MADIUN-Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, Sabtu malam, menghadiri Haul ke-90 KY Hasan Ulama di Pesantren Sabilil Muttaqien (PSM) Takeran, Magetan, pesantren milik keluarganya.
Dari Surabaya, Dahlan Iskan bersama isteri Ny Nafsiah Dahlan Iskan dan rombongan, naik KA Sanjaka pukul 15.00.
Selama dalam perjalanan menuju Madiun, kakek enam cucu ini mengadakan rapat dengan Dirut PT Barata, Ir Dr Lalak Indriono, Dirut PT Semen Gresik, Ir Dr Dwi Sutjipto, Dirut PT PN 10, Subiyono dan Dirut PT PN 12, Irwan Basrin
Dengan dirut PT Barata yang masih merangkap dengan PT BBI ini, membahas rencana penggabungan antara Barata dan BBI. Sebab, kedua perusahaan milik negara itu, mempunyai kesamaan, yaitu memproduksi nesin dan alat-alat berat.
Sejak Lalak dipercayai memimpin Barata, sepekan yang lalu, PT BBI dibawah koordinasi Barata. Koorporasi, dalam bentuk kerja sama, untuk mengerjakan proyek satu atap.
Bila ada proyek-proyek selain dikerjakan oleh Barata, juga sebagian dikerjakan oleh BBI. “Tadi menteri BUMN, meminta agar PT BBI dibawah koordinasi PT Barata,” kata Lalak, alumnus S-3 Jepang ini.
Meski demikian, kata Lalak yang tadi malam ikut menhadiri haul pendiri PSM itu, PT BBI tetap ada dirut, namun dibawah koordinasi PT Barata.
Sedangkan Dirut PT PN 12 melaporkan pada Dahlan Iskan rencana pembangunan pabrik gula termodern di Banyuwangi, yang merupakan patungan tiga PT PN ini.
Menurut rencana, penandatanganan pembangunan pabrik senilai Rp 1 triliun ini, akan dilaksanakan pada 12-12-2012. “Tadi saya sudah laporkan kepada menteri BUMN rencana penandatanganan nota kesepahaman itu,” tutur Irwan Basri, usai bincang-bincang dengan Dahlan Iskan.
Kata dia program ini harus jadi sesui dengan arahan menteri BUMN. “Sesuai perintah beliau, pembangunannya harus segra dilaksanakan,” ungkapnya.
Dirut PT PN 10, Subiyono, juga melaporkan rencana pembangunan pabrik gula di Madura.
Selama dalam perjalanan dua setengah jam hingga Madiun itu, Dahlan bersama direksi PT PN, dirut PT Barata, dan PT Semen Gresik ini banyak membicarakan untuk kemajuan perusahaan kedepan.
Agar pembicaraan ini serius, empat kursi di gerbong lima KA Sanjaka itu, berhadapan. Gerbong ini gabung dengan penumpang umum lainnya. (din/rdr Surabaya/jpnn)