Kemenag Rehabilitasi Korban Gempa Palu
Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia telah membentuk tim tanggap darurat untuk menangani bencana alam gempa bumi dan tsunami di Sulteng. Bahkan, minggu depan pihaknya segera melakukan pendataan terhadap korban maupun bangunan yang terdampak.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menjelaskan, sebelumnya tim tanggap darurat juga telah dibentuk untuk menangani Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Nantinya akan ada tiga tahap untuk membantu korban di Palu.
“Pertama yang sifatnya darurat. Untuk kasus Lombok ini sudah dilalui. Kalau untuk yang Sulteng masih dalam fase ke darurat. Jadi bagaimana untuk memberikan kebutuhan pokok masyarakat yang terdampak dari peristiwa alam gempa bumi dan tsunami di Palu,” jelas Lukman saat berkunjung ke Malang, Senin (8/10).
Darurat artinya adalah dengan memberikan kebutuhan pokok masyarakat. Misalnya makanan, air, pakaian, tenda-tenda dan keperluan pokok manusia. “Itu dulu sambil melakukan upaya menenangkan mereka, karena mereka mengalami stress, trauma yang luar biasa,” terangnya.
Yang kedua, tim tanggap darurat Kemenag akan melakukan tahap identifikasi. “Inilah yang dalam minggu depan sudah kami mulai di Sulteng,” imbuhnya.
“Jadi tahapan memang seperti itu, setelah satu minggu proses ini dilalui barulah kami melakukan pendataan. Karena sekarang masyarakat tidak bisa ditanya, mereka masih perlu waktu khusus sampai trauma reda,” lanjut Lukman.
Pada tahap identifikasi, pihaknya akan melakukan pendataan terkait dengan aparatur sipil negara (ASN) Kemenag yang terdampak dalam peristiwa alam itu. Selanjutnya, terkait lembaga-lembaga pendidikan, seperti pesantren, madrasah, termasuk Institut Agama Islam Negeri (IAIN) di Palu. “Kantor-kantor KUA, rumah-rumah ibadah dan sebagainya itu kami lakukan pendataan.
Setelah itu barulah kami lakukan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi,” sambungnya.
Intinya, pihaknya akan membangun kembali daerah bencana di Palu. Sehingga, masyarakat di sana cepat kembali hidup normal seperti sebelumnya.