26.7 C
Medan
Sunday, May 12, 2024

Menteri Muda di Kabinet Baru Jokowi, AHY, CEO Gojek & Bukalapak Masuk Daftar?

Achmad Zaky, Agus Harimurti Yudhoyono, Nadiem Anwar Makarim

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Presiden Joko Widodo mengatakan kabinetnya akan banyak diwarnai oleh anak muda. Kabinet baru membutuhkan mereka yang energik, dinamis, fleksibel dan mampu mengikuti perkembangan zaman. Kabinet itu terbuka bagi mereka yang berusia 20 hingga 40 tahun. Siapa saja anak muda yang berpotensi membantu Jokowi dalam periode keduanya?

Menurut Jokowi, para menteri yang mengisi kabinet baru nantinya harus memiliki kemampuan untuk mengeksekusi program secara tepat dan cepat. Kedua, dia harus memiliki kemampuan manajerial. Kemampuan ini penting untuk bisa mengelola personalia dan anggaran sehingga organisasi kementerian itu betul-betul bisa efektif. Ketiga, kabinet mendatang juga akan banyak diwarnai dengan anak-anak muda.

“Ya, bisa saja ada menteri umur 20-25 tahun, kenapa tidak? Tapi dia harus mengerti manajerial, dan mampu mengeksekusi program-program yang ada. Umur 30-an juga akan banyak,” kata Jokowi.

Keberadaan anak muda di kursi para menteri, tentu akan mengubah struktur internal menteri Kabinet Kerja yang usianya sudah tak lagi muda. Saat ini, menteri termuda yang dimiliki Jokowi adalah Puan Maharani.

Perempuan yang dilantik menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan saat masih berusia 41 tahun. Sementara sisanya, rata-rata usia para menteri berada di atas kepala empat.

Rencana kepala negara merekrut anak muda ini pun mematik pertanyaan, apakah akan ada perubahan nama kabinet baru yang diisi oleh anak-anak muda pada periode kedua pemerintahannya?

Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati, menilai, CEO Gojek, Nadiem Anwar Makarim, dan CEO Bukalapak, Achmad Zaky mempunyai kans menjabat menteri muda di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode kedua.

Penilaian Wasisto berdasarkan pernyataan Jokowi bakal memilih sejumlah menteri berusia 20 tahunan ketika disahkan kembali menjadi presiden masa bakti 2019-2024. “CEO Gojek dan Bukalapak bisa jadi opsi,” kata Wasisto belum lama ini.

Dia memandang kedua sosok muda ini memiliki kapabilitas yang seiring dengan visi Jokowi menjalankan pembangunan Indonesia ke depannya. Salah satunya terkait Revolusi Industri 4.0 yang sempat digaungkan ketika debat calon presiden dan wakil presiden 2019.

Baik Nadiem Makarim atau Achmad Zaky telah terbukti mendompleng sejumlah sektor di Tanah Air lewat kesuksesan dalam menjalankan bisnis startup menjadi unicorn. Menurut dia, peran industri kreatif dan teknologi yang telah terasah dari dua sosok muda itu pantas diuji di sektor lain.

Sehingga Wasisto menilai kedua sosok muda itu cocok menjadi kadidat calon menteri pariwisata dalam pemerintahan Jokowi mendatang. “Mungkin salah satunya jadi menteri pariwisata,” tuturnya.

Sejumlah nama berasal dari tokoh partai dan kalangan profesional bakal duduk di kursi menteri jika Jokowi kembali bertahta di pemerintahan merebak setelah Pilpres 2019 digelar. Sebut saja Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), cawapres Sandiaga Uno, mantan Juru Bicara KPK Johan Budi, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketum PKB Muhaimin Iskandar dan banyak lainnya.

Deretan Anak Muda Sukses versi Forbes

Forbes telah merilis Forbes 30 Under 30 Asia sebagai daftar pengusaha muda sukses dan berprestasi di wilayah Asia Pasifik yang telah dirilis pada Selasa, 2 April 2019. Dalam daftar tersebut ternyata ada 17 milenial asal Indonesia masuk di dalamnya.

17 milenial asal Indonesia tersebut diketahui berada di bawah umur 30 tahun. Saat ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah mencari anak muda untuk duduk bersama di Kabinet menjadi Menteri. Mungkin deretan anak muda ini cocok jadi salah satu Menteri. Siapa sajakah mereka?

  1. James Prananto (Cofounder Kopi Kenangan), 2. Amanda Cole (Founder Sayurbox), 3. Aruna Harsa (Cofounder Dekoruma), 4. Angky William (Cofounder Stoqo), 5. Aries Susanti (Atlet Panjat di Federasi Panjat Tebing Indonesia), 6. Benz Budiman (Cofounder Pomono Technologies), 7. Denica Flesch (Founder SukkhaCitta), 8. Gitta Amelia (Founder EverHaus), 9. Haryanto Tanjo (Cofounder Moka), 10. Ellen Nio (Investment Associate Patamar Capital), 11. Hendra Kwik, Jefriyanto dan Ricky Winata (Cofounder Payfazz), 12. Steven Wongsoredjo (Cofounder Nusantara Technology), 13. Sabrina dan Elena Bensawan (Cofounder Saab Shares), 14. Tiffany Robyn Soetikno (Founder PT Global Urban Esensial), 15. Archie Carlson dan Sugito Alim (Cofounder StickEarn), 16. Windy Natriavi (Cofounder Awantunai). 17. Agung Bezharie, Harya Putra dan Sofian Hadiwijaya (Cofounder Warung Pintar).

Pengusaha:

Apa respons pengusaha terkait wacana menteri muda alias milenial di kabinet Presiden Jokowi?

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menilai, usia bukanlah tolak ukur sebagai menteri. Menurutnya, terpenting adalah pengalaman. Shinta mengaku senang jika Presiden melirik generasi muda mengisi kabinetnya.

“Jadi saya tidak mau melihat usia tolak ukur, saya senang Presiden melihat generasi muda, karena memang harus diperhatikan. Generasi muda bisa menjadi tim kerja Jokowi ke depan,” katanya dalam acara Memilih Kabinet dan Kebijakan Presiden Joko Widodo Periode 2 di Jakarta, Rabu (3/7).

Selain pengalaman, menurut Shinta yang perlu dimiliki menteri muda adalah kepemimpinan. Dia bilang, kepemimpinan diperlukan karena kementerian merupakan sebuah organisasi yang besar.

“Jadi kita jangan lihat karena usia, memang kematangan ini adalah pengalaman yang ada, tapi juga bagaimana bisa memimpin,” ujarnya.

“Leadership dalam kementerian itu penting, satu kementerian berapa anak buahnya, kalau tidak punya leadership nggak mungkin jalanin. Ini satu organisasi besar, mesti ada leadership itu jelas,” paparnya.

Ketua Komite Tetap Ketenagakerjaan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Bob Azzam menjelaskan, pertimbangan Jokowi memilih menteri muda ada dua faktor, yakni urgensi dan pertimbangan politis.

“Menteri muda itu ya biasanya pertimbangan karena urgensi di bidangnya satu. Kedua, pertimbangan politis harus mengakomodasi sedemikian banyak partai politik. Apalagi Pak Jokowi bilang ingin merangkul sebanyak-banyaknya supaya kabinet bisa jalan lebih cepat. Ada pertimbangan politis, teknis, memang bidang itu perlu digawangi menteri muda,” jelasnya.

Dia kemudian mengusulkan, jika Jokowi memilih menteri muda sebaiknya dari kalangan profesional.

“Kalau toh diadakan saya mengusulkan bahwa menteri muda muncul dari kalangan profesional, bisnis, bisa diambil Kadin, Apindo, supaya sense of business ada dan komunikasi bisnis baik,” terangnya.

Ma’ruf: Belum Ada Nama

Wakil Presiden terpilih, Ma’ruf Amin, menganggap wajar soal kemungkinan menteri dari kalangan milenial dalam kabinet Joko Widodo-Ma’ruf Amin nantinya. Ia menilai, kalangan milenial punya potensi besar sehingga kehadirannya diperlukan dalam kabinet. Terlebih, kata Ma’ruf, kemungkinan menteri dari kalangan milenial pernah disampaikan Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan.

“Bahkan beliau menyebut umur, 25-30 tahun ya. Itu artinya berarti akan ada menteri (milenial). Ini kan hak prerogatif Presiden. Nanti jadi saya kira memang karena potensi milenial cukup besar maka saya kira sudah wajar untuk direpresentasikan di dalam kabinet,” ujar Ma’ruf, Rabu (3/7).

Namun, ia mengatakan, belum ada nama dari kalangan milenial yang akan mengisi posisi menteri di kabinetnya nanti.

Menurut Ma’ruf, pembahasan mengenai hal itu baru sampai pada kebutuhan sosok milenial di kabinet. Meski demikian, Ma’ruf mengatakan, menteri milenial tak cukup hanya usianya saja yang muda, tetapi juga harus memiliki kemampuan yang di bidang yang akan ia kelola.

“Ya tentu kriterianya selain muda juga memiliki kemampuan ya. Profesional di bidang kementerian yang dia akan tempati. Jadi saya kira itu melalui seleksi yang cukup,” ucap Ma’ruf.

Adapun kabinet pemerintahan Jokowi – JK saat ini dinamai Kabinet Kerja yang berasal dari kalangan profesional maupun usulan sejumah partai koalisi pendukung. Kabinet ini diisi oleh 4 menteri koordinator dan 30 menteri. (bbs)

Achmad Zaky, Agus Harimurti Yudhoyono, Nadiem Anwar Makarim

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Presiden Joko Widodo mengatakan kabinetnya akan banyak diwarnai oleh anak muda. Kabinet baru membutuhkan mereka yang energik, dinamis, fleksibel dan mampu mengikuti perkembangan zaman. Kabinet itu terbuka bagi mereka yang berusia 20 hingga 40 tahun. Siapa saja anak muda yang berpotensi membantu Jokowi dalam periode keduanya?

Menurut Jokowi, para menteri yang mengisi kabinet baru nantinya harus memiliki kemampuan untuk mengeksekusi program secara tepat dan cepat. Kedua, dia harus memiliki kemampuan manajerial. Kemampuan ini penting untuk bisa mengelola personalia dan anggaran sehingga organisasi kementerian itu betul-betul bisa efektif. Ketiga, kabinet mendatang juga akan banyak diwarnai dengan anak-anak muda.

“Ya, bisa saja ada menteri umur 20-25 tahun, kenapa tidak? Tapi dia harus mengerti manajerial, dan mampu mengeksekusi program-program yang ada. Umur 30-an juga akan banyak,” kata Jokowi.

Keberadaan anak muda di kursi para menteri, tentu akan mengubah struktur internal menteri Kabinet Kerja yang usianya sudah tak lagi muda. Saat ini, menteri termuda yang dimiliki Jokowi adalah Puan Maharani.

Perempuan yang dilantik menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan saat masih berusia 41 tahun. Sementara sisanya, rata-rata usia para menteri berada di atas kepala empat.

Rencana kepala negara merekrut anak muda ini pun mematik pertanyaan, apakah akan ada perubahan nama kabinet baru yang diisi oleh anak-anak muda pada periode kedua pemerintahannya?

Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati, menilai, CEO Gojek, Nadiem Anwar Makarim, dan CEO Bukalapak, Achmad Zaky mempunyai kans menjabat menteri muda di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode kedua.

Penilaian Wasisto berdasarkan pernyataan Jokowi bakal memilih sejumlah menteri berusia 20 tahunan ketika disahkan kembali menjadi presiden masa bakti 2019-2024. “CEO Gojek dan Bukalapak bisa jadi opsi,” kata Wasisto belum lama ini.

Dia memandang kedua sosok muda ini memiliki kapabilitas yang seiring dengan visi Jokowi menjalankan pembangunan Indonesia ke depannya. Salah satunya terkait Revolusi Industri 4.0 yang sempat digaungkan ketika debat calon presiden dan wakil presiden 2019.

Baik Nadiem Makarim atau Achmad Zaky telah terbukti mendompleng sejumlah sektor di Tanah Air lewat kesuksesan dalam menjalankan bisnis startup menjadi unicorn. Menurut dia, peran industri kreatif dan teknologi yang telah terasah dari dua sosok muda itu pantas diuji di sektor lain.

Sehingga Wasisto menilai kedua sosok muda itu cocok menjadi kadidat calon menteri pariwisata dalam pemerintahan Jokowi mendatang. “Mungkin salah satunya jadi menteri pariwisata,” tuturnya.

Sejumlah nama berasal dari tokoh partai dan kalangan profesional bakal duduk di kursi menteri jika Jokowi kembali bertahta di pemerintahan merebak setelah Pilpres 2019 digelar. Sebut saja Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), cawapres Sandiaga Uno, mantan Juru Bicara KPK Johan Budi, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketum PKB Muhaimin Iskandar dan banyak lainnya.

Deretan Anak Muda Sukses versi Forbes

Forbes telah merilis Forbes 30 Under 30 Asia sebagai daftar pengusaha muda sukses dan berprestasi di wilayah Asia Pasifik yang telah dirilis pada Selasa, 2 April 2019. Dalam daftar tersebut ternyata ada 17 milenial asal Indonesia masuk di dalamnya.

17 milenial asal Indonesia tersebut diketahui berada di bawah umur 30 tahun. Saat ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah mencari anak muda untuk duduk bersama di Kabinet menjadi Menteri. Mungkin deretan anak muda ini cocok jadi salah satu Menteri. Siapa sajakah mereka?

  1. James Prananto (Cofounder Kopi Kenangan), 2. Amanda Cole (Founder Sayurbox), 3. Aruna Harsa (Cofounder Dekoruma), 4. Angky William (Cofounder Stoqo), 5. Aries Susanti (Atlet Panjat di Federasi Panjat Tebing Indonesia), 6. Benz Budiman (Cofounder Pomono Technologies), 7. Denica Flesch (Founder SukkhaCitta), 8. Gitta Amelia (Founder EverHaus), 9. Haryanto Tanjo (Cofounder Moka), 10. Ellen Nio (Investment Associate Patamar Capital), 11. Hendra Kwik, Jefriyanto dan Ricky Winata (Cofounder Payfazz), 12. Steven Wongsoredjo (Cofounder Nusantara Technology), 13. Sabrina dan Elena Bensawan (Cofounder Saab Shares), 14. Tiffany Robyn Soetikno (Founder PT Global Urban Esensial), 15. Archie Carlson dan Sugito Alim (Cofounder StickEarn), 16. Windy Natriavi (Cofounder Awantunai). 17. Agung Bezharie, Harya Putra dan Sofian Hadiwijaya (Cofounder Warung Pintar).

Pengusaha:

Apa respons pengusaha terkait wacana menteri muda alias milenial di kabinet Presiden Jokowi?

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menilai, usia bukanlah tolak ukur sebagai menteri. Menurutnya, terpenting adalah pengalaman. Shinta mengaku senang jika Presiden melirik generasi muda mengisi kabinetnya.

“Jadi saya tidak mau melihat usia tolak ukur, saya senang Presiden melihat generasi muda, karena memang harus diperhatikan. Generasi muda bisa menjadi tim kerja Jokowi ke depan,” katanya dalam acara Memilih Kabinet dan Kebijakan Presiden Joko Widodo Periode 2 di Jakarta, Rabu (3/7).

Selain pengalaman, menurut Shinta yang perlu dimiliki menteri muda adalah kepemimpinan. Dia bilang, kepemimpinan diperlukan karena kementerian merupakan sebuah organisasi yang besar.

“Jadi kita jangan lihat karena usia, memang kematangan ini adalah pengalaman yang ada, tapi juga bagaimana bisa memimpin,” ujarnya.

“Leadership dalam kementerian itu penting, satu kementerian berapa anak buahnya, kalau tidak punya leadership nggak mungkin jalanin. Ini satu organisasi besar, mesti ada leadership itu jelas,” paparnya.

Ketua Komite Tetap Ketenagakerjaan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Bob Azzam menjelaskan, pertimbangan Jokowi memilih menteri muda ada dua faktor, yakni urgensi dan pertimbangan politis.

“Menteri muda itu ya biasanya pertimbangan karena urgensi di bidangnya satu. Kedua, pertimbangan politis harus mengakomodasi sedemikian banyak partai politik. Apalagi Pak Jokowi bilang ingin merangkul sebanyak-banyaknya supaya kabinet bisa jalan lebih cepat. Ada pertimbangan politis, teknis, memang bidang itu perlu digawangi menteri muda,” jelasnya.

Dia kemudian mengusulkan, jika Jokowi memilih menteri muda sebaiknya dari kalangan profesional.

“Kalau toh diadakan saya mengusulkan bahwa menteri muda muncul dari kalangan profesional, bisnis, bisa diambil Kadin, Apindo, supaya sense of business ada dan komunikasi bisnis baik,” terangnya.

Ma’ruf: Belum Ada Nama

Wakil Presiden terpilih, Ma’ruf Amin, menganggap wajar soal kemungkinan menteri dari kalangan milenial dalam kabinet Joko Widodo-Ma’ruf Amin nantinya. Ia menilai, kalangan milenial punya potensi besar sehingga kehadirannya diperlukan dalam kabinet. Terlebih, kata Ma’ruf, kemungkinan menteri dari kalangan milenial pernah disampaikan Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan.

“Bahkan beliau menyebut umur, 25-30 tahun ya. Itu artinya berarti akan ada menteri (milenial). Ini kan hak prerogatif Presiden. Nanti jadi saya kira memang karena potensi milenial cukup besar maka saya kira sudah wajar untuk direpresentasikan di dalam kabinet,” ujar Ma’ruf, Rabu (3/7).

Namun, ia mengatakan, belum ada nama dari kalangan milenial yang akan mengisi posisi menteri di kabinetnya nanti.

Menurut Ma’ruf, pembahasan mengenai hal itu baru sampai pada kebutuhan sosok milenial di kabinet. Meski demikian, Ma’ruf mengatakan, menteri milenial tak cukup hanya usianya saja yang muda, tetapi juga harus memiliki kemampuan yang di bidang yang akan ia kelola.

“Ya tentu kriterianya selain muda juga memiliki kemampuan ya. Profesional di bidang kementerian yang dia akan tempati. Jadi saya kira itu melalui seleksi yang cukup,” ucap Ma’ruf.

Adapun kabinet pemerintahan Jokowi – JK saat ini dinamai Kabinet Kerja yang berasal dari kalangan profesional maupun usulan sejumah partai koalisi pendukung. Kabinet ini diisi oleh 4 menteri koordinator dan 30 menteri. (bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/