar menantunya, Wanda. “Heriyati diantarkan ke Lanud Soewondo oleh menantunya,” ujar Supriyatno. Sementara menurut Heriyanto (38), adik kandung Heriyati saat di rumah duka menceritakan, dia tidak tahu kalau kakaknya akan pergi ke Natuna untuk menemui Dede. Bahkan, malam sebelum Heriyati akan pergi ke Medan, dia dan kakaknya itu sempat bercanda malam harinya. Dengan mata berkaca-kaca, Heriyanto sedih setelah mengetahui kalau kakaknya ikut menjadi korban tewas dalam kecelakaan pesawat Hercules. “Saya nggak tau kalau kakak ikut naik pesawat itu. Makanya saya sedih sekali setelah tahu kalau kakak saya yang ikut meninggal,” sebutnya.

Sebelum Heriyati meninggal, sekitar 3 bulan lalu ia juga mengalami kemalangan. Cucu kandung Heriyati yang juga adalah anak dari pasangan Novita Andriyani alias Dede dan Praka Asperin Ramadhani, meninggal dunia setelah dioperasi di salah satu rumah sakit di Binjai. “Belum saja hilang dalam ingatan kejadian cucunya meninggal, kini Allah sudah menjemput Heriyati,” kenang Heriyanto.

Dijelaskannya, pada tahun 2011 lalu suami Heriyati, (Alm) Serma M Yusuf Nasution meninggal dunia di salah satu warung kopi, setelah selesai bermain catur bersama temannya.. Selang 10 hari pasca suaminya meninggal, Heriyati kembali dirundung dukacita. Dimana anak kandung Heriyati bernama Niko Apriandi alias Andi, tewas ditabrak truk container di Jalan Medan – Binjai km 12, Sunggal, Deliserdang. “Padahal Niko ini anak satu-satunya laki-laki. Dia tewas ditabrak truk saat hendak mau ke Medan,” ujarnya lagi mengenang kejadian itu.

Saat kejadian, katanya lagi, alumnus salah satu Perguruan Tinggi di Jogyakarta jurusan Pertanahan tersebut, bersama temannya berbocengan naik kereta. Namun, di lokasi kejadian, mereka disambar truk. Andi jatuh ke sebelah kanan, sedangkan temannya jatuh di sebelah kiri. “Hanya anak kakak yang ditabrak truk itu,” serunya. Diutarakannya, Heriyati adalah orang yang sangat baik dan tidak mengetahui sakit hati. “Kakak ini sangat baik dan tidak tahu sakit hati. Memang dia orangnya suka bercanda dan ceplas-ceplos ngomongnya, tambahnya.

Tidak berapa lama, jenazah Heriyati kemudian tiba di rumah duka. Jenazahnya sudah dimasukkan ke dalam peti dan diangkut menggunakan Ambulance milik RS Materna, Medan. Warga yang sudah berkumpul tampak histeris melihat saat peti mati dikeluarkan dari dalam mobil. Dede juga tampak histeris setelah tiba di rumah. Dede juga nyaris pingsan. “Ma. Mama, mengapa mama tinggalkan kami. Mama kok nggak sampai ke Natuna,” ujarnya berteriak histeris. Teriakan Dede juga mengundang tangisan para pelayat. Setelah di sholatkan, kemudian jenazah Heriyati dimakamkan di TPU tidak jauh dari kediamannya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/