26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Trans Sumatera Tidak Jadi Groundbreaking

Rencana pengembangan Reans Sumatera Railways.
Rencana pengembangan Reans Sumatera Railways.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Nasib pembangunan jalan Tol Trans Sumatera kembali tidak jelas. Sebelumnya dikabarkan pada akhir masa pemerintahan, jalan sepanjang 2771 km itu akan di groundbreaking. Namun rencana itu tampaknya tidak akan terealisasi.  Pasalnya pemerintah sampai kini kesulitan dalam pembebasan lahan.

Dari data yang dihimpun, pemerintah di akhir masa kerjanya focus untuk membangun empat ruas jalan tol trans sumatera. Yakni Medan-Binjai panjangnya 16,8 km, Pekanbaru-Dumai 135 km, Palembang-Inderalaya 22 km dan Bakauheni Lampung-Terbanggi Besar 150 km. Total investasi yang diperlukan untuk membangun mega proyek itu jumlahnya sekitar Rp 330 triliun.

Namun karena keterbatasan waktu, fokus pembangunan diubah. Hasilnya hanya dua ruas yang akan digroundbreaking. Yakni Medan-Binjai dan Palembang-Indralaya. Pasalnya dua ruas itu yang memungkinkan terbangun terlebih dulu. Kini groundbreaking dua ruas itu ditunda. Sebagai gantinya hanya diadakan launching.

Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto ketika dikonfirmasi tidak menampik kabar itu. Menurut dia dua ruas itu masih terkendala dengan lahan. “Jadi pembangunan tidak bisa sekarang. Sekarang hanya launching,” jelasnya.

Djoko mengatakan selain masalah lahan, sampai kini pembangunan itu belum mempunyai landasan hukum alias perpresnya tidak ada. Perpres itu terkait penujukkan BUMN yang akan mengerjakan pembangunan jalan yang membentang dari Lampung menuju ke Medan itu. Menurut Djoko sampai kini perpres masih dibahas di Menko Perekonomian. “Kalau tidak ada perpres tidak akan bisa terbangun,” ucapnya.

Senada dengan Djoko, Dirjen Bina MArga Kementerian PU Djoko Murjanto mengatakan bahwa sampai saat ini konstruksi jalan tol trans Sumatera belum dimulai. Pemerintah masih sibuk pembebasan lahan dan mengurusi perpres. “La wong tanahnya belum selesai mau negerjakan apa,” jelasnya.

Dia mencontohkan ruas Palembang-Indralaya baru 7 persen yang bisa dibebaskan. Menurut Murjanto sangat kurang jika akan dikonstruksi. “Kalau hanya sepanjang itu kami tidak bisa membangun. Mungkin pemerintahan tahun depan,” ujarnya.

Oleh sebab itu, kata dia rencana Groundbreaking diubah menjadi launching. Menurut dia kondisi alotnya pembebasan lahan sudah disadari oleh Menko Perekonomian. Lambat laun pun akhirnya mereka mau menurunkan target.

Menurut Murjanto, meskipun tidak groundbreaking, launching akan memberikan efek yang signifikan. Sebab menunjukkan kesungguhan dari pemerintah. Dia mencontohkan pembangunan jalur kereta api Makasar ke Pare-pare. Murjanto mengakui bahwa pembangunan jalur itu belum dilakukan.

Namun dia memastikan meskipun hanya launching, proyek itu akan terus berjalan di pemerintahan baru. Karena jalan Tol Trans Sumatera termasuk proyek strategis dari pemerintah. “Sehingga mau tidak mau harus diselesaikan,” ungkapnya.

Sebelumnya Bapenas menjelaskan bahwa pembangunan jalan tol trans Sumatera termasuk 15 proyek yang akan dikebut sebelum pergantian kabinet. Awalnya bapenas mentargetkan jalan tol itu bisa groundbreaking akhir September atau awal Oktober. Namun karena pembebasan lahan yang macet proyek itu pun harus tersendat. (aph)

Rencana pengembangan Reans Sumatera Railways.
Rencana pengembangan Reans Sumatera Railways.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Nasib pembangunan jalan Tol Trans Sumatera kembali tidak jelas. Sebelumnya dikabarkan pada akhir masa pemerintahan, jalan sepanjang 2771 km itu akan di groundbreaking. Namun rencana itu tampaknya tidak akan terealisasi.  Pasalnya pemerintah sampai kini kesulitan dalam pembebasan lahan.

Dari data yang dihimpun, pemerintah di akhir masa kerjanya focus untuk membangun empat ruas jalan tol trans sumatera. Yakni Medan-Binjai panjangnya 16,8 km, Pekanbaru-Dumai 135 km, Palembang-Inderalaya 22 km dan Bakauheni Lampung-Terbanggi Besar 150 km. Total investasi yang diperlukan untuk membangun mega proyek itu jumlahnya sekitar Rp 330 triliun.

Namun karena keterbatasan waktu, fokus pembangunan diubah. Hasilnya hanya dua ruas yang akan digroundbreaking. Yakni Medan-Binjai dan Palembang-Indralaya. Pasalnya dua ruas itu yang memungkinkan terbangun terlebih dulu. Kini groundbreaking dua ruas itu ditunda. Sebagai gantinya hanya diadakan launching.

Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto ketika dikonfirmasi tidak menampik kabar itu. Menurut dia dua ruas itu masih terkendala dengan lahan. “Jadi pembangunan tidak bisa sekarang. Sekarang hanya launching,” jelasnya.

Djoko mengatakan selain masalah lahan, sampai kini pembangunan itu belum mempunyai landasan hukum alias perpresnya tidak ada. Perpres itu terkait penujukkan BUMN yang akan mengerjakan pembangunan jalan yang membentang dari Lampung menuju ke Medan itu. Menurut Djoko sampai kini perpres masih dibahas di Menko Perekonomian. “Kalau tidak ada perpres tidak akan bisa terbangun,” ucapnya.

Senada dengan Djoko, Dirjen Bina MArga Kementerian PU Djoko Murjanto mengatakan bahwa sampai saat ini konstruksi jalan tol trans Sumatera belum dimulai. Pemerintah masih sibuk pembebasan lahan dan mengurusi perpres. “La wong tanahnya belum selesai mau negerjakan apa,” jelasnya.

Dia mencontohkan ruas Palembang-Indralaya baru 7 persen yang bisa dibebaskan. Menurut Murjanto sangat kurang jika akan dikonstruksi. “Kalau hanya sepanjang itu kami tidak bisa membangun. Mungkin pemerintahan tahun depan,” ujarnya.

Oleh sebab itu, kata dia rencana Groundbreaking diubah menjadi launching. Menurut dia kondisi alotnya pembebasan lahan sudah disadari oleh Menko Perekonomian. Lambat laun pun akhirnya mereka mau menurunkan target.

Menurut Murjanto, meskipun tidak groundbreaking, launching akan memberikan efek yang signifikan. Sebab menunjukkan kesungguhan dari pemerintah. Dia mencontohkan pembangunan jalur kereta api Makasar ke Pare-pare. Murjanto mengakui bahwa pembangunan jalur itu belum dilakukan.

Namun dia memastikan meskipun hanya launching, proyek itu akan terus berjalan di pemerintahan baru. Karena jalan Tol Trans Sumatera termasuk proyek strategis dari pemerintah. “Sehingga mau tidak mau harus diselesaikan,” ungkapnya.

Sebelumnya Bapenas menjelaskan bahwa pembangunan jalan tol trans Sumatera termasuk 15 proyek yang akan dikebut sebelum pergantian kabinet. Awalnya bapenas mentargetkan jalan tol itu bisa groundbreaking akhir September atau awal Oktober. Namun karena pembebasan lahan yang macet proyek itu pun harus tersendat. (aph)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/