31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Pengecekan Boeing 737-8 MAX Lebih Diperketat, Menhub: Audit Khusus Lion Air

istimewa
rampcheck: Menhub Budi Karya Sumadi meninjau proses pemeriksaan pesawat atau rampcheck terhadap Boeing 737 MAX 8 Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (4/11).

Kementerian Perhubungan memutuskan untuk melakukan audit khusus terhadap Lion Air. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan, audit yang dilakukan mencakup tiga aspek. Yakni standard operational procedure (SOP), kualifikasi awak pesawat, dan koordinasi dengan pihak-pihak stakeholder lainnya. Menteri Perhubungan.

Budi Karya Sumadi meninjau proses pemeriksaan pesawat atau rampcheck yang dilakukan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara pada Boeing 737 MAX 8 Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu (4/11) pagi.

Sesuai instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kementerian Perhubungan memperketat manajemen keselamatan penumpang dengan melakukan rampcheck pada 11 Boeing 737 MAX 8 serta juga seluruh maskpai penerbangan.

Budi Karya mengatakan, rampcheck sebenarnya dilakukan secara rutin. Dia mengatakan, saat ini pengecekan akan dilakukan lebih ketat. “Rampcheck untuk yang Boeing 737-8 MAX sudah kita lakukan. Setelah itu, kita akan intensif lakukan kepada yang lain.

Rampcheck itu reguler dilakukan, tapi yang sekarang ini kita memang lakukan lebih intensif. Jadi contohnya seperti ini, kalau dulu misalnya sebulan sekali yang akan datang jadi 3 minggu sekali,” kata Budi Karya dalam keterangan tertulis, Minggu (4/11).

Khusus Lion Air, Budi Karya meminta Plt Direktur Jenderal Perhubungan Udara untuk melakukan special audit pada standar operational precedure (SOP) hingga kualifikasi awak pesawat. “Sejak beberapa hari yang lalu sudah dilakukan special audit. Berkaitan dengan SOP, kualifikasi daripada awak pesawat, dan koordinasi dengan pihak-pihak stakeholder yang lain. Dalam waktu dekat ini akan kita dapatkan laporannya,” ujarnya.

Selain itu, Budi Karya juga telah berkomunikasi dengan beberapa lembaga komunikasi seperti European Union (EU), International Civil Aviation Organization (ICAO), Federal Aviation Administration (FAA) untuk membantu proses audit yang sedang dilakukan dan mengevaluasi apa saja perbaikan yang harus dilakukan.

“Kami sudah melakukan komunikasi dengan lembaga EU, ICAO, dan FAA. Beberapa staf dari lembaga-lembaga itu ada di Indonesia. Saya minta para officer baik di kementerian maupun di operator untuk melakukan koordinasi secara intensif dengan mereka, agar audit yang sudah dilakukan beberapa waktu yang lalu diteruskan dengan improvement apa yang harus dilakukan saat ini,” jelasnya.

Sementara sejak Kamis (1/11) lalu, management Lion Air Group dan Boeing selaku produsen pesawat menggelar diskusi intens. Hal ini terkait pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat awal pekan kemarin.

“Besok hari Senin (5/11) kami lanjutkan lagi untuk mendiskusikan beberapa hal paling tidak nanti duduk dengan KNKT,” ujar Managing Director Lion Air Group Daniel Putut Kuncoro di Rumah Sakit Polri Jakarta, Minggu (4/11).

Pihaknya mengaku membutuhkan bantuan produsen fabrikasi Pesawat Boeing 737 Max-8 asal Amerika Serikat, terkait kecelakaan pesawat yang menyebabkan seluruh penumpang hingga awak kapal itu tewas. “Apakah perlu support dari Boeing mengirimkan informasi ini ke manufacture atau pabrikan, pokoknya saya juga minta Boeing untuk men-support kami,” tuturnya.

Namun Daniel mengaku, pihak Boeing saat ini juga menunggu hasil penyelidikan KNKT. “Mereka wait and see. Boeing itu saklek, hasil KNKT apa baru mereka nanti akan (bersikap). Setelah KNKT tidak bisa menentukan baru tanya ke Boeing, Boeing nanti mau support,” sebut dia.

Lantas apakah Lion Air tetap melanjutkan pengiriman pesawat Boeing 737-8 MAX seperti yang jatuh di perairan Karawang itu? Kata Daniel, pihaknya belum mengetahui pasti.

“Untuk tipe pesawat MAX ini kami masih diaudit, special auditor oleh Kementerian Perhubungan nanti hasilnya seperti apa, dari Kementerian Perhubungan,” pungkas Daniel.

istimewa
rampcheck: Menhub Budi Karya Sumadi meninjau proses pemeriksaan pesawat atau rampcheck terhadap Boeing 737 MAX 8 Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (4/11).

Kementerian Perhubungan memutuskan untuk melakukan audit khusus terhadap Lion Air. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan, audit yang dilakukan mencakup tiga aspek. Yakni standard operational procedure (SOP), kualifikasi awak pesawat, dan koordinasi dengan pihak-pihak stakeholder lainnya. Menteri Perhubungan.

Budi Karya Sumadi meninjau proses pemeriksaan pesawat atau rampcheck yang dilakukan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara pada Boeing 737 MAX 8 Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu (4/11) pagi.

Sesuai instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kementerian Perhubungan memperketat manajemen keselamatan penumpang dengan melakukan rampcheck pada 11 Boeing 737 MAX 8 serta juga seluruh maskpai penerbangan.

Budi Karya mengatakan, rampcheck sebenarnya dilakukan secara rutin. Dia mengatakan, saat ini pengecekan akan dilakukan lebih ketat. “Rampcheck untuk yang Boeing 737-8 MAX sudah kita lakukan. Setelah itu, kita akan intensif lakukan kepada yang lain.

Rampcheck itu reguler dilakukan, tapi yang sekarang ini kita memang lakukan lebih intensif. Jadi contohnya seperti ini, kalau dulu misalnya sebulan sekali yang akan datang jadi 3 minggu sekali,” kata Budi Karya dalam keterangan tertulis, Minggu (4/11).

Khusus Lion Air, Budi Karya meminta Plt Direktur Jenderal Perhubungan Udara untuk melakukan special audit pada standar operational precedure (SOP) hingga kualifikasi awak pesawat. “Sejak beberapa hari yang lalu sudah dilakukan special audit. Berkaitan dengan SOP, kualifikasi daripada awak pesawat, dan koordinasi dengan pihak-pihak stakeholder yang lain. Dalam waktu dekat ini akan kita dapatkan laporannya,” ujarnya.

Selain itu, Budi Karya juga telah berkomunikasi dengan beberapa lembaga komunikasi seperti European Union (EU), International Civil Aviation Organization (ICAO), Federal Aviation Administration (FAA) untuk membantu proses audit yang sedang dilakukan dan mengevaluasi apa saja perbaikan yang harus dilakukan.

“Kami sudah melakukan komunikasi dengan lembaga EU, ICAO, dan FAA. Beberapa staf dari lembaga-lembaga itu ada di Indonesia. Saya minta para officer baik di kementerian maupun di operator untuk melakukan koordinasi secara intensif dengan mereka, agar audit yang sudah dilakukan beberapa waktu yang lalu diteruskan dengan improvement apa yang harus dilakukan saat ini,” jelasnya.

Sementara sejak Kamis (1/11) lalu, management Lion Air Group dan Boeing selaku produsen pesawat menggelar diskusi intens. Hal ini terkait pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh di perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat awal pekan kemarin.

“Besok hari Senin (5/11) kami lanjutkan lagi untuk mendiskusikan beberapa hal paling tidak nanti duduk dengan KNKT,” ujar Managing Director Lion Air Group Daniel Putut Kuncoro di Rumah Sakit Polri Jakarta, Minggu (4/11).

Pihaknya mengaku membutuhkan bantuan produsen fabrikasi Pesawat Boeing 737 Max-8 asal Amerika Serikat, terkait kecelakaan pesawat yang menyebabkan seluruh penumpang hingga awak kapal itu tewas. “Apakah perlu support dari Boeing mengirimkan informasi ini ke manufacture atau pabrikan, pokoknya saya juga minta Boeing untuk men-support kami,” tuturnya.

Namun Daniel mengaku, pihak Boeing saat ini juga menunggu hasil penyelidikan KNKT. “Mereka wait and see. Boeing itu saklek, hasil KNKT apa baru mereka nanti akan (bersikap). Setelah KNKT tidak bisa menentukan baru tanya ke Boeing, Boeing nanti mau support,” sebut dia.

Lantas apakah Lion Air tetap melanjutkan pengiriman pesawat Boeing 737-8 MAX seperti yang jatuh di perairan Karawang itu? Kata Daniel, pihaknya belum mengetahui pasti.

“Untuk tipe pesawat MAX ini kami masih diaudit, special auditor oleh Kementerian Perhubungan nanti hasilnya seperti apa, dari Kementerian Perhubungan,” pungkas Daniel.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/