TAKENGON-Jumlah desa di Kabupaten Aceh Tengah berpotensi berkurang satu, dari 295 desa akan menjadi 294. Adalah Desa Serampah yang terancam dicoret. Pasalnya, gempa pada Selasa lalu membuat desa yang berada di Kecamatan Ketol itu ‘tenggelam’. Sedikitnya 200 kepala keluarga (KK) harus direlokasi ke tempat lain. Desa Serampah pun harus bersiap hilang dari data administrasi Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah.
Potensi pencoretan satu desa dari administrasi ini didengungkan Bupati Aceh Tengah, Ir H Nasaruddin. Menurut sang bupati, Desa Serempah sudah tidak lagi layak untuk menjadi tempat tinggal penduduk. “Penduduk di sana akan direlokasi karena kondisi desa yang telah porak poranda,”kata Nasarudin kepada Rakyat Aceh (grup Sumut Pos), kemarin.
Dikatakan dia, Serempah sudah terisolir karena ada reruntuhan gunung yang agak besar menutupi akses menuju desa itu. “Serempah hampir tenggelam dan warganya harus direlokasi,” sebutnya.
Hal senada dibeberkan Camat Ketol, M Saleh. Menurutnya longsor di Serampah terjadi di sejumlah titik. Badan jalan menuju desa di pedalaman itu banyak mengalami keretakan. Perbukitan di dekat sungai longsor ke dalam sungai, sehingga airnya meluap ke permukiman. Sebagian tanah di desa itu juga amblas seperti terbelah dua, setelah diguncang gempa.
“Kemungkinan besar tidak layak huni lagi. Kampung itu seperti terbelah dua, jalan-jalannya sudah retak-retak,” tutur Saleh.
Dia menyebutkan sekira 200 warga Serampah kini diungsikan ke kampung lain yakni Kute Gelime. Belum diketahui kapan mereka bisa kembali ke desanya, karena kondisinya hingga sekarang belum memungkinkan untuk kembali.
Selain Serampah, kampung lain yang terparah akibat gempa di Kecamatan Ketol adalah Desa Bah, Pantan Penyo dan Jerata. “Ketiga kampung ini masih dibuka dengan alat berat,” katanya.
Empat Mayat Ditemukan
Memasuki hari ketiga pascagempa berkekuatan 6,2 SR tersebut, jumlah korban memang terus bertambah. Hingga kemarin sore, 30 orang telah ditemukan dalam keadaan tewas. Sebagian besar mereka adalah anak-anak dan lansia yang tertimpa bangunan yang ambruk akibat gempa.
Kemarin, tim Basarnas menemukan empat jenazah yang tertimbun tanah longsor di Desa Bah kecamatan Ketol. Keempat korban itu adalah Safdan (10), Riki (8), Rianto (8), dan Jainudin (13).
Sementara itu, informasi yang dihimpun, jumlah pengungsi kini mencapai sekitar 6.500 orang di dua kabupaten. 1.500 orang mengungsi di 15 titik pengungsian di Kabupaten Bener Meriah, sedangkan 5.000 orang bertahan di 20 titik Pengungsian Kabupaten Aceh Tengah.
Aceh Tengah memang mengalami kerusakan paling parah dalam bencana tersebut. Data Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menyebut, hingga saat ini tercatat 3.403 rumah rusak setelah diguncang gempa. Terdiri dari 1.368 rumah rusak berat dan 2,135 rumah rusak ringan. Sedangkan, di Bener Meriah jumlah rumah rusak mencapai 789 buah, dan 537 di antaranya rusak berat.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, sebagian besar korban meninggal akibat gempa bukan di Bener Meriah, melainkan di Aceh tengah. Setelah dicek di tiap desa, didapati 12 orang meninggal di lima desa di Bener Meriah. Sedangkan, 18 lainnya meninggal di 10 desa di Aceh Tengah. Korban terbanyak ada di desa Blang Mancung Atas, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, yakni sebanyak tujuh orang (lihat grafis).
“Sampai saat ini 12 orang juga masih dilaporkan hilang, serta 275 orang luka-luka,” ujar Sutopo kemarin. Menurut dia, data korban gempa Aceh dua hari terakhir memang sempat simpang siur. Misalnya, sebuah sumber menyatakan jika ada ada masjid yang banyak diisi anak-anak mengaji ambruk saat gempa.
Namun, pihaknya menegaskan jika tim yang ada di Aceh belum mendapati kebenaran informasi tersebut. Jika jumlah korbannya banyak, tim SAR maupun BPBA pasti akan segera tahu karena menjadi pusat perhatian masyarakat. Saat ini pun, pihaknya masih fokus pada upaya tanggap darurat dan penanganan pertama terhadap para korban sehingga urusan data kadang bisa dinomorduakan.
Yang jelas, data gempa tersebut masih akan terus berubah sesuai temuan yang didapat tim di lapangan. Data-data tersebut juga akan diverifikasi. “Instansi yang berwenang mengeluarkan data bencana adalah BPBD dan BNPB,” lanjut alumnus UGM tersebut.
BNPB mengklaim distribusi logistik untuk tanggap darurat cukup lancer. Karena sebagian besar toko maupun pasar di Bener Meriah dan Aceh besar masih buka. Pemda kedua kabupaten pun membelanjakan kebutuhan dasar para pengungsi maupun korban di pasar-pasar tersebut.
Belum lagi pasokan logistik dari BPBA Aceh untuk kedua Kabupaten yang cukup besar. Berton-ton beras, gula, minyak goreng, serta ratusan doe mi instan dan air mineral sudah sampai ke posko yang didirikan BPBA di kedua kabupaten. Logistik makanan itu masih ditambah dengan 400 lembar selimut dan 290 lembar kelambu untuk kebutuhan pengungsi.
Sutopo menambahkan, saat ini para pengungsi masih membutuhkan sejumlah perlengkapan yang sifatnya mendesak. Di antaranya, tenda, selimut, tikar, karpet, matras, pakaian, dan sembako. “Bantuan dapat disalurkan langsung ke BPBA Bener Meriah dan BPBA Aceh Tengah,” tambahnya. (ron/smg/byu/jpnn/gir)
[table id=”grafis” caption=”Korban Tewas Sesuai wilayah”]
Kabupaten Bener Meriah[attr colspan=”2″ style=”font-weight:bold;text-align:center”]
– Desa Suka Makmur, Kec Wih Pesam , 4 orang
– Desa Cekal baru, Kec Timah Gajah , 1 orang
– Desa Sukaramai, Kec Wih Pesam , 3 orang
– Desa Muyang Kute, Kec Bukit , 3 orang
– Desa Cekal, Kec Timang Gajah , 1 orang
Kabupaten Aceh Tengah[attr colspan=”2″ style=”font-weight:bold;text-align:center”]
– Desa Telege Atu, Kec Kute Panang , 1 orang
– Desa Pantan Jerik, Kec Kute Panang , 1 orang
– Desa Blang Mancung Atas, Kec Ketol , 7 orang
– Desa Blang Mancung Bawah, Kec Ketol , 2 orang
– Desa Selun, Kec Ketol , 1 orang
– Desa Sp Juli, Kec Ketol , 1 orang
– Desa Serempah, Kec Ketol , 2 orang
– Desa Bah, Kec Ketol , 1 orang
– Desa Kala Ketol, Kec Ketol , 1 orang
– Desa Cang Duri, Kec Ketol , 1 orang
[/table]
Sumber: BNPB