30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Tiga Badak Asia Tergerus

Badak
Badak

JAKARTA– Asia memiliki tiga dari lima jenis badak yang ada di dunia yaitu, Badak India atau The greater one-horned Rhino (Rhinoceros unicornis), Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), dan Badak Sumatera (Dicerorhinos sumatrensis). ”Jumlah populasi ketiga spesies ini dahulu sangat banyak dan tersebar di seluruh Asia, tapi belakangan populasinya sudah banyak berkurang karena berbagai faktor antara lain perburuan untuk cula, degradasi dan fragmengtasi habitat,” ujar Menteri Kehutanan (Menhut) Zulkifli Hasan saat membuka First Asian Rhino Range States Meeting di Bandar Lampung, kemarin, (2/10) .

Saat ini, lanjut Menhut,  total populasi ketiga spesies ini di seluruh Asia tidak lebih dari 3.350 individu dan  hanya ditemukan di beberapa negara saja di antaranya Indonesia, Malaysia, Bhutan, India, dan Nepal. ”Jumlah ini sangat kecil jika dibanding dengan kedua jenis badak di Afrika, badak hitam, dengan total populasi sebanyak 5 ribu individu dan badak putih dengan total populasi sebanyak 20 ribu individu,” jelasnya.

Dari ketiga jenis badak Asia di atas, kata Zulkifli, Badak Jawa termasuk jenis yang paling terancam dengan total populasi sekitar 50 ekor, dan hanya ditemukan terbatas di TN Ujung Kulon – Indonesia, diikuti oleh Badak Sumatra dengan total populasi kurang dari 100 ekor yang tersebar di beberapa kawasan konservsi di Sumatra-TN Gunung Leuser, TN Way Kambas dan TN Bukit Barisan Selatan, dan beberapa individu di Borneo, Malaysia. ”Khusus untuk Badak Sumatera yang ada di Kalimantan, perlu saya umumkan bahwa baru-baru ini telah berhasil didapatkan bukti fisik badak Sumatera di Kutai Barat melalui video jebak (video trap),” ucap Zulkifli.

Bukti fisik berupa rekaman video ini menjadi bukti baru yang sangat penting tentang keberadaan Badak Sumatera di Kalimantan Timur. Ini setelah berpuluh-puluh tahun tidak pernah diketemukan Badak Sumatera di wilayah ini. ”Temuan itu akan menjadi masukan penting bagi penyempurnaan upaya konservasi Badak Indonesia dan sekaligus meningkatkan upaya perlindungan dan pengamanan Badak Sumatera,” ujar Zulkifli.

Sedangkan Badak India, lanjut Menhut, merupakan satu-satunya badak Asia yang sudah bisa ditingkatkan populasinya hingga lebih dari 3.200 individu. ”Keberhasilan India, Nepal, dan Bhutan dalam melestarikan spesies tersebut bisa menjadi inspirasi dan pembelajaran bagi kita dalam upaya konservasi kedua spesies badak Asia lainnya di Indonesia dan Malaysia,” katanya.

Menhut menjelaskan, tujuan utama pertemuan ini adalah untuk koordinasi dan publikasi pentingnya upaya pelestarian badak di Asia, serta merumuskan komunike bersama yang dapat digunakan untuk menyemangati dan mendorong aktifitas pengelolaan badak di masing-masing range states. ”Kesempatan yang sangat berharga ini hendaknya dapat kita manfaatkan sebagai ajang komunikasi dan mengatasi berbagai persoalan konservasi badak Asia. Kemudian mengambil langkah tindakan guna memastikan badak dapat dilindungi, dilestarikan, dan dikelola secara berkelanjutan,” papar Menhut dalam keterangan tertulisnya, kemarin. (lum)

Badak
Badak

JAKARTA– Asia memiliki tiga dari lima jenis badak yang ada di dunia yaitu, Badak India atau The greater one-horned Rhino (Rhinoceros unicornis), Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), dan Badak Sumatera (Dicerorhinos sumatrensis). ”Jumlah populasi ketiga spesies ini dahulu sangat banyak dan tersebar di seluruh Asia, tapi belakangan populasinya sudah banyak berkurang karena berbagai faktor antara lain perburuan untuk cula, degradasi dan fragmengtasi habitat,” ujar Menteri Kehutanan (Menhut) Zulkifli Hasan saat membuka First Asian Rhino Range States Meeting di Bandar Lampung, kemarin, (2/10) .

Saat ini, lanjut Menhut,  total populasi ketiga spesies ini di seluruh Asia tidak lebih dari 3.350 individu dan  hanya ditemukan di beberapa negara saja di antaranya Indonesia, Malaysia, Bhutan, India, dan Nepal. ”Jumlah ini sangat kecil jika dibanding dengan kedua jenis badak di Afrika, badak hitam, dengan total populasi sebanyak 5 ribu individu dan badak putih dengan total populasi sebanyak 20 ribu individu,” jelasnya.

Dari ketiga jenis badak Asia di atas, kata Zulkifli, Badak Jawa termasuk jenis yang paling terancam dengan total populasi sekitar 50 ekor, dan hanya ditemukan terbatas di TN Ujung Kulon – Indonesia, diikuti oleh Badak Sumatra dengan total populasi kurang dari 100 ekor yang tersebar di beberapa kawasan konservsi di Sumatra-TN Gunung Leuser, TN Way Kambas dan TN Bukit Barisan Selatan, dan beberapa individu di Borneo, Malaysia. ”Khusus untuk Badak Sumatera yang ada di Kalimantan, perlu saya umumkan bahwa baru-baru ini telah berhasil didapatkan bukti fisik badak Sumatera di Kutai Barat melalui video jebak (video trap),” ucap Zulkifli.

Bukti fisik berupa rekaman video ini menjadi bukti baru yang sangat penting tentang keberadaan Badak Sumatera di Kalimantan Timur. Ini setelah berpuluh-puluh tahun tidak pernah diketemukan Badak Sumatera di wilayah ini. ”Temuan itu akan menjadi masukan penting bagi penyempurnaan upaya konservasi Badak Indonesia dan sekaligus meningkatkan upaya perlindungan dan pengamanan Badak Sumatera,” ujar Zulkifli.

Sedangkan Badak India, lanjut Menhut, merupakan satu-satunya badak Asia yang sudah bisa ditingkatkan populasinya hingga lebih dari 3.200 individu. ”Keberhasilan India, Nepal, dan Bhutan dalam melestarikan spesies tersebut bisa menjadi inspirasi dan pembelajaran bagi kita dalam upaya konservasi kedua spesies badak Asia lainnya di Indonesia dan Malaysia,” katanya.

Menhut menjelaskan, tujuan utama pertemuan ini adalah untuk koordinasi dan publikasi pentingnya upaya pelestarian badak di Asia, serta merumuskan komunike bersama yang dapat digunakan untuk menyemangati dan mendorong aktifitas pengelolaan badak di masing-masing range states. ”Kesempatan yang sangat berharga ini hendaknya dapat kita manfaatkan sebagai ajang komunikasi dan mengatasi berbagai persoalan konservasi badak Asia. Kemudian mengambil langkah tindakan guna memastikan badak dapat dilindungi, dilestarikan, dan dikelola secara berkelanjutan,” papar Menhut dalam keterangan tertulisnya, kemarin. (lum)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/