30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tim SAR Deteksi Bunyi ‘Ping’ Kotak Hitam Pesawat AirAsia

Seorang penyelidik dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi mengatakan kelihatannya kotak hitam itu tidak lagi menempel di ekor pesawat.
Seorang penyelidik dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi mengatakan kelihatannya kotak hitam itu tidak lagi menempel di ekor pesawat.

SUMUTPOS.CO – Tim-tim pencarian dan penyelamatan Indonesia yang mencari bangkai jet AirAsia mendeteksi bunyi ‘ping’ dalam upaya mereka menemukan alat-alat perekam kotak hitam, Jumat (9/1), 12 hari setelah menghilang dengan 162 orang di dalamnya, menurut seorang pejabat.

Pesawat AirAsia bernomor penerbangan QZ8501 menghilang dari layar radar pada 28 Desember, kurang dari setengah perjalanan dalam penerbangan dua jam dari Surabaya ke Singapura. Tidak ada yang selamat dalam kecelakaan itu.

Pesawat berjenis Airbus A320-200 itu memiliki kotak hitam perekam suara kokpit dan data penerbangan dekat bagian ekor. Namun pihak berwenang mengatakan alat-alat itu dapat terpisah dari ekor.

​Santoso Sayogo, seorang penyelidik dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi, mengatakan kelihatannya kotak hitam itu tidak lagi menempel di ekor pesawat.

“Kami menerima perkembangan dari lapangan bahwa alat pelacak kotak hitam telah mendeteksi bunyi ‘ping’,” ujarnya pada kantor berita Reuters.

“Kami sangat berharap itu adalah kotak hitam tersebut. Para penyelam perlu mengukuhkannya. Sayangnya kotak hitam itu sepertinya terlepas dari ekor pesawat. Tapi para penyelam perlu mengukuhkan posisinya.”

Ekor itu ditemukan Rabu dengan posisi terbalik di dasar laut, sekitar 30 kilometer dari lokasi terakhir pesawat pada kedalaman sekitar 30 meter.

Tim-tim pencarian Indonesia mengangkut balon-balon pengangkat ke dalam helikopter Jumat sebelum operasi untuk mengangkat ekor tersebut.

Para kerabat korban telah mendesak pihak berwenang untuk memprioritaskan pencarian jenazah keluarga mereka.

Sejauh ini 46 jenazah dan puing-puing telah ditemukan di perairan lepas pantai Kalimantan, namun angin kencang dan gelombang besar telah menghambat upaya-upaya untuk mencapai bagian-bagian pesawat yang lebih besar yang dideteksi oleh peralatan sonar di dasar laut. (Reuters)

Seorang penyelidik dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi mengatakan kelihatannya kotak hitam itu tidak lagi menempel di ekor pesawat.
Seorang penyelidik dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi mengatakan kelihatannya kotak hitam itu tidak lagi menempel di ekor pesawat.

SUMUTPOS.CO – Tim-tim pencarian dan penyelamatan Indonesia yang mencari bangkai jet AirAsia mendeteksi bunyi ‘ping’ dalam upaya mereka menemukan alat-alat perekam kotak hitam, Jumat (9/1), 12 hari setelah menghilang dengan 162 orang di dalamnya, menurut seorang pejabat.

Pesawat AirAsia bernomor penerbangan QZ8501 menghilang dari layar radar pada 28 Desember, kurang dari setengah perjalanan dalam penerbangan dua jam dari Surabaya ke Singapura. Tidak ada yang selamat dalam kecelakaan itu.

Pesawat berjenis Airbus A320-200 itu memiliki kotak hitam perekam suara kokpit dan data penerbangan dekat bagian ekor. Namun pihak berwenang mengatakan alat-alat itu dapat terpisah dari ekor.

​Santoso Sayogo, seorang penyelidik dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi, mengatakan kelihatannya kotak hitam itu tidak lagi menempel di ekor pesawat.

“Kami menerima perkembangan dari lapangan bahwa alat pelacak kotak hitam telah mendeteksi bunyi ‘ping’,” ujarnya pada kantor berita Reuters.

“Kami sangat berharap itu adalah kotak hitam tersebut. Para penyelam perlu mengukuhkannya. Sayangnya kotak hitam itu sepertinya terlepas dari ekor pesawat. Tapi para penyelam perlu mengukuhkan posisinya.”

Ekor itu ditemukan Rabu dengan posisi terbalik di dasar laut, sekitar 30 kilometer dari lokasi terakhir pesawat pada kedalaman sekitar 30 meter.

Tim-tim pencarian Indonesia mengangkut balon-balon pengangkat ke dalam helikopter Jumat sebelum operasi untuk mengangkat ekor tersebut.

Para kerabat korban telah mendesak pihak berwenang untuk memprioritaskan pencarian jenazah keluarga mereka.

Sejauh ini 46 jenazah dan puing-puing telah ditemukan di perairan lepas pantai Kalimantan, namun angin kencang dan gelombang besar telah menghambat upaya-upaya untuk mencapai bagian-bagian pesawat yang lebih besar yang dideteksi oleh peralatan sonar di dasar laut. (Reuters)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/