30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Abraham Samad: Beban KPK Jilid III Lebih Berat

Banyak harapan baru di pundak pimpinan baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang diketuai Abraham Samad. Selain menuntaskan kasus-kasus yang terbengkalai, Abraham Cs juga diminta mengusut segala praktik korupsi yang telah merugikan negara dan rakyat.

Meskipun secara resmi belum dilantik sebagai Ketua KPK, Abraham mengaku sudah menyiapkan beberapa programnya. Berikut petikan wawancara wartawan Harian Fajar (grup Sumut Pos), Fachruddin Palapa dengan Abraham Samad di kediamannya Jalan Mapala Makassar, Sabtu (3/12).

Bagaimana perasaan Anda setelah terpilih menjadi ketua KPK?

Terima kasih atas ucapannya. Soal jabatan ini tentu saya berterima kasih kepada DPR dan pemerintah yang memberi amanah memimpin lembaga pemberantasan korupsi ini. Bagi saya memberantas praktik korupsi tidak mesti di KPK. Di luar lembaga ini, kita juga bisa melakukan pemberantasan korupsi.

Sebagai ketua KPK, Anda tentu sudah menyusun beberapa program yang berskala prioritas dalam penanganan perkara korupsi.

Apa saja yang prioritas itu?

Iya memang ada program prioritas yaitu kasus-kasus mega korupsi. Mega korupsi itu adalah kasus yang kerugiannya mencapai Rp50 miliar ke atas. Saya kira banyak kasus-kasus besar yang belum ditangani. Itu semua akan menjadi program prioritas KPK jilid III ini.

Berarti kasus kecil tidak menjadi perhatian KPK?

Tidak begitu. Meskipun kasus Rp50 miliar ke atas menjadi skala prioritas, kasus-kasus di bawahnya juga tetap mendapat perhatian KPK. Skalanya kalau yang megakorupsi itu sudah tuntas, lalu turun ke kelas di bawahnya sampai semuanya tuntas. Kami ingin membuktikan bahwa korupsi itu sebetulnya bisa diberantas.

Apakah Anda yakin bisa menangani perkara-perkara mega korupsi itu?

Memang tugas dan beban pimpinan KPK jilid III ini lebih berat dibanding tugas dan beban pimpinan KPK periode sebelumnya. Ada banyak tantangan yang harus dijalani. Tetapi dengan komposisi yang ada ini, saya yakin KPK bisa memenuhi harapan masyarakat dalam hal penanganan dan pemberantasan korupsi. Sebagai putra Sulsel, saya tidak akan mempermalukan masyarakat Sulsel. Jika sampai setahun memimpin KPK dan tidak melakukan apa-apa, saya siap pulang kampung. Spirit Baharuddin Lopa akan menjadi filosofi perjuangan saya dalam memimpin KPK untuk memberantas korupsi.

Ada kalangan tertentu yang meragukan kompetensi Anda memimpin KPK. Mereka menganggap Pak Abraham masih terlalu muda dan gampang dikendalikan. Tanggapan Anda?

Kematangan seseorang itu bukan ditentukan oleh usia. (jpnn)

Banyak harapan baru di pundak pimpinan baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang diketuai Abraham Samad. Selain menuntaskan kasus-kasus yang terbengkalai, Abraham Cs juga diminta mengusut segala praktik korupsi yang telah merugikan negara dan rakyat.

Meskipun secara resmi belum dilantik sebagai Ketua KPK, Abraham mengaku sudah menyiapkan beberapa programnya. Berikut petikan wawancara wartawan Harian Fajar (grup Sumut Pos), Fachruddin Palapa dengan Abraham Samad di kediamannya Jalan Mapala Makassar, Sabtu (3/12).

Bagaimana perasaan Anda setelah terpilih menjadi ketua KPK?

Terima kasih atas ucapannya. Soal jabatan ini tentu saya berterima kasih kepada DPR dan pemerintah yang memberi amanah memimpin lembaga pemberantasan korupsi ini. Bagi saya memberantas praktik korupsi tidak mesti di KPK. Di luar lembaga ini, kita juga bisa melakukan pemberantasan korupsi.

Sebagai ketua KPK, Anda tentu sudah menyusun beberapa program yang berskala prioritas dalam penanganan perkara korupsi.

Apa saja yang prioritas itu?

Iya memang ada program prioritas yaitu kasus-kasus mega korupsi. Mega korupsi itu adalah kasus yang kerugiannya mencapai Rp50 miliar ke atas. Saya kira banyak kasus-kasus besar yang belum ditangani. Itu semua akan menjadi program prioritas KPK jilid III ini.

Berarti kasus kecil tidak menjadi perhatian KPK?

Tidak begitu. Meskipun kasus Rp50 miliar ke atas menjadi skala prioritas, kasus-kasus di bawahnya juga tetap mendapat perhatian KPK. Skalanya kalau yang megakorupsi itu sudah tuntas, lalu turun ke kelas di bawahnya sampai semuanya tuntas. Kami ingin membuktikan bahwa korupsi itu sebetulnya bisa diberantas.

Apakah Anda yakin bisa menangani perkara-perkara mega korupsi itu?

Memang tugas dan beban pimpinan KPK jilid III ini lebih berat dibanding tugas dan beban pimpinan KPK periode sebelumnya. Ada banyak tantangan yang harus dijalani. Tetapi dengan komposisi yang ada ini, saya yakin KPK bisa memenuhi harapan masyarakat dalam hal penanganan dan pemberantasan korupsi. Sebagai putra Sulsel, saya tidak akan mempermalukan masyarakat Sulsel. Jika sampai setahun memimpin KPK dan tidak melakukan apa-apa, saya siap pulang kampung. Spirit Baharuddin Lopa akan menjadi filosofi perjuangan saya dalam memimpin KPK untuk memberantas korupsi.

Ada kalangan tertentu yang meragukan kompetensi Anda memimpin KPK. Mereka menganggap Pak Abraham masih terlalu muda dan gampang dikendalikan. Tanggapan Anda?

Kematangan seseorang itu bukan ditentukan oleh usia. (jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/