28.9 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Anas Langgar Pakta Integritas

BUTIR 8
”Dalam hal saya telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi atau terpidana dalam kejahatan yang berat yang lain, saya bersedia mengundurkan diri dari jabatan saya di jajaran Partai Demokrat atau siap menerima sanksi dari jajaran kepartaian saya oleh Dewan Kehormatan partai”.
(Anas meneken pakta integritas di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis 14 Februari 2013).

Indikasi Keterlibatan Anas dan Istri

1. Anas merencanakan proyek Hambalang

Ketua Komisi Olahraga Mahyuddin membenarkan dirinya, Angelina Sondakh, dan Nazaruddin pernah bertemu dengan Menteri Andi Mallarangeng di kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga. Proyek Hambalang disebut, tapi Mahyuddin mengaku lupa detailnya. Namun, menurut Nazar, “Pertemuan membicarakan Hambalang, bukan yang lain.” Nazar menyatakan pertemuan itu diatur Anas.

Bantahan Anas:

“Saya kira sama saja dalam kasus Hambalang. Sebab, dalam kasus Wisma Atlet terbukti tidak benar.” (Kamis, 26 April 2012)

2. Anas meminta pengurusan sertifikat Hambalang

Ignatius Mulyono mengaku diminta Anas, kala itu Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR, mempercepat pengurusan sertifikat Hambalang. “Saya dimintai tolong tanya ke Pak Joyo (Kepala BPN Joyo Winoto) kenapa tanah Hambalang tak segera selesai (sertifikatnya),” kata Mulyono di gedung KPK pada 17 Februari 2012.

Bantahan Anas:

“Tidak betul (saya mengatur soal Hambalang), memangnya saya calo tanah.” (Kamis, 26 April 2012)

3. Menerima fee proyek Hambalang

Sumber di KPK membenarkan Anas menerima fee yang diduga terkait dengan proyek Hambalang. Sebelumnya, Nazar pun pernah mengungkapkan, PT Adhi Karya, yang memenangi tender Hambalang, menyerahkan Rp 100 miliar pada Mei 2010: Rp 50 miliar untuk pemenangan Anas sebagai ketua umum dalam Kongres Bandung, sisanya untuk anggota DPR serta pejabat Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Bantahan Anas:

”Tidak ada duit, hanya ada daun jambu.”

4. Athiyyah Laila terkait PT Dutasari Citralaras

  • Athiyyah menjadi komisaris dan pemegang saham perusahaan Dutasari, yang merupakan subkontraktor PT Adhi Karya di Hambalang. Athiyyah disebut mundur dari Dutasari pada 2009, tapi tidak pernah ditemukan tercatat dalam akta perubahan.
  • Temuan PT Dutasari mungkin melakukan pelanggaran, di antaranya karena mensubkontrakkan lagi pekerjaan itu kepada PT Kurnia Mutu.
  • Ada temuan di Dutasari, Athiyyah berkongsi dengan Mahfud Suroso, orang dekat Anas, yang disebut-sebut Nazar sebagai kurir fee Rp 100 miliar dari Adhi Karya, dan di sana pun ada tokoh Partai Demokrat, Munadi Herlambang.

Bantahan Anas:

“Posisi beliau (istrinya, Athiyyah) komisaris pada 2008, tapi dimintai keterangan kasus Hambalang tahun 2010.” (26 April 2012).

5. Keterangan Anas yang janggal

  • Anas menyatakan istrinya berada di Dutasari karena kedekatan Mahfud Suroso dengan orang tua mereka. Padahal Anas-Mahfud dekat sejak SMA, sebelum Anas menikah.
  • Anas kerap tak membantah langsung soal tudingan Nazaruddin. Soal mobil sogokan, misalnya, Anas tak secara gamblang menunjukkan asal-usul mobilnya.

Bantahan Anas:

“Alah, rumor-rumor enggak benar.”

BUTIR 8
”Dalam hal saya telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi atau terpidana dalam kejahatan yang berat yang lain, saya bersedia mengundurkan diri dari jabatan saya di jajaran Partai Demokrat atau siap menerima sanksi dari jajaran kepartaian saya oleh Dewan Kehormatan partai”.
(Anas meneken pakta integritas di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis 14 Februari 2013).

Indikasi Keterlibatan Anas dan Istri

1. Anas merencanakan proyek Hambalang

Ketua Komisi Olahraga Mahyuddin membenarkan dirinya, Angelina Sondakh, dan Nazaruddin pernah bertemu dengan Menteri Andi Mallarangeng di kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga. Proyek Hambalang disebut, tapi Mahyuddin mengaku lupa detailnya. Namun, menurut Nazar, “Pertemuan membicarakan Hambalang, bukan yang lain.” Nazar menyatakan pertemuan itu diatur Anas.

Bantahan Anas:

“Saya kira sama saja dalam kasus Hambalang. Sebab, dalam kasus Wisma Atlet terbukti tidak benar.” (Kamis, 26 April 2012)

2. Anas meminta pengurusan sertifikat Hambalang

Ignatius Mulyono mengaku diminta Anas, kala itu Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR, mempercepat pengurusan sertifikat Hambalang. “Saya dimintai tolong tanya ke Pak Joyo (Kepala BPN Joyo Winoto) kenapa tanah Hambalang tak segera selesai (sertifikatnya),” kata Mulyono di gedung KPK pada 17 Februari 2012.

Bantahan Anas:

“Tidak betul (saya mengatur soal Hambalang), memangnya saya calo tanah.” (Kamis, 26 April 2012)

3. Menerima fee proyek Hambalang

Sumber di KPK membenarkan Anas menerima fee yang diduga terkait dengan proyek Hambalang. Sebelumnya, Nazar pun pernah mengungkapkan, PT Adhi Karya, yang memenangi tender Hambalang, menyerahkan Rp 100 miliar pada Mei 2010: Rp 50 miliar untuk pemenangan Anas sebagai ketua umum dalam Kongres Bandung, sisanya untuk anggota DPR serta pejabat Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Bantahan Anas:

”Tidak ada duit, hanya ada daun jambu.”

4. Athiyyah Laila terkait PT Dutasari Citralaras

  • Athiyyah menjadi komisaris dan pemegang saham perusahaan Dutasari, yang merupakan subkontraktor PT Adhi Karya di Hambalang. Athiyyah disebut mundur dari Dutasari pada 2009, tapi tidak pernah ditemukan tercatat dalam akta perubahan.
  • Temuan PT Dutasari mungkin melakukan pelanggaran, di antaranya karena mensubkontrakkan lagi pekerjaan itu kepada PT Kurnia Mutu.
  • Ada temuan di Dutasari, Athiyyah berkongsi dengan Mahfud Suroso, orang dekat Anas, yang disebut-sebut Nazar sebagai kurir fee Rp 100 miliar dari Adhi Karya, dan di sana pun ada tokoh Partai Demokrat, Munadi Herlambang.

Bantahan Anas:

“Posisi beliau (istrinya, Athiyyah) komisaris pada 2008, tapi dimintai keterangan kasus Hambalang tahun 2010.” (26 April 2012).

5. Keterangan Anas yang janggal

  • Anas menyatakan istrinya berada di Dutasari karena kedekatan Mahfud Suroso dengan orang tua mereka. Padahal Anas-Mahfud dekat sejak SMA, sebelum Anas menikah.
  • Anas kerap tak membantah langsung soal tudingan Nazaruddin. Soal mobil sogokan, misalnya, Anas tak secara gamblang menunjukkan asal-usul mobilnya.

Bantahan Anas:

“Alah, rumor-rumor enggak benar.”

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/