Serah Terima Bandara ke Menteri BUMN 11 Januari
JAKARTA – Pengembangan Bandara Silangit di Tapanuli Utara (Taput) akan diarahkan sepenuhnya untuk memikat para wisatawan agar mau berkunjung ke Danau Toba. Karenanya, wajah bandara akan dipoles sedemikian rupa hingga berbeda dengan bandara biasa.
Khusus terminalnya akan mendapat perhatian, ditata agar bisa memiliki daya jual dari aspek industri wisata. “Jadi karena Bandara Silangit ini untuk kepentingan wisata Danau Toba, maka untuk terminalnya nanti akan ditata agar bagus, agar lebih bisa menjual, mendongkrak jumlah wisatawan,” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara Kemenhub, Herry Bhakti S Gumay, kepada koran ini di Jakarta, Rabu (2/1).
Hanya saja, untuk urusan poles-memoles ini, bukan lagi ditangani Ditjen Perhubungan Udara. Pasalnya, pengelolaan operasional Bandara Silangit sudah diserahkan kemenhub ke PT Angkasa Pura II (AP II) pada 14 Desember 2012.
“Jadi yang mengurus sudah AP II. Dia nanti yang akan mengurus bagaimana baiknya agar Bandara Silangit lebih punya daya pikat bagi wisatawan,” imbuh Herry Bhakti.
Nah, sebagai puncak acara serah terima operasional Bandara Silangit dari kemenhub dan AP II, pada 11 Januari 2013 mendatang akan ada acara seremoni serah terima bandara dari Menteri Perhubungan EE Mangindaan ke Menteri BUMN Dahlan Iskan, yang digelar di area Bandara Silangit.
“Tanggal 11 Januari di Bandara Silangit. Itu juga dalam rangka serah terima juga,” ujar Herry.
Mengapa harus diserahkan ke AP II? Herry menjelaskan, kalau yang mengelola AP II sebagai perusahaan plat merah dibawah Kementerian BUMN, maka akan lebih fleksibel.
“Kalau pemerintah (kemenhub, Red), kan tidak bisa fleksibel dalam mengelolanya karena sangat tergantung anggaran yang sudah ditetapkan. Kalau AP II, BUMN, pastinya lebih fleksibel,” urai dia.
Dapat Arahan dari SBY
Khusus dari Ditjen Kemenhub sendiri, di tahun 2012 sudah ada sejumlah proyek untuk pengembangan Bandara Silangit. Antara lain pekerjaan lanjutan pengadaan dan pemasangan Airfield Lighting System (AFL) dengan nilai proyek Rp3,5 miliar. Juga proyek pekerjaan tanah dan perpanjangan landas pacu, senilai Rp10,86 miliar.
Pengerjaan proyek itu, diakui Herry Bhakti, juga belum rampung. Ke depan, untuk perawatan landasan pacu misalnya, sudah diurus AP II.
Herry Bhakti sebelumnya pernah menjelaskan, dengan pengelolaan Bandara Silangit yang diserahkan ke AP II ini juga adanya arahan Presiden SBY.
“Arahan Presiden, kualitas pelayanan dan operasional Bandara Silangit harus secepatnya ditingkatkan untuk meningkatkan aksesibilitas, serta mendukung pertumbuhan ekonomi lokal di kawasan Danau Toba dan sekitarnya. Karena, banyak sekali potensi penunjang pariwisata yang dapat digali di sana, seperti hotel, dan lain-lain, masih sangat terbatas jumlahnya. Angkasa Pura II ke depan diharapkan dapat menginspirasi munculnya potensi-potensi lain yang belum muncul,” jelas Herry Bhakti.
Saat serah terima pengelolaan 14 Desember 2012, Dirut AP II Tri S Sunoko menjelaskan, serah terima ini juga dalam rangka mengimplementasikan arahan Presiden SBY, Menhub EE Mangindaan, dan Meneg BUMN Dahlan Iskan untuk mengoptimalisasikan peran Bandara Silangit guna meningkatkan aksesibilitas hubungan udara di Kawasan Danau Toba dan sekitarnya.
“Targetnya agar kawasan di sekitar Danau Toba lebih mudah didatangi, sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap kegiatan perekonomian daerah sekitar dan Sumetara Utara pada umumnya,” jelas Tri Sunoko.
AP II sudah memulai proses pengkajian (feasibility study) November 2012 dan Desember 2013 kajian ditargetkan bisa selesai. Aspek yang dikaji, ujar Tri, antara lain meliputi aspek finansial, teknis, operasional, SDM, ekonomi, hingga dampak sosial terhadap masyarakat di lingkungan bandara. (sam)