SUMUTPOS.CO – Ratusan truk mengepung Kantor Gubernur Jawa Tengah, menjelang berakhir masa jabatan Ganjar Pranowo, Senin (4/9) lalu. Bukan untuk demonstrasi, mereka justru ingin menobatkan politikus berambut putih itu sebagai Bapak Truk Nusantara.
LEBIH dari 130 truk itu mulai berkumpul di sepanjang Jalan Pahlawan, Kota Semarang, sekira pukul 14.15 WIB. Tampilan truk-truk itu agak berbeda, karena di setiap bak truk ada gambar Ganjar Pranowo dengan berbagai pose dan n
quote unik yang beragam. Para sopir truk yang tergabung dalam Komunitas Truk Nusantara tersebut sengaja datang untuk menyampaikan terima kasih kepada Ganjar.
“Sebenarnya sejak tahun lalu, teman-teman komunitas truk ingin menobatkan (Pak Ganjar) sebagai Bapak Truk Nusantara karena komunitas truk ingin punya bapak angkat yang bisa melindungi dan mengayomi,” ujar Koordinator Aksi Kopdar Truk Nusantara, Om Irul Explor.
Menurut Irul, penobatan itu bukan tanpa alasan. Ganjar dinilai berperan dalam membasmi pungutan liar (pungli) di jembatan timbang, sehingga membuat para sopir truk nyaman dalam bekerja. Pada 2014, atau satu tahun menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar langsung “bersih-bersih” di tubuh birokrasi pemerintahan, salah satunya di jembatan timbang.
“Dari awal kepemimpinannya, Pak Ganjar sudah langsung membuat gebrakan. Tindakannya nyata membasmi pungli di jembatan timbang Subah Batang, dan itu luar biasa. Dampaknya pungli semakin minim. Pak Ganjar juga membuka layanan aduan yang apabila ada pungli, bisa lapor dan langsung ditindak,” paparnya.
Sikap tegas dari Ganjar bukan hanya berdampak pada sopir truk di Jawa Tengah, melainkan juga dari daerah lain di Indonesia. “Maka, kita ada sekitar 125 sampai 130 truk datang ke sini, dan tiap truk rata-rata tiga orang. Ada dari Madura, Pacitan, Malang, Kuningan, dan berbagai daerah di Jateng. Kami berharap, ketegasan Pak Ganjar bisa dilanjutkan oleh pemimpin Jawa Tengah berikutnya,” ungkapnya.
Ade Hermanto, seorang sopir truk ekspedisi mengaku, tidak ada lagi pungli pada jembatan timbang di Jawa Tengah sejak Ganjar marah-marah. “Dulu sopir harus menyiapkan amplop untuk bisa lolos dari jembatan timbang. Sejak Pak Ganjar ngamuk sudah aman. Sekarang hanya siapkan surat-surat saja,” terangnya.
Setelah sejam, Ganjar pun menemui para sopir truk dari berbagai daerah tersebut. Ganjar lantas menyapa satu-satu para sopir, sekaligus melihat truk-truk yang terparkir rapi itu. “Dari sidak jembatan timbang dan beberapa keluhan dari sopir truk itu semoga dapat membuat pemerintah bersikap lebih baik sehingga para sopir truk nyaman di jalan,” tandasnya.
Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin mengapresiasi Pemerintah Jawa Tengah (Jateng) dalam memberantas pungutan liar (pungli). “Pada dasarnya, dunia usaha akan diuntungkan jika pemerintah bisa menekan beban ekonomi tinggi (high cost economy) dalam sebuah perekonomian. Apalagi high cost economy yang muncul karena aksi pungli,” ujar Gunawan kepada Sumut Pos di Medan, Minggu (1/10).
Dalam hal ini, lanjutnya, upaya untuk mendorong kebijakan yang pro growth (pertumbuhan) dengan memberikan layanan birokrasi yang efektif dan efisien serta bebas pungli mutlak dibutuhkan. Termasuk di sektor usaha transportasi. Karena, sambung Gunawan, cara menghapus pungli itu dimulai dari kebijakan yang tegas dan pengenaan sanksi yang jelas.
“Wajar saja jika kebijakan tersebut diapreasisi oleh para supir truk. Yang penting pemerintah bisa menjamin ketersediaan infrastruktur jalan tetap terjaga dengan baik. Dan kebijakan menekan pungli di jalur transportasi juga turut berkontribusi dalam menekan laju tekanan inflasi. Khususnya inflasi dari jalur logistik,” tandasnya. (rel/wik/dwi)