26.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Budi Waseso: Bandar Racuni Anak TK bahkan Balita

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso (kiri) menyaksikan Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi (kanan) memusnahkan narkoba dengan menggunakan mesin di Lapangan Merdeka Medan, Kamis (19/10/2017). BNN memusnahkan 520 kg ganja, 43.450 butir ekstasi dan 191 kilogram sabu yang merupakan hasil kerja sama BNN Sumut, BNN Aceh dan Polda Sumut dalam pengungkapan kasus tindak pidana narkotika.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso menyebutkan, tingginya peredaran dan penyalahgunaan narkotika menjadi momok yang menakutkan bagi bangsa ini. Mirisnya, para bandar narkoba kini menyasar anak-anak sekolah bahkan bayi di bawah lima tahun (balita).

Budi Waseso menyebutkan, para bandar narkoba seolah-olah melakukan regenerasi penyalahgunaan narkoba dengan meracuni siswa Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD). “Operasi jaringan ini sangat masif. Kemarin di Kalteng, bayi 1,5 tahun terkontaminasi narkoba. Di NTB begitu juga, di Sulawesi Selatah lebih parah. Bayi 6 bulan sudah terkontaminasi narkotika,” ungkap pria yang akrab disapa Buwas ini pada acara pemusnahan barangbukti narkoba di Lapangan Merdeka Medan, Kamis (19/10).

Dikatakannya, pemberantasan narkoba bukan cuma tugas dan tanggung jawab BNNP. Aparatur negara juga harus bekerja cepat. Apalagi, pada 2016 ada 6 juta penyalahguna, meskipun sebenarnya menurut pengamat bisa sampai 10 kali lipat jumlahnya. “Misalkan saja, bila satu orang menggunakan sabu 1 gram, maka satu minggu paling tidak ada 6 ton sabu. Bila satu bulan, ada 24 ton dan jika satu tahun, tak kurang dari 300 ton,” ungkapnya.

Hal itu pula yang menjadikan Indonesia pangsa pasar terbaik bagi Bandar narkoba. Negara ini menjadi laboratorium penciptaan narkotika dunia. “Seluruh narkotika di Indonesia laku. Seperti PCC, kemarin kita temukan ada 12 ton. Polisi mengungkap, namun tidak punya wewenang. Terjadi ego sektoral karena kewenangan menindak PCC itu di Balai POM. Ini dibiarkan dan terus-menerus. Hal ini ancaman. Ini masalah luar biasa, enak saja hal itu dianggap enteng,” ceritanya.

Untuk itu, dia berharap seluruh jajaran di Provinsi Aceh dan Sumut kompak memberantas narkoba. Karena tidak ada satu provinsi pun yang clean and clear terhadap narkotika. “Tapi banyak yang menyatakan, itu urusan Polisi, BNN, dan Bea Cukai. Kita ini banyak beranggapan yang menangani sudah ada, jadi BNN ini dianggap sudah mampu menangani narkotika. Padahal di atas kertas BNN ini tak ada apa-apanya. Sarana dan prasarana,” sebut Buwas.

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso (kiri) menyaksikan Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi (kanan) memusnahkan narkoba dengan menggunakan mesin di Lapangan Merdeka Medan, Kamis (19/10/2017). BNN memusnahkan 520 kg ganja, 43.450 butir ekstasi dan 191 kilogram sabu yang merupakan hasil kerja sama BNN Sumut, BNN Aceh dan Polda Sumut dalam pengungkapan kasus tindak pidana narkotika.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso menyebutkan, tingginya peredaran dan penyalahgunaan narkotika menjadi momok yang menakutkan bagi bangsa ini. Mirisnya, para bandar narkoba kini menyasar anak-anak sekolah bahkan bayi di bawah lima tahun (balita).

Budi Waseso menyebutkan, para bandar narkoba seolah-olah melakukan regenerasi penyalahgunaan narkoba dengan meracuni siswa Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD). “Operasi jaringan ini sangat masif. Kemarin di Kalteng, bayi 1,5 tahun terkontaminasi narkoba. Di NTB begitu juga, di Sulawesi Selatah lebih parah. Bayi 6 bulan sudah terkontaminasi narkotika,” ungkap pria yang akrab disapa Buwas ini pada acara pemusnahan barangbukti narkoba di Lapangan Merdeka Medan, Kamis (19/10).

Dikatakannya, pemberantasan narkoba bukan cuma tugas dan tanggung jawab BNNP. Aparatur negara juga harus bekerja cepat. Apalagi, pada 2016 ada 6 juta penyalahguna, meskipun sebenarnya menurut pengamat bisa sampai 10 kali lipat jumlahnya. “Misalkan saja, bila satu orang menggunakan sabu 1 gram, maka satu minggu paling tidak ada 6 ton sabu. Bila satu bulan, ada 24 ton dan jika satu tahun, tak kurang dari 300 ton,” ungkapnya.

Hal itu pula yang menjadikan Indonesia pangsa pasar terbaik bagi Bandar narkoba. Negara ini menjadi laboratorium penciptaan narkotika dunia. “Seluruh narkotika di Indonesia laku. Seperti PCC, kemarin kita temukan ada 12 ton. Polisi mengungkap, namun tidak punya wewenang. Terjadi ego sektoral karena kewenangan menindak PCC itu di Balai POM. Ini dibiarkan dan terus-menerus. Hal ini ancaman. Ini masalah luar biasa, enak saja hal itu dianggap enteng,” ceritanya.

Untuk itu, dia berharap seluruh jajaran di Provinsi Aceh dan Sumut kompak memberantas narkoba. Karena tidak ada satu provinsi pun yang clean and clear terhadap narkotika. “Tapi banyak yang menyatakan, itu urusan Polisi, BNN, dan Bea Cukai. Kita ini banyak beranggapan yang menangani sudah ada, jadi BNN ini dianggap sudah mampu menangani narkotika. Padahal di atas kertas BNN ini tak ada apa-apanya. Sarana dan prasarana,” sebut Buwas.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/