26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Antrean Makan tak Manusiawi

JAKARTA-Ketua Tim Pengawas Penyelenggaraan Ibadah Haji, Marzuki Alie mengatakan mayoritas klaim terhadap penyelenggaraan Haji Indonesia tahun ini bersumber dari tata kelola makanan yang tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh penyelenggara dalam hal ini Kementrian Agama.

“Jamaah harus berbaris dengan piring kosong lalu maju satu-persatu ke meja makan dan petugas mengisi piring dengan nasi, sayur dan salah satu lauk seperti telur, ikan teri atau ayam,” kata Marzuki Alie dalam rilisnya dari Mina, Senin (7/11).

Para jamaah lanjutnya, memprotes pola untuk mendapatkan makanan dengan antrean per kloter ini bukan prasmanan namanya tapi pola membagi makanan untuk narapidana di penjara. “Seperti makan di penjara, para napi berbaris membawa piring kemudian diisi oleh petugas sambil berjalan melewati meja makanan,” ungkap Ketua DPR itun
Persoalan lain dibalik itu lanjutnya, bila meja ditempatkan di lorong maktab, maka siang hari berpanas-panas dan ini sangat tidak manusiawi. Kekecewaan juga datang dari jamaah perempuan yang mempertanyakan kamar mandi dan toilet yang sangat minim fasilitasnya.

“Fakta ini berbeda dengan komitmen Kementerian Agama dihadapan DPR bahwa sistim makan diberikan dalam bentuk nasi kotak. Belakangan saya dapat kabar bahwa sistem itu dirubah tanpa pembicaraan dengan DPR. Yang saya sesalkan diantara para Kyai beredar isu dengan sistem antri makanan yang dipakai sekarang semakin besar keuntungan dan sebagian disetor kepada partai berkuasa,” ujar Marzuki Alie.(fas/jpnn)

JAKARTA-Ketua Tim Pengawas Penyelenggaraan Ibadah Haji, Marzuki Alie mengatakan mayoritas klaim terhadap penyelenggaraan Haji Indonesia tahun ini bersumber dari tata kelola makanan yang tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh penyelenggara dalam hal ini Kementrian Agama.

“Jamaah harus berbaris dengan piring kosong lalu maju satu-persatu ke meja makan dan petugas mengisi piring dengan nasi, sayur dan salah satu lauk seperti telur, ikan teri atau ayam,” kata Marzuki Alie dalam rilisnya dari Mina, Senin (7/11).

Para jamaah lanjutnya, memprotes pola untuk mendapatkan makanan dengan antrean per kloter ini bukan prasmanan namanya tapi pola membagi makanan untuk narapidana di penjara. “Seperti makan di penjara, para napi berbaris membawa piring kemudian diisi oleh petugas sambil berjalan melewati meja makanan,” ungkap Ketua DPR itun
Persoalan lain dibalik itu lanjutnya, bila meja ditempatkan di lorong maktab, maka siang hari berpanas-panas dan ini sangat tidak manusiawi. Kekecewaan juga datang dari jamaah perempuan yang mempertanyakan kamar mandi dan toilet yang sangat minim fasilitasnya.

“Fakta ini berbeda dengan komitmen Kementerian Agama dihadapan DPR bahwa sistim makan diberikan dalam bentuk nasi kotak. Belakangan saya dapat kabar bahwa sistem itu dirubah tanpa pembicaraan dengan DPR. Yang saya sesalkan diantara para Kyai beredar isu dengan sistem antri makanan yang dipakai sekarang semakin besar keuntungan dan sebagian disetor kepada partai berkuasa,” ujar Marzuki Alie.(fas/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/