31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

F-16V dan Sukhoi Rebutan Indonesia

ALEXANDER KOTS/AFP PHOTO/jpg LANDING: Pesawat tempur buatan Rusia, Sukhoi, mendarat di Bandara Hmeimim di Suriah, belum lama ini.  Rencana Sukhoi menjadi alutsista TNI mendapat saingan pesawat tempur buatan Amerika Serikat F-16V.
ALEXANDER KOTS/AFP PHOTO/jpg
LANDING: Pesawat tempur buatan Rusia, Sukhoi, mendarat di Bandara Hmeimim di Suriah, belum lama ini. Rencana Sukhoi menjadi alutsista TNI mendapat saingan pesawat tempur buatan Amerika Serikat F-16V.

SUMUTPOS.CO- Lockheed Martin, perusahaan produsen pesawat tempur F-16 Fighting Falcon mencoba kembali peruntungannya di Indonesia. Kemarin (7/10), perusahaan asal Amerika Serikat itu mempromosikan varian pesawat tempur terbarunya, F-16V. Sebelumnya, Indonesia memang pernah membeli F-16 Fighting Falcon buatan Lockheed Martin yang mendunia tersebut.

Dalam mempromosikan produk terbarunya tersebut, mereka membawa simulator yang sama persis dengan pesawat yang sesungguhnya. “Ini untuk mengenalkan kepada masyarakat Indonesia,” kata Director Business Development F-16 Lockheed Martin, Randy Howard, di Grand Hyatt, Jakarta kemarin (7/10).

Dalam kesempatan tersebut, para wartawan dan beberapa pengunjung diberikan kesempatan untuk merasakan langsung menerbangkan pesawat tersebut. Bahkan untuk memaksimalkan sensasinya, Lockheed Martin menyediakan enam buah layar berukuran besar. Mendapati kesempatan yang langka, wartawan dan pengunjung pun antusias.

Peswat F-16V merupakan pengembangan dari F-16 Fighting Falcon. Pesawat F-16V menawarkan kemampuan generasi ke-4 paling baru. Kemampuan baru tersebut meliputi Scalable Agile Beam Radar (SABR) dan peningkatan pada mission computer pesawat, vehicle system, struktur pesawat, kopkit dan sistem peperangan elektronik.

Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Amerika Serikat, Robert Blake Jr mengatakan, pengenalan tersebut sebagai bentuk kuatnya hubungan AS dengan Indonesia. Khususnya dibidang pertahanan. “Karena memiliki kepentingan bersama menjaga keselamatan dan stabilitas regional,” ujarnya dalam sambutan.

Meski bertajuk pengenalan, Robert tidak menutup adanya kemungkinan  pembelian alutsista oleh pemerintah Indonesia. Terlebih menurutnya, sistem radar yang dimiliki F-16 sangat cocok untuk memproteksi keamanan maritim Indonesia. “Bisa mendeteksi kapal selam atau pencurian ikan,” terangnya.

Lockheed Martin merupakan perusahaan yang memiliki nama besar dibidang produksi pesawat tempur. Namanya mencuat setelah salah satu produknya, F-16 Fighting Falcon dinobatkan sebagai pesawat tempur paling laris hingga saat ini. Pesawat yang sebelumnya diproduksi General Dinamics itu menembus angka 4.500 buah dalam penjualannya.

Namun, rencana ini bisa menimbulkan polemik baru pembelian pesawat tempur Indonesia. Sebab, tidak hanya memperkenalkan, perusahaan asal Amerika Serikat itu juga berharap, varian terbarunya itu bisa menggantikan skuadron 14 TNI AU yang mempensiunkan pesawat F-5E/F Tiger.

“Untuk memenuhi kebutuhan Indonesia, mengganti F-5E/F Tiger yang dipensiunkan,” tegas Randy Howard.

Padahal, Menteri Pertahanan Indonesia, Ryamizard Ryacudu dalam beberapa kesempatan sudah menyatakan jika pengganti skuadron 14, F-5E/F Tiger adalah Sukhoi SU-35 pabrikan Knaapo Rusia. “Iya sudah ditentukan. Kami sepakat, KSAU dan Panglima TNI,” ujarnya di Jakarta, (2/9) lalu.

Saat itu, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu beralasan, Indonesia sudah memiliki Sukhoi SU-27 dan SU-30. Sehingga memudahkan prajurit TNI Angkatan Udara dalam alih teknologinya.

Bahkan menurutnya, pihaknya sudah akan melakukan negosiasi dalam waktu dekat dengan produsen SU-35.Tak hanya itu, pembelian SU-35 juga dimasukkan dalam revisi Minimum Esenstial Force (MEF) tahap dua 2014-2019.

Menanggapi kenyataan tersebut, Randall mengaku tidak mengetahui. Sepengetahuannya, Menhan baru sebatas merencanakan. “Setahuku, baru mempertimbangkan pesawat itu (SU-35 red),”imbuhnya dibantu penterjemah.

Sementara itu, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Djundan Eko menjelaskan, pihaknya memang mendapatkan tawaran dari Amerika.

Menurutnya, hal tersebut biasa dalam dunia kemiliteran.”Bukan hanya Amerika malah, dari Eropa juga banyak,” ujarnya saat dikonfirmasi.

Namun sayangnya, dia enggan menyebutkan perihal produsen mana saja yang sempat menawarkan produk pesawat tempurnya. Terkait kemungkinan pindahnya pilihan ke F-16V, Djundan mengaku belum bisa berkomentar. (far/jpg/rbb)

ALEXANDER KOTS/AFP PHOTO/jpg LANDING: Pesawat tempur buatan Rusia, Sukhoi, mendarat di Bandara Hmeimim di Suriah, belum lama ini.  Rencana Sukhoi menjadi alutsista TNI mendapat saingan pesawat tempur buatan Amerika Serikat F-16V.
ALEXANDER KOTS/AFP PHOTO/jpg
LANDING: Pesawat tempur buatan Rusia, Sukhoi, mendarat di Bandara Hmeimim di Suriah, belum lama ini. Rencana Sukhoi menjadi alutsista TNI mendapat saingan pesawat tempur buatan Amerika Serikat F-16V.

SUMUTPOS.CO- Lockheed Martin, perusahaan produsen pesawat tempur F-16 Fighting Falcon mencoba kembali peruntungannya di Indonesia. Kemarin (7/10), perusahaan asal Amerika Serikat itu mempromosikan varian pesawat tempur terbarunya, F-16V. Sebelumnya, Indonesia memang pernah membeli F-16 Fighting Falcon buatan Lockheed Martin yang mendunia tersebut.

Dalam mempromosikan produk terbarunya tersebut, mereka membawa simulator yang sama persis dengan pesawat yang sesungguhnya. “Ini untuk mengenalkan kepada masyarakat Indonesia,” kata Director Business Development F-16 Lockheed Martin, Randy Howard, di Grand Hyatt, Jakarta kemarin (7/10).

Dalam kesempatan tersebut, para wartawan dan beberapa pengunjung diberikan kesempatan untuk merasakan langsung menerbangkan pesawat tersebut. Bahkan untuk memaksimalkan sensasinya, Lockheed Martin menyediakan enam buah layar berukuran besar. Mendapati kesempatan yang langka, wartawan dan pengunjung pun antusias.

Peswat F-16V merupakan pengembangan dari F-16 Fighting Falcon. Pesawat F-16V menawarkan kemampuan generasi ke-4 paling baru. Kemampuan baru tersebut meliputi Scalable Agile Beam Radar (SABR) dan peningkatan pada mission computer pesawat, vehicle system, struktur pesawat, kopkit dan sistem peperangan elektronik.

Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Amerika Serikat, Robert Blake Jr mengatakan, pengenalan tersebut sebagai bentuk kuatnya hubungan AS dengan Indonesia. Khususnya dibidang pertahanan. “Karena memiliki kepentingan bersama menjaga keselamatan dan stabilitas regional,” ujarnya dalam sambutan.

Meski bertajuk pengenalan, Robert tidak menutup adanya kemungkinan  pembelian alutsista oleh pemerintah Indonesia. Terlebih menurutnya, sistem radar yang dimiliki F-16 sangat cocok untuk memproteksi keamanan maritim Indonesia. “Bisa mendeteksi kapal selam atau pencurian ikan,” terangnya.

Lockheed Martin merupakan perusahaan yang memiliki nama besar dibidang produksi pesawat tempur. Namanya mencuat setelah salah satu produknya, F-16 Fighting Falcon dinobatkan sebagai pesawat tempur paling laris hingga saat ini. Pesawat yang sebelumnya diproduksi General Dinamics itu menembus angka 4.500 buah dalam penjualannya.

Namun, rencana ini bisa menimbulkan polemik baru pembelian pesawat tempur Indonesia. Sebab, tidak hanya memperkenalkan, perusahaan asal Amerika Serikat itu juga berharap, varian terbarunya itu bisa menggantikan skuadron 14 TNI AU yang mempensiunkan pesawat F-5E/F Tiger.

“Untuk memenuhi kebutuhan Indonesia, mengganti F-5E/F Tiger yang dipensiunkan,” tegas Randy Howard.

Padahal, Menteri Pertahanan Indonesia, Ryamizard Ryacudu dalam beberapa kesempatan sudah menyatakan jika pengganti skuadron 14, F-5E/F Tiger adalah Sukhoi SU-35 pabrikan Knaapo Rusia. “Iya sudah ditentukan. Kami sepakat, KSAU dan Panglima TNI,” ujarnya di Jakarta, (2/9) lalu.

Saat itu, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu beralasan, Indonesia sudah memiliki Sukhoi SU-27 dan SU-30. Sehingga memudahkan prajurit TNI Angkatan Udara dalam alih teknologinya.

Bahkan menurutnya, pihaknya sudah akan melakukan negosiasi dalam waktu dekat dengan produsen SU-35.Tak hanya itu, pembelian SU-35 juga dimasukkan dalam revisi Minimum Esenstial Force (MEF) tahap dua 2014-2019.

Menanggapi kenyataan tersebut, Randall mengaku tidak mengetahui. Sepengetahuannya, Menhan baru sebatas merencanakan. “Setahuku, baru mempertimbangkan pesawat itu (SU-35 red),”imbuhnya dibantu penterjemah.

Sementara itu, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Djundan Eko menjelaskan, pihaknya memang mendapatkan tawaran dari Amerika.

Menurutnya, hal tersebut biasa dalam dunia kemiliteran.”Bukan hanya Amerika malah, dari Eropa juga banyak,” ujarnya saat dikonfirmasi.

Namun sayangnya, dia enggan menyebutkan perihal produsen mana saja yang sempat menawarkan produk pesawat tempurnya. Terkait kemungkinan pindahnya pilihan ke F-16V, Djundan mengaku belum bisa berkomentar. (far/jpg/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/