30 C
Medan
Thursday, July 4, 2024

23 Napi LP Meulaboh Ditangkap, 19 Buron

42 Tahanan Kabur Usai Menerobos Pintu Penjaga

MEULABOH -42 orang dari 304 narapidana, di Lembaga Permasyarakatan (LP) kelas dua Meulaboh, Aceh kemarin sore berhasil kabur dari tahanan. Untuk meringkus kawanan bandit tersebut, sebanyak 200-an gabungan TNI/Polri terpaksa terjun. Akhirnya kembali meringkus 23 napi dan dijebloskan lagi ke penjara.

Kepala Lapas Kelas dua Meulaboh, M Sulthon, membenarkan kejadian. Diutarakannya, larinya napi itu dilakukan saat kegiatan pembersihan lapas sedang digelar. Dengan cara menerobos penjaga pintu utama, 42 Napi ini berhasil melarikan diri.

Saat itu, di Lapas Meulaboh hanya ada empat orang petugas piket, dan satu orang piket stanby penjagaan di Pintu Utama. Ternyata, melihat jumlah petugas penjagaan yang sedikit ini, membuat 42 Napi menyusun rencana untuk melarikan diri, dengan cara menerobos penjagaan petugas.

Sendok dan sejumlah peralatan pembersihan dimanfaatkan napi untuk melukai penjaga.
“Bukan hanya penjaga, empat orang napi yang berusaha menahan pelarian teman-teman mereka, juga menjadi korban pemukulan. Bahkan empat tahanan mengalami memar dan luka disekujur tubuh,” tambah Sulthon.

Hingga Rabu (9/5), sekira Pukul 15.00 WIB, terdata sebanyak 23 napi berhasil ditangkap dari 42 napi yang kabur. “Jadi masih ada 19 napi lagi yang harus diburu di area kebun karet Desa Paya Penaga, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat,” urainya.

Sebanyak 23 napi yang berhasil ditangkap ini, dikatakan M Sulthon, dibekuk di sekitar dua hektar area kebun karet Desa Paya Peunaga, Kecamatan Meureubo. Kini, sebanyak 200 an petugas gabungan TNI Polri telah diturunkan untuk menyisir lokasi pelarian.

M Sulton menilai 19 Napi yang belum tertangkap, masih berada di dalam hutan karet di belakang lapas. Sementara napi yang berhasil diamankan terbagi dua bagian. Sebagian digelandang ke Malpolres Aceh Barat, dan sebagian lagi dimasukan kembali kedalam Rutan kelas dua Meulaboh.
Dipastikan M Sulthon, 42 napi yang kabur itu, melanggar kode etik LP Kelas II Meulaboh, sehingga hak-hak mereka akan dibatasi secara tegas, seperti tidak akan mendapatkan remisi dan hak jenguk dari keluarga, penekanannya.

Kapolres Aceh Barat AKBP Artanto SIK,  menyakatakan personilnya telah melakukan penyisiran di kawasan hutan belakang lapas tersebut. Dan penyisiran ini, ditegaskan Artanto akan terus berlanjut sampai para napi kembali tertangkap. Bagi masyarakat yang melihat napi yang kabur diharapkan dapat melaporkan kepada Petugas, harapnya.

Dandim Aceh Barat 0105, Letkol Inf Andi Sirajuddin SE, melalui Kadim Mayor Roby Bulan, mengaku telah memback up penyisiran untuk mencari napi yang kabur. Dengan menurunkan puluhan personil dan juga mendapat bantuan dari Batalyon. “Kita juga ikut memback up kepolisian untuk menyisir area hutan di belakang LP itu,” ucapnya.
Agam Prayuda, satu dari 23 napi yang berhasil ditangkap menuturkan niat keluar tahanan untuk meminta temannya agar jangan kabur dari lapas. Secara tegas, ia membantah kalau dirinya ikutan kabur dari LP.”Saya juga jadi korban kekerasan napi yang lari itu, dan saya keluar juga karena ingin membujuk mereka supaya tidak kabur,” kata Agam Prayuda. (jpnn)

42 Tahanan Kabur Usai Menerobos Pintu Penjaga

MEULABOH -42 orang dari 304 narapidana, di Lembaga Permasyarakatan (LP) kelas dua Meulaboh, Aceh kemarin sore berhasil kabur dari tahanan. Untuk meringkus kawanan bandit tersebut, sebanyak 200-an gabungan TNI/Polri terpaksa terjun. Akhirnya kembali meringkus 23 napi dan dijebloskan lagi ke penjara.

Kepala Lapas Kelas dua Meulaboh, M Sulthon, membenarkan kejadian. Diutarakannya, larinya napi itu dilakukan saat kegiatan pembersihan lapas sedang digelar. Dengan cara menerobos penjaga pintu utama, 42 Napi ini berhasil melarikan diri.

Saat itu, di Lapas Meulaboh hanya ada empat orang petugas piket, dan satu orang piket stanby penjagaan di Pintu Utama. Ternyata, melihat jumlah petugas penjagaan yang sedikit ini, membuat 42 Napi menyusun rencana untuk melarikan diri, dengan cara menerobos penjagaan petugas.

Sendok dan sejumlah peralatan pembersihan dimanfaatkan napi untuk melukai penjaga.
“Bukan hanya penjaga, empat orang napi yang berusaha menahan pelarian teman-teman mereka, juga menjadi korban pemukulan. Bahkan empat tahanan mengalami memar dan luka disekujur tubuh,” tambah Sulthon.

Hingga Rabu (9/5), sekira Pukul 15.00 WIB, terdata sebanyak 23 napi berhasil ditangkap dari 42 napi yang kabur. “Jadi masih ada 19 napi lagi yang harus diburu di area kebun karet Desa Paya Penaga, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat,” urainya.

Sebanyak 23 napi yang berhasil ditangkap ini, dikatakan M Sulthon, dibekuk di sekitar dua hektar area kebun karet Desa Paya Peunaga, Kecamatan Meureubo. Kini, sebanyak 200 an petugas gabungan TNI Polri telah diturunkan untuk menyisir lokasi pelarian.

M Sulton menilai 19 Napi yang belum tertangkap, masih berada di dalam hutan karet di belakang lapas. Sementara napi yang berhasil diamankan terbagi dua bagian. Sebagian digelandang ke Malpolres Aceh Barat, dan sebagian lagi dimasukan kembali kedalam Rutan kelas dua Meulaboh.
Dipastikan M Sulthon, 42 napi yang kabur itu, melanggar kode etik LP Kelas II Meulaboh, sehingga hak-hak mereka akan dibatasi secara tegas, seperti tidak akan mendapatkan remisi dan hak jenguk dari keluarga, penekanannya.

Kapolres Aceh Barat AKBP Artanto SIK,  menyakatakan personilnya telah melakukan penyisiran di kawasan hutan belakang lapas tersebut. Dan penyisiran ini, ditegaskan Artanto akan terus berlanjut sampai para napi kembali tertangkap. Bagi masyarakat yang melihat napi yang kabur diharapkan dapat melaporkan kepada Petugas, harapnya.

Dandim Aceh Barat 0105, Letkol Inf Andi Sirajuddin SE, melalui Kadim Mayor Roby Bulan, mengaku telah memback up penyisiran untuk mencari napi yang kabur. Dengan menurunkan puluhan personil dan juga mendapat bantuan dari Batalyon. “Kita juga ikut memback up kepolisian untuk menyisir area hutan di belakang LP itu,” ucapnya.
Agam Prayuda, satu dari 23 napi yang berhasil ditangkap menuturkan niat keluar tahanan untuk meminta temannya agar jangan kabur dari lapas. Secara tegas, ia membantah kalau dirinya ikutan kabur dari LP.”Saya juga jadi korban kekerasan napi yang lari itu, dan saya keluar juga karena ingin membujuk mereka supaya tidak kabur,” kata Agam Prayuda. (jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/