Dahlan Iskan tampak sumringah. Roman mukanya menunjukkan kepuasan. Dia pun tak sungkan memberikan pujian untuk film Mursala yang baru saja dia tonton.
“Adat Batak itu hebat. Selama ini saya hanya mendengar, tapi setelah melihat film ini saya jadi tahu. Sesuatu yang universal dikalahkan oleh film itu. Itu kekuatan film ini. Ternyata adat Batak jauh lebih kuat dari pada sesuatu yang universal,” kata Dahlan saat Gala Premiere Film Mursala di Bioskop XXI Plaza Senayan Jakarta, Senin (8/4) lalu.
Dahlan mengaku sudah 3 kali menonton film bertajuk cinta versus adat tersebut. Dia pun sangat menyukai film yang dibintangi Rio Dewantoro, Titi Sjuman/Roro Bintang, Anna Sinaga, Mongol, Rudi Salam, Tio Pakusadewo, Rudi Salam, Roy Ricardo, dan pengacara Elsa Syarief. Dahlan pun mengajak masyarakat, terutama warga Batak, menonton film ini. Film produksi Raj’s Production itu mengangkat cerita budaya Batak Toba tentang cinta terlarang sepasang anak manusia karena terkendala adat Batak yang tidak mengizinkan perkawinan satu rumpun marga Parna.
Sebagian besar syuting film ini mengambil lokasi di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Menonjolkan pesona alam pantai dan lautnya. Sedangkan judul Mursala diambil dari nama sebuah pulau di Tapteng, Pulau Mursala atau Mansalar. Air terjun ini memiliki keunikan, airnya yang tawar langsung jatuh ke laut.
Sebelumnya, secara khusus Dahlan Iskan diberi ulos (selendang khas Batak) oleh tokoh nasional putra Tapteng Akbar Tanjung, Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho, dan Bupati Tapteng Raja Bonaran Situmeang. Ulos itu diberikan sebagai penghargaan atas dukungan Dahlan Iskan terhadap suksesnya gala premiere film tersebut.
Tidak hanya Dahlan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar yang ikut hadir dalam gala premiere tersebut turut hanyut dalam alur kisah Mursala. “Film ini menjadi salah satu cara efektif mengekspos kekayaan alam Indonesia. Tentu di sana pada 1997, Tapanuli Tengah seperti Indonesia mini dan kita akan sangat concern. Semoga akan ada jalur penerbangan secepatnya, kita akan back up SDM Tapanuli Tengah untuk mendukung khasanah budaya disana. Saya akan mendukung sepenuhnya untuk angkat ekonomi setempat,” katanya.
Bupati Tapteng Raja Bonaran Situmeang mengaku begitu menunjukkan keindahan Tapanuli pada dunia. Itulah sebab dia menelurkan ide film yang ‘menjual’ Tapteng. “Tapanuli Tengah sangat indah, tapi kalau tidak bisa dinikmati sangat disayangkan. Anna ini (Produser Anna L Sinaga) juga asisten saya, di Jakarta dia punya potensi sebagai produser film. Saya minta untuk bikin film yang mengeksplorasi budaya,” tuturnya.
Film Mursala rencananya akan dirilis 18 April mendatang. Dalam adegan di film itu, tampak air terjun yang legendaris di Pulau Mursala, Tapteng, yang ternyata menjadi salah satu tempat syuting film ‘King Kong I’ pada tahun 1933 silam.
“Tapteng punya 24 air terjun. Salah satunya air terjun Mursala yang unik. Air terjun itu berada di sebuah pulau (Pulau Mursala), di mana airnya yang tawar langsung jatuh ke laut. Fenomena alam itu juga menjadikan terumbu karang di sekitar jatuhan airnya memiliki keunikan tersendiri pula,” tambah Bonaran.
Bonaran juga memamerkan situs sejarah masuknya ajaran agama ke Nusantara. Yaitu melalui Kota Tua Barus, di Kecamatan Barus, Tapteng. “Itu ditandai dengan adanya makam kuno penyebar agama Islam, makam Mahligai dan Papan Tinggi. Masih banyak lagi,” ujarnya.
Gala premiere film yang mengangkat budaya lokal ke nasional, bahkan dunia internasional itu langsung diserbu ratusan penonton. Di kesempatan itu, para wartawan dari berbagai media dan seluruh undangan diberi kesempatan nonton bareng.
“Filmnya sangat bagus. Ramai yang nonton. Tapi, melihatnya dari film, saya jadi pengin ke Tapteng, ke air terjun Mursala itu,” puji Hardi Situmorang (32), warga Jakarta, usai menonton film berdurasi 90 menit itu. (mora/nasa)