27 C
Medan
Tuesday, October 22, 2024
spot_img

Firman Menyerah karena Ada Bayi

Lagi, Penggerebekan Terduga Teroris di Depok

JAKARTA—Anggota Densus 88 Mabes Polri selama sepekan ini dijamin kurang tidur. Betapa tidak, hampir tiap hari dalam hitungan jam, dinamika perburuan terorisme terus terjadi. Kemarin, tim CRT (Crisis Response Team) Densus 88 menangkap Firman, yang termasuk bagian dari kelompok Farhan.

Walaupun sempat salah menyerang rumah, Densus sukses membawa Firman tanpa perlawanan dan tanpa ada yang terluka. Penangkapan berlangsung di Perumahan Taman Anyelir 2 Blok E1 no 1, Kalimulya, Depok, Jawa Barat  Rabu (05/09) sekitar pukul 6 pagi.

“Saya lihat tiga mobil hitam masuk, saya stop. Rupanya tim Densus, itu sekitar jam 4 pagi,” kata Mursyid, satpam perumahan yang juga saksi mata. Mursyid diajak Densus melakukan sterilisasi wilayah sekitar target. “Densus mengepung rumah kosong blok F2 no 9, saya sudah sampaikan itu kosong, tapi kata Densus ada sandal jadi mungkin dipakai sembunyi,” kata satpam berusia 34 tahun itu.
Satu polisi menggunakan megaphone meminta penghuni keluar. “saya dengar mereka bicara atas nama undang-undang tolong anda keluar, rumah sudah dikepung,” kata Mursyid. Namun, tak ada respon.

Lima orang anggota Densus memanjat pagar rumah samping (Blok F2 no 8) dan melemparkan gas air mata. Mereka juga mengeluarkan empat kali tembakan peringatan ke udara.

Karena tak ada respon, lima orang lagi dari depan menerobos masuk. Mereka memecah kaca. “Dipukul pakai popor lalu masuk, “ujar Mursyid.
Saat itulah, menurut Mursyid, terdengar teriakan dari rumah blok E1 no 1 yang jaraknya sekitar 20 meter dari lokasi. “Densus lalu berpindah konsentrasi, mereka juga meminta penghuni keluar. Dari dalam terdengar jeritan histeris, suaranya sih itu ibu Emong,” katanya.

Rupanya Emong adalah tante dari Firman.  Emong adalah istri Nasuha, seorang guru yang dua tahun menghuni rumah itu. “Lalu petugas masuk dan membawa seseorang, langsung dimasukkan mobil,” katanya.

Butar-Butar pemilik warung di rumah blok F2 nomer 8 heran mengapa Densus sampai salah sasaran. “Rumah ini kosong sejak lama, hanya sesekali saja didatangi tukangnya,” katanya.

Butar sendiri sudah dibangunkan sejak pukul 4 pagi oleh polisi. Dia diminta menjauh 50 meter dari lokasi bersama anaknya. “Mereka juga masuk ke rumah saya dan geledah geledah, tapi karena memang tidak apa-apa ya pergi lagi,” katanya.

Marjaya, camat Kalimulya, Depok menjelaskan rumah kosong yang sempat dirusak Densus itu milik seseorang bernama Erik. “saat ini sedang kosong katrena renovasi,” katanya.

Marjaya juga langsung menemui Nasuha dan istrinya di dalam rumah. Saat keluar, Marjaya menjelaskan Emong (tante Firman) masih shock. “Menurut pak Nasuha Firman baru datang jam 9 malam,” katanya.

Saat itu, Nasuha sempat bertanya pada keponakannya itu. “Kok tidak kerja ? Dijawab oleh Firman lagi libur Om,” kata Marjaya menirukan perbincangannya dengan nasuha.

Menurut Marjaya, Firman tak melawan karena ada sepupunya (anak-anak Nasuha) yang masih balita. “Omnya bilang, apa kamu tega dengan adik-adikmu itu, karena itu dia sama sekali tak melawan,” ujarnya.

Sekitar jam 9 WIB, polisi dari Bidang Dokkes Polda Metro Jaya datang membawa tabung oksigen. Rupanya Emong sempat sesak nafas dan tak sadarkan diri. Sekitar pukul 10.30, keluarga itu dievakuasi dengan mobil Avanza yang masuk hingga pekarangan rumah.

Mereka dibawa keluar dengan ditutup kain seprai bermotif tweety untuk menghindari kamera wartawan. “Tolong ya jangan difoto, ada anak-anak, mereka tak bersalah,” kata Kapolres Depok Kombes Mulyadi yang datang langsung ke TKP.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, penangkapan terduga teroris di Depok, Jawa Barat, merupakan salah satu rangkaian dari penangkapan teroris di Solo, Jawa Tengah. Firman, tersangka teroris yang ditangkap di Depok, kata Boy, ikut berperan dalam aksi yang direncanakan Bayu, Farhan, dan Muchsin. Firman sudah berinteraksi dengan mereka sejak 2007. (rdl/jpnn)

Lagi, Penggerebekan Terduga Teroris di Depok

JAKARTA—Anggota Densus 88 Mabes Polri selama sepekan ini dijamin kurang tidur. Betapa tidak, hampir tiap hari dalam hitungan jam, dinamika perburuan terorisme terus terjadi. Kemarin, tim CRT (Crisis Response Team) Densus 88 menangkap Firman, yang termasuk bagian dari kelompok Farhan.

Walaupun sempat salah menyerang rumah, Densus sukses membawa Firman tanpa perlawanan dan tanpa ada yang terluka. Penangkapan berlangsung di Perumahan Taman Anyelir 2 Blok E1 no 1, Kalimulya, Depok, Jawa Barat  Rabu (05/09) sekitar pukul 6 pagi.

“Saya lihat tiga mobil hitam masuk, saya stop. Rupanya tim Densus, itu sekitar jam 4 pagi,” kata Mursyid, satpam perumahan yang juga saksi mata. Mursyid diajak Densus melakukan sterilisasi wilayah sekitar target. “Densus mengepung rumah kosong blok F2 no 9, saya sudah sampaikan itu kosong, tapi kata Densus ada sandal jadi mungkin dipakai sembunyi,” kata satpam berusia 34 tahun itu.
Satu polisi menggunakan megaphone meminta penghuni keluar. “saya dengar mereka bicara atas nama undang-undang tolong anda keluar, rumah sudah dikepung,” kata Mursyid. Namun, tak ada respon.

Lima orang anggota Densus memanjat pagar rumah samping (Blok F2 no 8) dan melemparkan gas air mata. Mereka juga mengeluarkan empat kali tembakan peringatan ke udara.

Karena tak ada respon, lima orang lagi dari depan menerobos masuk. Mereka memecah kaca. “Dipukul pakai popor lalu masuk, “ujar Mursyid.
Saat itulah, menurut Mursyid, terdengar teriakan dari rumah blok E1 no 1 yang jaraknya sekitar 20 meter dari lokasi. “Densus lalu berpindah konsentrasi, mereka juga meminta penghuni keluar. Dari dalam terdengar jeritan histeris, suaranya sih itu ibu Emong,” katanya.

Rupanya Emong adalah tante dari Firman.  Emong adalah istri Nasuha, seorang guru yang dua tahun menghuni rumah itu. “Lalu petugas masuk dan membawa seseorang, langsung dimasukkan mobil,” katanya.

Butar-Butar pemilik warung di rumah blok F2 nomer 8 heran mengapa Densus sampai salah sasaran. “Rumah ini kosong sejak lama, hanya sesekali saja didatangi tukangnya,” katanya.

Butar sendiri sudah dibangunkan sejak pukul 4 pagi oleh polisi. Dia diminta menjauh 50 meter dari lokasi bersama anaknya. “Mereka juga masuk ke rumah saya dan geledah geledah, tapi karena memang tidak apa-apa ya pergi lagi,” katanya.

Marjaya, camat Kalimulya, Depok menjelaskan rumah kosong yang sempat dirusak Densus itu milik seseorang bernama Erik. “saat ini sedang kosong katrena renovasi,” katanya.

Marjaya juga langsung menemui Nasuha dan istrinya di dalam rumah. Saat keluar, Marjaya menjelaskan Emong (tante Firman) masih shock. “Menurut pak Nasuha Firman baru datang jam 9 malam,” katanya.

Saat itu, Nasuha sempat bertanya pada keponakannya itu. “Kok tidak kerja ? Dijawab oleh Firman lagi libur Om,” kata Marjaya menirukan perbincangannya dengan nasuha.

Menurut Marjaya, Firman tak melawan karena ada sepupunya (anak-anak Nasuha) yang masih balita. “Omnya bilang, apa kamu tega dengan adik-adikmu itu, karena itu dia sama sekali tak melawan,” ujarnya.

Sekitar jam 9 WIB, polisi dari Bidang Dokkes Polda Metro Jaya datang membawa tabung oksigen. Rupanya Emong sempat sesak nafas dan tak sadarkan diri. Sekitar pukul 10.30, keluarga itu dievakuasi dengan mobil Avanza yang masuk hingga pekarangan rumah.

Mereka dibawa keluar dengan ditutup kain seprai bermotif tweety untuk menghindari kamera wartawan. “Tolong ya jangan difoto, ada anak-anak, mereka tak bersalah,” kata Kapolres Depok Kombes Mulyadi yang datang langsung ke TKP.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, penangkapan terduga teroris di Depok, Jawa Barat, merupakan salah satu rangkaian dari penangkapan teroris di Solo, Jawa Tengah. Firman, tersangka teroris yang ditangkap di Depok, kata Boy, ikut berperan dalam aksi yang direncanakan Bayu, Farhan, dan Muchsin. Firman sudah berinteraksi dengan mereka sejak 2007. (rdl/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru