Medan, Batam, Jakarta, Surabaya, Makassar, & Sorong
MEDAN-Belawan sebentar lagi akan menjadi pelabuhan kontainer terbesar keempat di dunia. Menjadi satu-kesatuan dengan lima pelabuhan lain seperti Batam, Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Sorong, yang terbentang dari barat ke timur, Pelabuhan Belawan pun akan termasuk yang terbesar di Asia.
Menteri Negera Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pernah menegaskan kesatuan enam pelabuhan nasional itu merupakan kekuatan besar. Untuk itulah Pelindo I, II, III, dan IV akan bergabung untuk mewujudkan rencana tersebut. Setidaknya, data 2011 menunjukkan Pelabuhan Shanghai (China) masih menduduki peringkat pertama dengan lalu lintas pemuatan kargo sebanyak 29 juta Twenty Equivalent Units (TEUs). Setelah Shanghai disusul oleh Ningbo-Zhoushan (China), Singapura, dan Rotterdam (Belanda).
Kekuatan yang dimaksud Dahlan dapat dilihat dari beberapa rencana yang dimaksud. Pelabuhan Belawan yang sebelumnya berkapasitas 1,2 juta TEUs dikembangkan menjadi 2 juta TEUs, Pelabuhan Tanjungsauh (Batam) ditargetkan 4 juta TEUs, Pelabuhan Tanjungpriok (Jakarta) berkapasitas 3,4 juta TEUs menjadi 6 juta TEUs, Tanjungperak (Surabaya) 1,3 juta TEUs, Pelabuhan Makassar 550 ribu TEUS menjadi 1,1 juta TEUs , dan Sorong yang ditarget 700 ribu TEUs. Dengan kata lain, dari enam pelabuhan itu akan dicapai kapasitas 15,1 juta TEUs.
Jika pembangunan dan perluasan ke-6 pelabuhan nasional ini selesai, yang ditargetkan selesai 2014, maka ke-6 pelabuhan nasional ini akan menggeser posisi pelabuhan Rotterdam (Belanda), yang saat ini menjadi pelabuhan terbesar di seluruh Eropa. Menariknya, ini belum termasuk Pelabuhan Kualatanjung (Sumut) yang ditargetkan berkapasitas 22 juta TEUs.
Rencana Dahlan, dari koridor laut nasional akan berhubungan mulai dari Pulau Sumatera hingga ke Pulau Papua. ‘’Kami akan mewujudkan koridor laut, semua pelabuhan mulai dari Belawan, Batam, Jakarta, dan Surabaya termasuk Makassar dan Sorong akan memiliki pelabuhan yang mampu menampung kapal yang bermuatan 3.000 kontainer,’’ katanya.
Untuk itu, pihaknya segera memulai pembangunan koridor laut nasional yang terintegrasi dari barat ke timur. Sebelumnya, kepastian memperpanjang dermaga hingga 700 meter sehingga menambah daya tampung pelabuhan tersebut telah ditegaskan pihak Pelindo I. “Sudah ditandatangani kesepakatan dengan PT Hutama Karya (Persero) dan PT Wijaya Karya (Persero),” kata Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Pelindo I, Bambang Eka Cahyana, kemarin.
Lebih jauh, Bambang menjelaskan, saat ini panjang dermaga terminal kontainer Pelabuhan Belawan sekitar 950 meter. Dengan perpanjangan yang dimulai pembangunannya tahun ini terminal tersebut akan menjadi 1.650 meter. ‘’Sehingga dapat menangani lebih banyak kapal secara bersamaan yang lebih banyak dari yang selama ini,” jelas Bambang.
Humas Pelindo I M Eriansyah menjelaskan, tren pertumbuhan volume kontainer sangat kuat saat ini. Hal itu didukung letak strategis geografis terminal kontainer Pelabuhan Belawan di Selat Malaka, yang merupakan selat tersibuk di dunia. “Saat ini terminal container Pelabuhan Belawan memiliki 11 unit Container Crane (CC), 26 unit Rubber Gantry Crane (RTG), 2 unit Harbour Mobile Crane (HMC), 10 unit Reach Stacker, 3 unit Side loader, 55 unit Head truck serta 56 unit Chasis,’’ bebernya.
Bersamaan dengan perpanjangan dermaga terminal kontainer itu, pihak Pelindo I akan terus melakukan upaya peningkatan produktivitas pelayanan bongkar muat di Belawan. “Pembangunan ini ditargetkan untuk mendorong peningkatan Handling peti kemas dari 1,3 juta TEUs menjadi 2 juta TEUs per tahun,’’ tegasnya.
Pada kesempatan terpisah, Dahlan menjelaskan, rencana pembangunan koridor laut itu dimulai dari Pelabuhan Belawan. Kapasitas pelabuhan kontainer, yang awalnya hanya mampu memuat atau membongkar 800 kontainer, akan ditingkatkan menjadi 3.000 kontainer. Untuk mendukung hal itu, perairan di dermaga Pelabuhan Belawan akan diperdalam sehingga kapal besar dapat masuk.
‘’Indonesia menguasai 51 persen ekonomi di negara-negara ASEAN. Namun dari perdagangan dengan China, Eropa, Amerika, dan negara-negara maju lainnya, kita hanya menempati posisi nomor empat. Kita selalu kalah dari Singapura. Beberapa pelabuhan besar yang ada hanya dapat disandari kapal kecil. Biaya logistik pelabuhan kita juga sangat mahal karena waktu sandar sangat lama. Kapal besar lebih memilih Singapura. Ke depan, kita jangan lagi saling menyumbat. Dari barat sampai ke timur, semua pelabuhan kita harus dapat disandari kapal besar dengan biaya jauh lebih murah dan waktu sandar lebih singkat,” jelas Dahlan.
Islamic Development Bank jadi Investor
Di sisi lain, pelebaran Pelabuhan Belawan ternyata melibatkan pihak lain. Islamic Development Bank pun diinformasikan menjadi investor.
Hal ini diungkapkan oleh Humas Belawan Internasional Container Terminal (BICT) H Suratman. Dia membeberkan progres pembangunan perpanjangan dermaga BICT dengan modal investasi bantuan dari IDB (Islamic Development Bank) tersebut saat ini masih dalam proses.”Itu masih proses ditangani Dephub, untuk lebih jelasnya ada di kantor pusat (Pelindo I Medan, Red), karena prosesnya di sana,” kata Suratman tanpa merinci jumlah dana yang dinvestasikan IDB.
Keikutsertaan IDB sejatinya bukan hal baru. IDB telah memulai kegiatannya di Indonesia sejak tahun 1976 , yaitu membiayai sejumlah proyek-proyek pembangunan di sektor publik yang didanai dari sumber modal IDB sendiri, yaitu Ordinary Capital Resources (OCR).
Untuk periode 2011-2014, IDB pun memberikan pembiayaan nasional untuk Member Countries Partnership Strategy (MCPS) sebesar 3-3,3 miliar dollar AS. Dari total dana tersebut, infrastruktur mendapat porsi kedua terbesar dengan 26,3 persen, setelah pengembangan sektor swasta dengan 34,7 persen.
H Suratman mengakui perpanjangan dermaga tersebut adalah mutlak. Pasalnya, dengan adanya penambahan panjang dermaga di pelabuhan peti kemas waktu kapal di pelabuhan (turn round time) di BICT akan semakin singkat. “Sekarang ini kita yang menunggu kedatangan kapal, dan bukan kapal yang menunggu dermaga tersedia,” tegasnya.
Dia menambahkan, dari 950 meter kondisi panjang dermaga pelabuhan BICT yang ada saat ini di antaranya difungsikan sebagai terminal pelabuhan antar pulau 400 meter dan internasional 550 meter.”Setiap harinya di dermaga internasional ada tiga kapal yang sandar, sedangkan di terminal antarpulau dua kapal. Jadi tidak ada lagi antrean,” ucapnya.
Amatan Sumut Pos di BICT, kondisi operasional serta kelancaran arus barang ekspor dan impor di terminal pelabuhan peti kemas tampak lancar. Situasi serupa juga terlihat di dermaga terminal pelabuhan peti kemas antarpulau. Justru tingkat kepadatan malah tampak di sekitar Pelabuhan Belawan Lama yang saat ini sedang dalam proses pembangunan terminal pelabuhan penumpang. (sih/mag-17)
10 Pelabuhan Terbesar di Dunia Tahun 2011
Berikut ini adalah pelabuhan terbesar di dunia berdasarkan kapasitas penanganan pelabuhan diukur dalam hal TEU (Twenty-foot Equivalent Unit).
- Shanghai (Cina): Memiliki total lima wilayah kerja, melebihi pelabuhan Singapura. Tahun itu saja, sekitar 29 juta TEUs ditangani oleh pelabuhan Shanghai.
- Ningbo-Zhoushan (Cina): Dibentuk sebagai usaha kolaborasi antara pelabuhan Ningbo dan port Zhoushan pada tahun 2006, katering untuk tiga sungai – Sungai Yangtze, Yong dan Qaintang.
- Singapura (Singapura): Setelah dinilai sebagai pelabuhan terbesar di dunia, pelabuhan Singapura tergelincir ke peringkat ketiga. Pelabuhan Singapura terhubung ke lebih dari 600 pelabuhan yang tersebar di lebih dari 100 negara.
- Rotterdam (Belanda): Menjadi pelabuhan terbesar di dunia untuk 42-tahun antara tahun 1962 dan 2004, sebelum dikalahkan oleh Singapura dan Shanghai. Pelabuhan Rotterdam adalah pelabuhan terbesar di seluruh Eropa.
- Tianjin (Cina): Terletak di Sungai Haihe, pelabuhan Tianjin terhubung ke lebih dari 400 pelabuhan di hampir 200 negara di dunia.
- Guangzhou (Cina): Port terbesar di Cina Selatan, pelabuhan Guangzhou menikmati konektivitas dengan lebih dari 300 pelabuhan di hampir 100 negara.
- Qingdao (Cina): Berdampingan Laut Kuning dan terletak di Semenanjung Shandong, pelabuhan Qingdao adalah pelabuhan alami dan memiliki konektivitas dengan lebih dari 450 pelabuhan di 130 negara.
- Qinhuangdao Port (Cina): Operasional selama hampir tiga dekade, pelabuhan Qinhuangdao terutama dikenal untuk transportasi batubara di negara itu. Menyumbang hampir 50% dari transportasi batubara di negara itu antara Utara dan Selatan.
- Hong Kong (Cina): Peringkat kesembilan dalam daftar pelabuhan laut terbesar di dunia. Pada tahun 2010, pelabuhan menyumbang 23,7 juta TEUs senilai kargo kontainer.
- Busan (Korea Selatan): Pelabuhan Busan berfungsi sebagai pelabuhan terbesar Korea Selatan dan terbesar kedua kota tersebut. Terletak di Sungai Naktong dan membentuk liburan komersial utama di antara Samudra Pasifik dan negara-negara milik Eurasia.
(Sumber: http://www.marineinsight.com/marine/top-10-biggest-ports-in-the-world-in-2011)