25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bangun Pesantren dan Punya Helikopter

Cita-cita Zainuddin MZ Sebelum Meninggal Dunia

Dai sejuta umat itu belum sempat mewujudkan cita-cita memiliki helikopter. Untuk apa kiranya besi terbang itu akan digunakan, dan apa hubungannya dengan syiar Islam?

Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Dai sejuta umat Zainuddin MZ meninggal dunia. Zainuddin meninggal di RS Pusat Pertamina (RSPP). Sebelum meninggal dunia, Zainuddin MZ ternyata tidak sempat dirawat di RS Pusat Pertamina. Saat tiba di ruang gawat darurat rumah sakit tersebut, Zainuddin dipastikan sudah meninggal dunia.

“Begitu tiba di emergency, pada waktu dilakukan pertolongan itu vital sign atau tanda-tanda kehidupan sudah tidak ada. Jadi mungkin sudah meninggal di jalan pas dibawa ke rumah sakit,” kata Humas RS Pusat Pertamina Titi Wahyuni, Selasa (5/7).
Menurut Titi, Zainudin menghembuskan nafas terakhirnya pukul 09.20 WIB. “Ya begitu diperiksa tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan, ya kita nyatakan meninggal pukul itu,” kata Titi.

Dai sejuta umat itu menghembuskan nafas terakhir akibat penyakit jantung. “Sakit jantung,” kata anak kedua Zainuddin, Lutfi, saat berbincang dengan wartawan di rumah duka, Jalan Gandaria 1, Gang Haom, Jakarta Selatan, Selasa (6/7).

Lutfi mengatakan, ayahnya memang memiliki masalah dengan jantung, darah tinggi dan kolesterol. Beberapa waktu lalu, Zainuddin juga sempat dirawat di rumah sakit. Lutfi juga meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia. “Saya juga sebagai anak dari beliau mohon maaf kepada semua orang apabila Bapak ada salah-salah kata,” kata Lutfi.

Dai yang kini mulai muncul lagi di acara dakwah televisi itu menghembuskan nafas terakhir dalam usia 60 tahun. Sebelum meninggal dunia, Zainuddin MZ tidak mengeluh sakit. Mendadak, dai sejuta umat itu tidak sadarkan diri setelah menyantap sarapan pagi di rumahnya.
“Tadi pagi-pagi habis Salat Subuh, Bapak sarapan. Setelah sarapan, Bapak langsung pingsan,” kata Lutfi.

Ribuan pelayat tak ada habisnya berdatangan ke kediaman Zainuddin MZ. Tak hanya tetangga sekitar, sejumlah organisasi kemasyarakatan seperti FBR, Forkabi, dan FPI, juga datang untuk mengantarkan jenazah Zainuddin ke liang lahat.

Sebelum disemayamkan, jenazah disolatkan di Masjid Fajrul Islam. Para pelayat pun mengantarkan jenazah menuju masjid sambil melantunkan tahlil dan doa-doa. Selain berdoa, para pelayat juga mengiringi kepergian almarhum dengan isak tangis.

Jenazah Dai Sejuta Umat, KH Zainuddin MZ, dimasukkan ke liang lahat bersamaan dengan kumandang adzan salat Ashar. Gubernur DKI Fauzi Bowo tiba sesaat sebelum jenazah dimakamkan. Warga sekitar, tokoh masyarakat, alim ulama, dan warga dari berbagai daerah menyemut saat jenazah KH Zainuddin MZ masuk liang lahat. Zainuddin MZ dikebumikan di depan pekarangan Masjid Fajrul Islam, Gandaria, Jakarta Selatan, tepat berada di depan rumahnya.

Di bawah tenda biru, di belakang masjid, ribuan orang memadati lokasi pemakaman. Iringan tahlil dan takbir mengiringi proses pemakaman. Derai air mata dan isak tangis pecah saat jenazah Zainuddin MZ masuk liang lahat. Bahkan, juru foto dan televisi sempat adu mulut dengan salah satu warga yang memaksa masuk melihat pemakaman.

Warga dan jamaah dari beberapa organisasi massa memberi tabur bunga. Panas tidak menyurutkan niat para warga dan jamaah yang melakukan proses pemakaman. Putra-putra Zainuddin MZ tampak mengiringi jenazah ke liang lahat. Sesaat sebelum jenazah dimakamkan, Gubernur DKI Fauzi Bowo tiba. Gubernur yang biasa disapa Foke itu langsung memanjatkan doa untuk almarhum. Massa menyemut mulai dari rumah hingga ke lokasi pemakaman. Ribuan orang mengiringi pemakaman Zainuddin MZ. Bahkan, masih terlihat terus berdatangan. Tokoh-tokoh lain yang terlihat di pemakaman yakni Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, AM Fatwa, dan Rhoma Irama.

Kepergiaan Dai kondang Zainuddin MZ menjadi pukulan bagi putra pertamanya, Fikri Haikal. Sebelum menghembuskan napas terakhir, Fikri mengaku mendapat wasiat penuh dari ayahnya untuk membangun pondok pesantren.

“Ayah pernah pesan minta dikuburkan di area Masjid Fajrul Islam, itu wasiat beliau ke saya, karena beliau punya cita-cita akan mendirikan pesantren di lingkungan rumahnya. Beliau menginkan Kiai mengajar di situ dan meninggal di situ,” ujar Fikri Haikal. Fikri mengaku dirinya tidak mendapat firasat mengenai akan meninggalnya ayahnya tersebut.

Ketika ditanya apakah dirinya akan menggantikan sosok Zainuddin MZ, Fikri menegaskan dirinya tidak terlalu memikirkan hal tersebut. “Soal itu saya berikhtiar, umat yang tentukan mengikuti apakah saya nanti mengikuti jejak orangtua, biar masyarakat yang menilai saja. Saya tetap berdakwah saja,” ujar Fikri.

Kerabat, pejabat dan juga teman-teman dekat Zainuddin MZ juga memiliki kenangan tersendiri terhadap dai sejuta umat itu. Salah satunya adalah rekannya sesama pendakwah yakni ustad Ahmad Al Habsy. Menurut ustad muda ini, Zainuddin memiliki cita-cita yang belum kesampaian demi memajukan dunia dakwah.

Dirinya pun sempat terkejut saat Zainuddin mengungkapkan cita-citanya itu. Al Habsy mengungkapkan Zainuddin bercita-cita untuk memiliki helikopter. Ia berharap dengan mempunyai helikopter, maka para ustad bisa memberikan ceramah di kota-kota kecil yang mungkin tak terjangkau melalui transportasi darat.

“Cita-citanya ingin memiliki helikopter. Agar para ustad bisa pergi ke mana-mana untuk berdakwah dengan lebih mudah,” kata Al Habsy saat ditemui usai pemakaman.
Ustad muda itu menambahkan dirinya banyak belajar dari almarhum. Ia menjadikan Zainuddin sebagai panutan.
“Susah untuk mencari pengganti Zainuddin. Jarang melihat beliau marah, selalu memberikan kritikan dengan bahasa yang halus,” ucapnya lagi.
Al Habsy pun mengatakan banyaknya orang yang mengantarkan Zainuddin ke tempat peristirahatan terakhirnya adalah sebagai bukti Zainuddin sangat disayangi.

“Begitu banyak yang menyayanginya. Beliau jadi contoh untuk kita, walau sakit tapi tetap semangat,” ujarnya. Pria bernama lengkap Haji Zainuddin Muhammad Zein itu lahir di Jakarta 2 Maret 1951. Selain aktif di bidang keagamaan, dia juga terjun ke dunia politik. Alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini pernah aktif di Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Merasa tidak cocok dengan PPP, Zainuddin MZ pun mendirikan PPP Reformasi bersama Zainal Maarif. Zainuddin pun menjadi ketua umumnya. Setelah itu, PPP Reformasi berubah menjadi PBR dan Zainuddin pun menjadi ketua umumnya untuk pertama kali.

Ketika friksi terjadi di PBR, Zainuddin kembali ke PPP atas tawaran Ketum PPP Suryadharma Ali. Dalam wawancara dengan Jawa Pos (grup Sumut Pos), Zainuddin pernah berucap dirinya masuk ke PPP karena penasaran. “Karena saya penasaran mengapa partai berbasis Islam tidak memenangkan pemilu,” ucap dia.

Bersama dengan Rhoma Irama, Zainuddin keliling daerah untuk mengakampanyekan PPP. Karena kerja keras Zainuddin juga, PPP meraih banyak dukungan masyarakat. Udin, begitu dia disapa keluarganya, kala kecil suka naik ke atas meja untuk berpidato di depan tamu yang berkunjung ke rumah kakeknya. Tak heran ketika belajar di Madrasah Tsanawiyah hingga tamat Aliyah di Darul Ma’arif, Jakarta, ia belajar pidato dalam forum Ta’limul Muhadharah (belajar berpidato).

Udin yang beranjak dewasa pun akhirnya kerap mendapat permintaan ceramah. Namanya pun kian dikenal sebagai dai karena ceramah agamanya kerap diselipi banyolan. Apalagi tutur bahasanya begitu mudah dicerna.

Sebutan Dai Sejuta Umat disandang dia lantaran puluhan ribu umat kerap datang dan menyimak ceramahnya. Saking banyaknya penggemar, kaset rekaman dakwahnya pun diproduksi dan mendapat respons positif dari publik. Tak hanya di kawasan nusantara, kaset rekaman Zainuddin juga beredar di beberapa negara Asia. Tak hanya lewat kaset dan radio, Zainuddin pun kerap menyampaikan dakwah melalui televisi.

Sebagai dai, penggemar musik dangdut ini juga terkenal dengan kekhasan gaya ceramahnya yang sering menyebut kata ‘betul’. “Betul apa betul,” begitu biasanya Zainuddin berkomunikasi dengan jamaah kala berdakwah.

Selain sebagai dai dan politisi, Zainuddin juga dekat dengan kalangan selebriti. Bahkan, Zainuddin juga sering diterpa gosip miring terkait hubungannya dengan selebriti. Terakhir, Zainuddin digugat oleh penyanyi dangdut, Aida Saskia. Aida mengklaim sempat menjalin hubungan asmara dengan Zainuddin. Aida bahkan menyebut telah diperkosa Zainuddin pada sembilan tahun silam. Kasus ini masih belum berakhir, meski sempat direncanakan untuk damai. Islah pernah dijadwalkan digelar di sebuah hotel, namun Zainuddin batal muncul.
Zainuddin meninggalkan 4 anak yakni Fikri Haikal MZ, Lutfi MZ, Kiki MZ, dan Zaki MZ. Dia juga meninggalkan istri bernama Kholilah. Selamat jalan Pak Kiai. (net/bbs/jpnn)

Cita-cita Zainuddin MZ Sebelum Meninggal Dunia

Dai sejuta umat itu belum sempat mewujudkan cita-cita memiliki helikopter. Untuk apa kiranya besi terbang itu akan digunakan, dan apa hubungannya dengan syiar Islam?

Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Dai sejuta umat Zainuddin MZ meninggal dunia. Zainuddin meninggal di RS Pusat Pertamina (RSPP). Sebelum meninggal dunia, Zainuddin MZ ternyata tidak sempat dirawat di RS Pusat Pertamina. Saat tiba di ruang gawat darurat rumah sakit tersebut, Zainuddin dipastikan sudah meninggal dunia.

“Begitu tiba di emergency, pada waktu dilakukan pertolongan itu vital sign atau tanda-tanda kehidupan sudah tidak ada. Jadi mungkin sudah meninggal di jalan pas dibawa ke rumah sakit,” kata Humas RS Pusat Pertamina Titi Wahyuni, Selasa (5/7).
Menurut Titi, Zainudin menghembuskan nafas terakhirnya pukul 09.20 WIB. “Ya begitu diperiksa tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan, ya kita nyatakan meninggal pukul itu,” kata Titi.

Dai sejuta umat itu menghembuskan nafas terakhir akibat penyakit jantung. “Sakit jantung,” kata anak kedua Zainuddin, Lutfi, saat berbincang dengan wartawan di rumah duka, Jalan Gandaria 1, Gang Haom, Jakarta Selatan, Selasa (6/7).

Lutfi mengatakan, ayahnya memang memiliki masalah dengan jantung, darah tinggi dan kolesterol. Beberapa waktu lalu, Zainuddin juga sempat dirawat di rumah sakit. Lutfi juga meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia. “Saya juga sebagai anak dari beliau mohon maaf kepada semua orang apabila Bapak ada salah-salah kata,” kata Lutfi.

Dai yang kini mulai muncul lagi di acara dakwah televisi itu menghembuskan nafas terakhir dalam usia 60 tahun. Sebelum meninggal dunia, Zainuddin MZ tidak mengeluh sakit. Mendadak, dai sejuta umat itu tidak sadarkan diri setelah menyantap sarapan pagi di rumahnya.
“Tadi pagi-pagi habis Salat Subuh, Bapak sarapan. Setelah sarapan, Bapak langsung pingsan,” kata Lutfi.

Ribuan pelayat tak ada habisnya berdatangan ke kediaman Zainuddin MZ. Tak hanya tetangga sekitar, sejumlah organisasi kemasyarakatan seperti FBR, Forkabi, dan FPI, juga datang untuk mengantarkan jenazah Zainuddin ke liang lahat.

Sebelum disemayamkan, jenazah disolatkan di Masjid Fajrul Islam. Para pelayat pun mengantarkan jenazah menuju masjid sambil melantunkan tahlil dan doa-doa. Selain berdoa, para pelayat juga mengiringi kepergian almarhum dengan isak tangis.

Jenazah Dai Sejuta Umat, KH Zainuddin MZ, dimasukkan ke liang lahat bersamaan dengan kumandang adzan salat Ashar. Gubernur DKI Fauzi Bowo tiba sesaat sebelum jenazah dimakamkan. Warga sekitar, tokoh masyarakat, alim ulama, dan warga dari berbagai daerah menyemut saat jenazah KH Zainuddin MZ masuk liang lahat. Zainuddin MZ dikebumikan di depan pekarangan Masjid Fajrul Islam, Gandaria, Jakarta Selatan, tepat berada di depan rumahnya.

Di bawah tenda biru, di belakang masjid, ribuan orang memadati lokasi pemakaman. Iringan tahlil dan takbir mengiringi proses pemakaman. Derai air mata dan isak tangis pecah saat jenazah Zainuddin MZ masuk liang lahat. Bahkan, juru foto dan televisi sempat adu mulut dengan salah satu warga yang memaksa masuk melihat pemakaman.

Warga dan jamaah dari beberapa organisasi massa memberi tabur bunga. Panas tidak menyurutkan niat para warga dan jamaah yang melakukan proses pemakaman. Putra-putra Zainuddin MZ tampak mengiringi jenazah ke liang lahat. Sesaat sebelum jenazah dimakamkan, Gubernur DKI Fauzi Bowo tiba. Gubernur yang biasa disapa Foke itu langsung memanjatkan doa untuk almarhum. Massa menyemut mulai dari rumah hingga ke lokasi pemakaman. Ribuan orang mengiringi pemakaman Zainuddin MZ. Bahkan, masih terlihat terus berdatangan. Tokoh-tokoh lain yang terlihat di pemakaman yakni Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, AM Fatwa, dan Rhoma Irama.

Kepergiaan Dai kondang Zainuddin MZ menjadi pukulan bagi putra pertamanya, Fikri Haikal. Sebelum menghembuskan napas terakhir, Fikri mengaku mendapat wasiat penuh dari ayahnya untuk membangun pondok pesantren.

“Ayah pernah pesan minta dikuburkan di area Masjid Fajrul Islam, itu wasiat beliau ke saya, karena beliau punya cita-cita akan mendirikan pesantren di lingkungan rumahnya. Beliau menginkan Kiai mengajar di situ dan meninggal di situ,” ujar Fikri Haikal. Fikri mengaku dirinya tidak mendapat firasat mengenai akan meninggalnya ayahnya tersebut.

Ketika ditanya apakah dirinya akan menggantikan sosok Zainuddin MZ, Fikri menegaskan dirinya tidak terlalu memikirkan hal tersebut. “Soal itu saya berikhtiar, umat yang tentukan mengikuti apakah saya nanti mengikuti jejak orangtua, biar masyarakat yang menilai saja. Saya tetap berdakwah saja,” ujar Fikri.

Kerabat, pejabat dan juga teman-teman dekat Zainuddin MZ juga memiliki kenangan tersendiri terhadap dai sejuta umat itu. Salah satunya adalah rekannya sesama pendakwah yakni ustad Ahmad Al Habsy. Menurut ustad muda ini, Zainuddin memiliki cita-cita yang belum kesampaian demi memajukan dunia dakwah.

Dirinya pun sempat terkejut saat Zainuddin mengungkapkan cita-citanya itu. Al Habsy mengungkapkan Zainuddin bercita-cita untuk memiliki helikopter. Ia berharap dengan mempunyai helikopter, maka para ustad bisa memberikan ceramah di kota-kota kecil yang mungkin tak terjangkau melalui transportasi darat.

“Cita-citanya ingin memiliki helikopter. Agar para ustad bisa pergi ke mana-mana untuk berdakwah dengan lebih mudah,” kata Al Habsy saat ditemui usai pemakaman.
Ustad muda itu menambahkan dirinya banyak belajar dari almarhum. Ia menjadikan Zainuddin sebagai panutan.
“Susah untuk mencari pengganti Zainuddin. Jarang melihat beliau marah, selalu memberikan kritikan dengan bahasa yang halus,” ucapnya lagi.
Al Habsy pun mengatakan banyaknya orang yang mengantarkan Zainuddin ke tempat peristirahatan terakhirnya adalah sebagai bukti Zainuddin sangat disayangi.

“Begitu banyak yang menyayanginya. Beliau jadi contoh untuk kita, walau sakit tapi tetap semangat,” ujarnya. Pria bernama lengkap Haji Zainuddin Muhammad Zein itu lahir di Jakarta 2 Maret 1951. Selain aktif di bidang keagamaan, dia juga terjun ke dunia politik. Alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini pernah aktif di Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Merasa tidak cocok dengan PPP, Zainuddin MZ pun mendirikan PPP Reformasi bersama Zainal Maarif. Zainuddin pun menjadi ketua umumnya. Setelah itu, PPP Reformasi berubah menjadi PBR dan Zainuddin pun menjadi ketua umumnya untuk pertama kali.

Ketika friksi terjadi di PBR, Zainuddin kembali ke PPP atas tawaran Ketum PPP Suryadharma Ali. Dalam wawancara dengan Jawa Pos (grup Sumut Pos), Zainuddin pernah berucap dirinya masuk ke PPP karena penasaran. “Karena saya penasaran mengapa partai berbasis Islam tidak memenangkan pemilu,” ucap dia.

Bersama dengan Rhoma Irama, Zainuddin keliling daerah untuk mengakampanyekan PPP. Karena kerja keras Zainuddin juga, PPP meraih banyak dukungan masyarakat. Udin, begitu dia disapa keluarganya, kala kecil suka naik ke atas meja untuk berpidato di depan tamu yang berkunjung ke rumah kakeknya. Tak heran ketika belajar di Madrasah Tsanawiyah hingga tamat Aliyah di Darul Ma’arif, Jakarta, ia belajar pidato dalam forum Ta’limul Muhadharah (belajar berpidato).

Udin yang beranjak dewasa pun akhirnya kerap mendapat permintaan ceramah. Namanya pun kian dikenal sebagai dai karena ceramah agamanya kerap diselipi banyolan. Apalagi tutur bahasanya begitu mudah dicerna.

Sebutan Dai Sejuta Umat disandang dia lantaran puluhan ribu umat kerap datang dan menyimak ceramahnya. Saking banyaknya penggemar, kaset rekaman dakwahnya pun diproduksi dan mendapat respons positif dari publik. Tak hanya di kawasan nusantara, kaset rekaman Zainuddin juga beredar di beberapa negara Asia. Tak hanya lewat kaset dan radio, Zainuddin pun kerap menyampaikan dakwah melalui televisi.

Sebagai dai, penggemar musik dangdut ini juga terkenal dengan kekhasan gaya ceramahnya yang sering menyebut kata ‘betul’. “Betul apa betul,” begitu biasanya Zainuddin berkomunikasi dengan jamaah kala berdakwah.

Selain sebagai dai dan politisi, Zainuddin juga dekat dengan kalangan selebriti. Bahkan, Zainuddin juga sering diterpa gosip miring terkait hubungannya dengan selebriti. Terakhir, Zainuddin digugat oleh penyanyi dangdut, Aida Saskia. Aida mengklaim sempat menjalin hubungan asmara dengan Zainuddin. Aida bahkan menyebut telah diperkosa Zainuddin pada sembilan tahun silam. Kasus ini masih belum berakhir, meski sempat direncanakan untuk damai. Islah pernah dijadwalkan digelar di sebuah hotel, namun Zainuddin batal muncul.
Zainuddin meninggalkan 4 anak yakni Fikri Haikal MZ, Lutfi MZ, Kiki MZ, dan Zaki MZ. Dia juga meninggalkan istri bernama Kholilah. Selamat jalan Pak Kiai. (net/bbs/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/