30.2 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Program Lurah Menikah Dikawal Camat

MEDAN- Pernyataan kontroversial Wali Kota Medan Rahudman Harahap, yang memerintahkan lurah yang masih lajang untuk segera menikah dianggap sebagai keputusan blunder, teledor dan keblinger.

“Pertama ini tidak objektif. Kedua seharusnya sebelum dilaksanakan pelantikan, semestinya ada verifikasi dari wali kota terhadap berkas-berkas para calon lurah itu, layaknya uji kelayakan dan kepatutan. Kalau seperti ini, lebih baik lurah-lurah yang masih lajang itu tidak usah dilantik,” tegas pengamat politik asal Universitas Medan Area (UMA) Dadang Darmawan Msi, kemarin Keputusan Rahudman tersebut juga dianggap tidak mencerminkan sosok seorang pemimpin yang baik.

“Pemimpin harus mempelajari dulu secara cermat. Oke lah anjuran untuk menikah itu bagus, tapi waktu tiga bulan yang diberikan, itu yang tidak tepat. Yang namanya pernikahan itu bukan kawin-kawinan. Yang namanya mencari jodoh atau menikah itu, tidak ada waktu pembatasnya,” tandasnya.

Dadang tidak menampik keberadaan istri bisa membantu lurah menjalankan tugas. Misalnya menjadi Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kelurahan. “Tapi itu tidak serta merta menjadi mutlak,” tukasnya.

Hal senada diungkapkan anggota Komisi A DPRD Medan Aripay Tambunan. “Dicopot setelah tiga bulan karena tidak mendapat jodoh, kesannya jadi dramatis. Ini juga menandakan, pencopotan itu dilakukan tidak objektif,” beber politisi Partai Partai Amanat Nasional (PAN) Medan ini.

Meskipun menuai kritik dari banyak pihak, Rahudman Harahap yang dikonfirmasi seusai menghadiri acara pemaparan kondisi perlalulintasan di Medan dan Sumut, seolah tidak menggubrisnya. Wali kota menegaskan, tetap berkomitmen merelisasikan rencana pencopotan terhadap lurah yang masih sendiri hingga Juli nanti.

“Apa yang telah saya sampaikan kepada lurah-lurah itu adalah agar mereka menunjukkan kinerjanya. Mereka harus tahu visi-misi pemerintah kota,” tegasnya.

Tepat tiga bulan nanti setelah pelantikan, akan ada pergantian lurah yang belum menikah. “Biar orang itu tidak main-main. Nanti kan ada pengawasan dari para camat,” pungkasnya.

Dua lurah Kelurahan Lauci Kecamatan Medan Tuntungan Raja Ian Lubis yang dikonfirmasi Sumut Pos via seluler, enggan memberi komentarnya. “Nanti saja hubungi saya lagi. Saya lagi di jalan,” kata lurah berusia 25 tahunan itu sembari menutup ponselnya.

Keengganan untuk memberi komentar juga dikemukakan Tommy Sidabalok,
lurah lainnya. “Saya lagi melayat. Nggak enak ngomongin itu melalui telepon. Datang aja ke kantor saya,” katanya dan sembari mematikan handphonenya.

Sementara itu, Yuda Lurah Kelurahan Sei Agul Medan lebih bersahabat dan menyatakan, dirinya telah mempersiapkan rencana pernikahannya dalam waktu dekat. “InsyaAllah secepatnya akan saya laksanakan pernikahan. Jodoh sudah ada, dan saya menyambut baik instruksi wali kota tersebut. Kita juga berpikir, bagaimana kita memimpin sementara kita saja belum punya keluarga kecil untuk dipimpin,” tuturnya.

Jika Punya Istri, Lurah Tak Keluyuran Malam

Bukan hanya anggota DPRD Medan yang terpingkal mendengar perintah unik Wali Kota Medan Rahudman Harahap soal kebijakan lurah lajang wajib nikah dalam tiga bulan ke depan. Mendagri Gamawan Fauzi langsung tertawa saat dimintai komentar. Tanpa dinyana, bukannya mengecam statemen Rahudman yang disampaikan di pendopo rumah dinas wali kota Medan Jalan Sudirman Medan itu, Gamawan malah memberikan apresiasi.

“Memang itu (soal pernikahan, Red) urusan pribadi,” cetus Gamawan begitu tertawanya terhenti, kepada Sumut Pos di kantornya, Jumat (8/4). Lantas, mantan gubernur Sumbar yang belum lama pulang dari umroh itu, mengaku dirinya tidak mau berprasangka buruk terhadap statemen Rahudman itu.
Dia yakin, di balik statemennya itu, Rahudman punya maksud baik. “Mungkin ada back mind, ada maksud baik,” ujar Gamawan.

Apa kiranya maksud baik Rahudman itu? Gamawan menduga, paling tidak ada dua maksud baik Rahudman. Pertama, seperti diajarkan agama, pria yang sudah ‘mampu’ harus mensegerakan pernikahan. “Bila sudah berkeluarga, hidup pastinya lebih tenang,” kata Gamawan.
Yang kedua, lanjut Gamawan, pria yang sudah beristri relatif lebih betah berada di rumah. “Kalau sudah punya istri, rasanya lebih tenang, lebih betah di rumah. Biar tak keluyuran di malam hari,” ujar Gamawan, kali ini sembari tersenyum.

Salah seorang staf khusus mendagri, Umar Hasibuan, yang ikut mendampingi saat wawancara, ikut menyeletuk, memang ada baiknya lurah-lurah di Medan segera menikah. “Karena di Medan banyak tempat hiburan malam,” ujar pria yang sudah akrab dengan ‘suasana’ Medan itu sembari tertawa.

Seperti diberitakan, Wali Kota Medan Rahudman Harahap, saat memberi arahan kepada 74 lurah se-Kota Medan yang baru dilantik, Rabu malam, mewarning lurah-lurah yang belum memiliki pasangan hidup untuk segera berumahtangga. Kalau tidak, alamat akan dicopot dari jabatannya.

“Paling lambat tiga bulan dari sekarang atau bulan Juni nanti, yang belum punya istri atau suami untuk segera berumah tangga. Kalau tidak maka akan saya ganti,” tegasnya di depan segenap lurah dan camat serta sejumlah pejabat di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di pendopo rumah dinas wali kota Medan Jalan Sudirman Medan. Sontak pernyataan ini membuat anak buahnya terdiam dan saling lirik. Sementara, Rahudman yang ditanya ulang terkait pernyataannya itu, tak banyak berkomentar lagi. (ari/sam)

MEDAN- Pernyataan kontroversial Wali Kota Medan Rahudman Harahap, yang memerintahkan lurah yang masih lajang untuk segera menikah dianggap sebagai keputusan blunder, teledor dan keblinger.

“Pertama ini tidak objektif. Kedua seharusnya sebelum dilaksanakan pelantikan, semestinya ada verifikasi dari wali kota terhadap berkas-berkas para calon lurah itu, layaknya uji kelayakan dan kepatutan. Kalau seperti ini, lebih baik lurah-lurah yang masih lajang itu tidak usah dilantik,” tegas pengamat politik asal Universitas Medan Area (UMA) Dadang Darmawan Msi, kemarin Keputusan Rahudman tersebut juga dianggap tidak mencerminkan sosok seorang pemimpin yang baik.

“Pemimpin harus mempelajari dulu secara cermat. Oke lah anjuran untuk menikah itu bagus, tapi waktu tiga bulan yang diberikan, itu yang tidak tepat. Yang namanya pernikahan itu bukan kawin-kawinan. Yang namanya mencari jodoh atau menikah itu, tidak ada waktu pembatasnya,” tandasnya.

Dadang tidak menampik keberadaan istri bisa membantu lurah menjalankan tugas. Misalnya menjadi Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kelurahan. “Tapi itu tidak serta merta menjadi mutlak,” tukasnya.

Hal senada diungkapkan anggota Komisi A DPRD Medan Aripay Tambunan. “Dicopot setelah tiga bulan karena tidak mendapat jodoh, kesannya jadi dramatis. Ini juga menandakan, pencopotan itu dilakukan tidak objektif,” beber politisi Partai Partai Amanat Nasional (PAN) Medan ini.

Meskipun menuai kritik dari banyak pihak, Rahudman Harahap yang dikonfirmasi seusai menghadiri acara pemaparan kondisi perlalulintasan di Medan dan Sumut, seolah tidak menggubrisnya. Wali kota menegaskan, tetap berkomitmen merelisasikan rencana pencopotan terhadap lurah yang masih sendiri hingga Juli nanti.

“Apa yang telah saya sampaikan kepada lurah-lurah itu adalah agar mereka menunjukkan kinerjanya. Mereka harus tahu visi-misi pemerintah kota,” tegasnya.

Tepat tiga bulan nanti setelah pelantikan, akan ada pergantian lurah yang belum menikah. “Biar orang itu tidak main-main. Nanti kan ada pengawasan dari para camat,” pungkasnya.

Dua lurah Kelurahan Lauci Kecamatan Medan Tuntungan Raja Ian Lubis yang dikonfirmasi Sumut Pos via seluler, enggan memberi komentarnya. “Nanti saja hubungi saya lagi. Saya lagi di jalan,” kata lurah berusia 25 tahunan itu sembari menutup ponselnya.

Keengganan untuk memberi komentar juga dikemukakan Tommy Sidabalok,
lurah lainnya. “Saya lagi melayat. Nggak enak ngomongin itu melalui telepon. Datang aja ke kantor saya,” katanya dan sembari mematikan handphonenya.

Sementara itu, Yuda Lurah Kelurahan Sei Agul Medan lebih bersahabat dan menyatakan, dirinya telah mempersiapkan rencana pernikahannya dalam waktu dekat. “InsyaAllah secepatnya akan saya laksanakan pernikahan. Jodoh sudah ada, dan saya menyambut baik instruksi wali kota tersebut. Kita juga berpikir, bagaimana kita memimpin sementara kita saja belum punya keluarga kecil untuk dipimpin,” tuturnya.

Jika Punya Istri, Lurah Tak Keluyuran Malam

Bukan hanya anggota DPRD Medan yang terpingkal mendengar perintah unik Wali Kota Medan Rahudman Harahap soal kebijakan lurah lajang wajib nikah dalam tiga bulan ke depan. Mendagri Gamawan Fauzi langsung tertawa saat dimintai komentar. Tanpa dinyana, bukannya mengecam statemen Rahudman yang disampaikan di pendopo rumah dinas wali kota Medan Jalan Sudirman Medan itu, Gamawan malah memberikan apresiasi.

“Memang itu (soal pernikahan, Red) urusan pribadi,” cetus Gamawan begitu tertawanya terhenti, kepada Sumut Pos di kantornya, Jumat (8/4). Lantas, mantan gubernur Sumbar yang belum lama pulang dari umroh itu, mengaku dirinya tidak mau berprasangka buruk terhadap statemen Rahudman itu.
Dia yakin, di balik statemennya itu, Rahudman punya maksud baik. “Mungkin ada back mind, ada maksud baik,” ujar Gamawan.

Apa kiranya maksud baik Rahudman itu? Gamawan menduga, paling tidak ada dua maksud baik Rahudman. Pertama, seperti diajarkan agama, pria yang sudah ‘mampu’ harus mensegerakan pernikahan. “Bila sudah berkeluarga, hidup pastinya lebih tenang,” kata Gamawan.
Yang kedua, lanjut Gamawan, pria yang sudah beristri relatif lebih betah berada di rumah. “Kalau sudah punya istri, rasanya lebih tenang, lebih betah di rumah. Biar tak keluyuran di malam hari,” ujar Gamawan, kali ini sembari tersenyum.

Salah seorang staf khusus mendagri, Umar Hasibuan, yang ikut mendampingi saat wawancara, ikut menyeletuk, memang ada baiknya lurah-lurah di Medan segera menikah. “Karena di Medan banyak tempat hiburan malam,” ujar pria yang sudah akrab dengan ‘suasana’ Medan itu sembari tertawa.

Seperti diberitakan, Wali Kota Medan Rahudman Harahap, saat memberi arahan kepada 74 lurah se-Kota Medan yang baru dilantik, Rabu malam, mewarning lurah-lurah yang belum memiliki pasangan hidup untuk segera berumahtangga. Kalau tidak, alamat akan dicopot dari jabatannya.

“Paling lambat tiga bulan dari sekarang atau bulan Juni nanti, yang belum punya istri atau suami untuk segera berumah tangga. Kalau tidak maka akan saya ganti,” tegasnya di depan segenap lurah dan camat serta sejumlah pejabat di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di pendopo rumah dinas wali kota Medan Jalan Sudirman Medan. Sontak pernyataan ini membuat anak buahnya terdiam dan saling lirik. Sementara, Rahudman yang ditanya ulang terkait pernyataannya itu, tak banyak berkomentar lagi. (ari/sam)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/