32.8 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Raja Tembakau Djarum Paling Tajir

Bos Djarum, Budi dan Michael Hartono, terkaya di Indonesia.
Bos Djarum, Budi dan Michael Hartono, terkaya di Indonesia.

SUMUTPOS.CO – Majalah Forbes kembali merilis daftar 50 orang terkaya di Indonesia untuk tahun perhitungan 2015. Nama kakak beradik Budi dan Michael Hartono masih menduduki posisi teratas. Jumlah kekayaan bos Djarum ditaksir mencapai 15,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 212,5 triliun.

Namun, harta keluarga Hartono tercatat berkurang 1,1 miliar dolar AS dibandingkan dengan tahun lalu. Dimana pada akhir 2014 kekayaan keluarga Hartono sebesar 16,5 miliar dolar AS. Keduanya masih mengandalkan perusahaan rokok keluarga, Djarum dan Bank Central Asia (BCA). Dikutip dari laman Forbes, 50 orang pengusaha Indonesia rata-rata memang mengalami penurunan harta sebanyak 9 persen atau jika ditotal harta mereka tergerus sekitar 9 miliar-10,23 miliar dolar AS.

Rival bisnis keluarga Hartono di industri rokok, Susilo Wonowidjojo juga masih mengekor di posisi kedua meski nilai asetnya turun dari 8 miliar dolar AS pada tahun lalu menjadi 5,5 miliar dolar AS pada tahun ini. Kejatuhan harga saham Gudang Garam pada tahun ini dinilai menjadi penyebab anjloknya kekayaan Susilo sebesar 2,5 miliar dolar AS.

Pada peringkat dua dan tiga juga masih ditempati oleh miliuner yang sama, yakni Anthoni Salim dan Eka Tjipta Widjaja. Kekayaan Anthoni ditaksir sebesar 5,4 miliar dolar AS, turun dari tahun lalu 5,9 miliar dolar AS. Bos PT Indofood Sukses Makmur Tbk ini masih mengandalkan berbagai lini usahanya di industri gula, produk makanan, telekomunikasi, ritel, properti, dan perbankan.

Sementara kekayaan Eka Tjipta, Bos Sinar Mas Group juga turun dari 5,8 miliar dolar AS menjadi 5,3 miliar dolar AS akibat anjloknya harga minyak sawit. Lini bisnis sawitnya, PT Golden Agri Resources tercatat mengalami kejatuhan harga saham sekitar 30 persen pada tahun lalu. Menyodok di peringkat kelima, Chairul Tanjung (CT) dengan nilai kekayaan sebesar 4,8 miliar dolar AS.

Bos CT Corps ini menggeser Sri Prakash Lohia ke posisi enam setelah asetnya membengkak 500 juta dolar AS berkat berbagai varian bisnisnya. CT tercatat memiliki usaha di industri media, ritel, perbankan, waralaba, gaya hidup, hiburan dan perkebunan. Sedangkan Sri Prakash Lohia harus puas turun peringkat ke posisi enam setelah bertukar posisi dengan Chairul Tanjung. Padahal, kekayaan Bos Indorama Group ini naik sebesar 400 juta dolar AS menjadi 4,7 miliar dolar AS.

Pengusaha produsen minyak sawit nasional, Bachtiar Karim secara mengejutkan lompat ke posisi ketujuh dari sebelumnya berada di peringkat 12. Lewat bendera bisnis Musim Mas, kekayaannya melonjak signifikan, dari 2 miliar dolar AS menjadi 3,3 miliar dolar AS.Kehadiran Karim secara otomatis menggeser posisi pemilik perusahaan obat Kalbe Farma dan jaringan Rumah Sakit Mitra Keluarga Boenjamin Setiawan ke posisi delapan. Kekayaan Boenjamin tercatat susut sekitar 200 juta dolar AS menjadi 3,3 miliar dolar AS.

Demikian pula dengan Bos Lippo Group Mochtar Riady harus rela turun peringkat ke posisi sembilan setelah asetnya susut 500 juta dolar AS menjadi 2,2 miliar dolar AS. Bos Bank Mayapada yang juga pemegang lisensi Majalah Forbes di Indonesia, Tahir juga naik satu peringkat ke posisi 10 meskipun kekayaannya turun dari 2,1 miliar dolar AS menjadi 2 miliar AS. Tahir menggeser Bos Rajawali Group Peter Sondakh dan Bos Asian Agri Sukanto Tanoto. (jpnn/deo)

Bos Djarum, Budi dan Michael Hartono, terkaya di Indonesia.
Bos Djarum, Budi dan Michael Hartono, terkaya di Indonesia.

SUMUTPOS.CO – Majalah Forbes kembali merilis daftar 50 orang terkaya di Indonesia untuk tahun perhitungan 2015. Nama kakak beradik Budi dan Michael Hartono masih menduduki posisi teratas. Jumlah kekayaan bos Djarum ditaksir mencapai 15,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 212,5 triliun.

Namun, harta keluarga Hartono tercatat berkurang 1,1 miliar dolar AS dibandingkan dengan tahun lalu. Dimana pada akhir 2014 kekayaan keluarga Hartono sebesar 16,5 miliar dolar AS. Keduanya masih mengandalkan perusahaan rokok keluarga, Djarum dan Bank Central Asia (BCA). Dikutip dari laman Forbes, 50 orang pengusaha Indonesia rata-rata memang mengalami penurunan harta sebanyak 9 persen atau jika ditotal harta mereka tergerus sekitar 9 miliar-10,23 miliar dolar AS.

Rival bisnis keluarga Hartono di industri rokok, Susilo Wonowidjojo juga masih mengekor di posisi kedua meski nilai asetnya turun dari 8 miliar dolar AS pada tahun lalu menjadi 5,5 miliar dolar AS pada tahun ini. Kejatuhan harga saham Gudang Garam pada tahun ini dinilai menjadi penyebab anjloknya kekayaan Susilo sebesar 2,5 miliar dolar AS.

Pada peringkat dua dan tiga juga masih ditempati oleh miliuner yang sama, yakni Anthoni Salim dan Eka Tjipta Widjaja. Kekayaan Anthoni ditaksir sebesar 5,4 miliar dolar AS, turun dari tahun lalu 5,9 miliar dolar AS. Bos PT Indofood Sukses Makmur Tbk ini masih mengandalkan berbagai lini usahanya di industri gula, produk makanan, telekomunikasi, ritel, properti, dan perbankan.

Sementara kekayaan Eka Tjipta, Bos Sinar Mas Group juga turun dari 5,8 miliar dolar AS menjadi 5,3 miliar dolar AS akibat anjloknya harga minyak sawit. Lini bisnis sawitnya, PT Golden Agri Resources tercatat mengalami kejatuhan harga saham sekitar 30 persen pada tahun lalu. Menyodok di peringkat kelima, Chairul Tanjung (CT) dengan nilai kekayaan sebesar 4,8 miliar dolar AS.

Bos CT Corps ini menggeser Sri Prakash Lohia ke posisi enam setelah asetnya membengkak 500 juta dolar AS berkat berbagai varian bisnisnya. CT tercatat memiliki usaha di industri media, ritel, perbankan, waralaba, gaya hidup, hiburan dan perkebunan. Sedangkan Sri Prakash Lohia harus puas turun peringkat ke posisi enam setelah bertukar posisi dengan Chairul Tanjung. Padahal, kekayaan Bos Indorama Group ini naik sebesar 400 juta dolar AS menjadi 4,7 miliar dolar AS.

Pengusaha produsen minyak sawit nasional, Bachtiar Karim secara mengejutkan lompat ke posisi ketujuh dari sebelumnya berada di peringkat 12. Lewat bendera bisnis Musim Mas, kekayaannya melonjak signifikan, dari 2 miliar dolar AS menjadi 3,3 miliar dolar AS.Kehadiran Karim secara otomatis menggeser posisi pemilik perusahaan obat Kalbe Farma dan jaringan Rumah Sakit Mitra Keluarga Boenjamin Setiawan ke posisi delapan. Kekayaan Boenjamin tercatat susut sekitar 200 juta dolar AS menjadi 3,3 miliar dolar AS.

Demikian pula dengan Bos Lippo Group Mochtar Riady harus rela turun peringkat ke posisi sembilan setelah asetnya susut 500 juta dolar AS menjadi 2,2 miliar dolar AS. Bos Bank Mayapada yang juga pemegang lisensi Majalah Forbes di Indonesia, Tahir juga naik satu peringkat ke posisi 10 meskipun kekayaannya turun dari 2,1 miliar dolar AS menjadi 2 miliar AS. Tahir menggeser Bos Rajawali Group Peter Sondakh dan Bos Asian Agri Sukanto Tanoto. (jpnn/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/