25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Jika Terbukti Korupsi Wisma Atlet Anas Janji Tinggalkan Politik

JOGJAKARTA- Di Jakarta, posisi Anas Urbaningrum sebagai ketua umum Partai Demokrat tengah digoyang menyusul dugaan keterlibatannya dalam kasus wisma atlet. Di Jogjakarta, dia menanggapi perkembangan tersebut dengan berjanji meninggalkan politik kalau terbukti korupsi.

“Nuwun sewu (mohon maaf, Red), kalau korupsi, saya akan berhenti dari politik,” ujar Anas saat menjadi pembicara dalam Sarasehan Kebangsaan Merawat NKRI yang diselenggarakan Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PII) Jogjakarta Besar di Hotel Jogjakarta Plaza kemarin (5/2).

Anas mengungkapkan tekad itu saat menjawab seorang peserta yang menanyakan kebenaran Anas korupsi atau tidak. Mantan ketua umum PB HMI tersebut tidak bersedia memberikan jawaban yang panjang. Anas hanya menegaskan, bila kasus wisma atlet menyeret namanya atau menjadi tersangka kasus korupsi, dirinya akan pensiun dari dunia politik.
Setelah acara, Anas juga sempat menyinggung perkara yang mendera sejawatnya, Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Angelina Sondakh yang baru saja ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi wisma atlet oleh KPK. Menurut Anas, partainya siap memberikan pembelaan hukum bila memang janda Adjie Massaid tersebut meminta.

Sementara, untuk menjernihkan persoalan partainya, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggelar temu pers di rumahnya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/2).

Salah satu penegasan SBY, bisa membuat Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum lega. Pasalnya, SBY memastikan Anas tidak akan dinonaktifkan sebelum ada keputusan KPK yang menetapkannya sebagai tersangka.
‘’Saya katakan tidak ada penonaktifan saudara Anas Urbaningrum sebagai ketua umum Partai Demokrat. Mengapa? Proses hukum di KPK masih berlangsung. Kita pegang asas praduga tak bersalah,’’ kata SBY.

Sementara menanggapi menurunnya tingkat elektabilitas Partai Demokrat yang dirilis lembaga survei baru-baru ini. SBY tidak menyanggahnya. Dia memaklumi kalau penurunan itu mungkin terjadi akibat serangan politik, situasi menjelang Pemilu 2014, dan pemberitaan media. Terutama dengan terbawanya nama Anas Urbaningrum dalam kasus suap wisma atlet.

Sebelumnya, riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA kali terakhir mengungkapkan, untuk kali pertama sejak 2009, Demokrat terpuruk di peringkat ketiga. Posisi pertama dan kedua diambil alih Partai Golkar dan PDIP. Tingkat dukungan masing-masing 18,9 persen dan 14,2 persen, sedangkan Demokrat hanya 13,7 persen. (pri/bay/kuh/dyn/kus/ c10/c11/ttg/jpnn)

JOGJAKARTA- Di Jakarta, posisi Anas Urbaningrum sebagai ketua umum Partai Demokrat tengah digoyang menyusul dugaan keterlibatannya dalam kasus wisma atlet. Di Jogjakarta, dia menanggapi perkembangan tersebut dengan berjanji meninggalkan politik kalau terbukti korupsi.

“Nuwun sewu (mohon maaf, Red), kalau korupsi, saya akan berhenti dari politik,” ujar Anas saat menjadi pembicara dalam Sarasehan Kebangsaan Merawat NKRI yang diselenggarakan Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PII) Jogjakarta Besar di Hotel Jogjakarta Plaza kemarin (5/2).

Anas mengungkapkan tekad itu saat menjawab seorang peserta yang menanyakan kebenaran Anas korupsi atau tidak. Mantan ketua umum PB HMI tersebut tidak bersedia memberikan jawaban yang panjang. Anas hanya menegaskan, bila kasus wisma atlet menyeret namanya atau menjadi tersangka kasus korupsi, dirinya akan pensiun dari dunia politik.
Setelah acara, Anas juga sempat menyinggung perkara yang mendera sejawatnya, Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Angelina Sondakh yang baru saja ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi wisma atlet oleh KPK. Menurut Anas, partainya siap memberikan pembelaan hukum bila memang janda Adjie Massaid tersebut meminta.

Sementara, untuk menjernihkan persoalan partainya, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggelar temu pers di rumahnya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/2).

Salah satu penegasan SBY, bisa membuat Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum lega. Pasalnya, SBY memastikan Anas tidak akan dinonaktifkan sebelum ada keputusan KPK yang menetapkannya sebagai tersangka.
‘’Saya katakan tidak ada penonaktifan saudara Anas Urbaningrum sebagai ketua umum Partai Demokrat. Mengapa? Proses hukum di KPK masih berlangsung. Kita pegang asas praduga tak bersalah,’’ kata SBY.

Sementara menanggapi menurunnya tingkat elektabilitas Partai Demokrat yang dirilis lembaga survei baru-baru ini. SBY tidak menyanggahnya. Dia memaklumi kalau penurunan itu mungkin terjadi akibat serangan politik, situasi menjelang Pemilu 2014, dan pemberitaan media. Terutama dengan terbawanya nama Anas Urbaningrum dalam kasus suap wisma atlet.

Sebelumnya, riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA kali terakhir mengungkapkan, untuk kali pertama sejak 2009, Demokrat terpuruk di peringkat ketiga. Posisi pertama dan kedua diambil alih Partai Golkar dan PDIP. Tingkat dukungan masing-masing 18,9 persen dan 14,2 persen, sedangkan Demokrat hanya 13,7 persen. (pri/bay/kuh/dyn/kus/ c10/c11/ttg/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/