JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Penemuan objek yang diyakini merupakan ekor pesawat AirAsia QZ8501, memunculkan harapan bakal segera ditemukannya Black Box pesawat nahas itu. Kotak Hitam yang sejatinya berwarna oranye, akan menjawab semua misteri penyebab jatuhnya kapal terbang milik maskapai asal Malaysia tersebut di perairan Selat Karimata, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, pada Minggu (28/12) pagi.
Ekor pesawat AirAsia QZ8501 memang sudah dikonfirmasi pihak Badan Save and Rescue Nasional (Basarnas). Dalam jumpa pers Rabu (7/1) siang tadi, Kepala Basarnas Marsdya FHB Soelistyo menegaskan keberhasilan penemuan timnya di lapangan.
“Objek ditemukan di sektor prioritas tambahan kedua dan dilaporkan oleh kapal GeoSurvey yang kemudian ditindaklanjuti oleh penyelam (dari TNI AL). Saya meminta objek difoto, dan bisa dipastikan itu adalah ekor pesawat,” kata Soelistyo.
Penemuan ekor pesawat ini merupakan hal yang penting, mengingat di posisi inilah umumnya Black Box terletak. Hingga saat ini, belum bisa dipastikan apakah Black Box AirAsia QZ8501 masih berada di posisi semestinya.
Diketahui, baterai atau sinyal yang bisa ditangkap dari sinyal Kotak Hitam hanya bekerja selama 30 hari sejak take off. Itu artinya, durasi tersia hanya berkisar 19 hari lagi. Apakah itu artinya masih panjang (lama) atau bukan, yang jelas faktanya buntut dari musibah AirAsia QZ8501 ini sudah menjalar kemana-mana. Dari duka keluarga korban, urusan asuransi, polemik sah tidaknya AirAsia QZ8501 terbang, mutasi person yang dianggap Kementerian Perhubungan menjadi pemicu kecamuk izin rute, dan sebagainya.
Si Kotak Hitam nanti akan sangat membantu mengungkap semua tabir. Ya, di dalam Black Box itu terdapat sekumpulan perangkat yang digunakan dalam bidang transportasi, seperti perekam data penerbangan (flight data recorder; FDR) dan perekam suara kokpit (cockpit voice recorder; CVR) dalam pesawat terbang.
Fungsi dari Kotak Hitam sendiri adalah untuk merekam pembicaraan antara pilot dan pemandu lalu lintas udara atau air traffic control (ATC) serta untuk mengetahui tekanan udara dan kondisi cuaca selama penerbangan.
Hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Namun Soelistyo memastikan, Tim SAR terus berupaya mencari kotak hitam di area penemuan ekor pesawat. “KNKT dan tim, termasuk kapal Baruna, masih mencari black box di lokasi,” ujarnya. (adk/jpnn)