JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Tingkat kebahagiaan orang Indonesia sepanjang tahun 2014 meningkat. Berdasarkan Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) oleh BPS, indeks kebahagiaan Indonesia naik dibanding tahun sebelumnya.
Dalam skala 0-100, pada 2013 Indeks Kebahagiaan Indonesia mencapai 65,11 persen. “Sedangkan tahun 2014, tingkat kebahagiaan penduduk kita meningkat menjadi 68,28 persen. Sehingga peningkatannya sekitar 3,17 persen,”urai Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin saat press conference di Kantor BPS, kemarin (5/2).
Mantan sekretaris utama BPS itu menuturkan, survei tersebut melibatkan responden sebanyak 70.631 rumah tangga yang tersebar di seluruh provinsi, dengan kelompok umur 17 tahun hingga 65 tahun. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah responden cukup seimbang dimana laki-laki sebesar 50,98 persen dan perempuan 49,02 persen.
Survey BPS menemukan, tiga aspek kehidupan yang memiliki kontribusi tertinggi adalah pendapatan rumah tangga dengan presentase 14,64 persen, kondisi rumah dan aset 13,22 persen dan pekerjaan 13,12 persen.  Sementara dari segi karakteristik demografi dan ekonomi, BPS mendapatkan temuan menarik yakni tingkat kebahagiaan penduduk berstatus belum menikah dan yang menikah, notabene sama. Bahkan sedikit lebih tinggi tingkat kebahagiaan penduduk yang jomblo.
Pada 2013, tingkat kebahagiaan penduduk yang belum menikah adalah 64,99 persen, angka tersebut meningkat pada 2014 menjadi 68,77 persen. Sementara tingkat kebahagiaan penduduk yang menikah pada 2013 sebesar 65,31 persen.      ada tahun 2014 yang sudah menikah ini juga meningkat sebesar 68,74 persen. Tapi memang sedikit lebih tinggi yang single ya tingkat kebahagiannya,”ujar Suryamin sembari tersenyum.
Selain itu, Suryamin menuturkan bahwa tingkat kebahagiaan penduduk perempuan ternyata lebih tinggi dibanding penduduk laki-laki. Pada 2013, tingkat kebahagiaan penduduk perempuan adalah 65,57 persen, tahun 2014 meningkat menjadi 68,61. Sementara laki-laki, pada tahun 2013 tingkat kebahagiannya mencapai 64,58, sementara tahun 2014 sebesar 67,94 persen.
Kemudian, lanjut Suryamin, dalam survei tersebut juga ditemukan bahwa ada kecenderungan dimana tingkat kebahagiaan penduduk, dimana jumlah anggota keluarga ada empat orang. “Dengan kata lain program dua anak cukup itu ya memang betul. Ketika jumlah anggota rumah tangganya meningkat menjadi 5 atau lebih, maka indeks kebahagiaannya cenderung menurun,”lanjutnya.
Bagaimana dengan tingkat pendidikan? Suryamin menguraikan, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi indeks kebahagiannya. Penduduk yang tidak atau belum pernah bersekolah mempunyai indeks kebahagiaan paling rendah yakni 62,96 persen.
“Sementara indeks kebahagiaan tertinggi ada pada penduduk yang tingkat pendidikannya S2 atau S3 yaitu, 79,47 persen. Begitu juga dengan indeks kebahagiaan di perkotaan yang lebih tinggi dibanding di pedesaan, yaitu masing-masing 69,62 persen yang di perkotaan, yang di pedesaan 66,95 persen,”imbuhnya. (ken/kim)