26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Akbar: Golkar Pantau Tokoh Berpengalaman

JAKARTA- Kesiapan pengurus Partai Golkar Sumut menyambut agenda politik Pilgubsu Maret 2013 mendapat perhatian tersendiri dari Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung.

Mantan Ketua DPR RI itu secara khusus meminta para kader Partai Golkar di Sumut agar serius menyiapkan diri menyongsong Pilgubsu dan memantau tokoh-tokoh di luar kader Golkar yang memiliki pengalaman dalam pemerintahan dan berintegritas tinggi. Tokoh-tokoh seperti ini menjadi pertimbangan kuat.

“Saya sudah pantau sejauh mana kesiapan kader-kader Golkar menyongsong agenda-agenda politik baik di daerah seperti Pilgubsu dan agenda nasional sebagai agenda politik di daerah. Juga melihat kesiapan Partai Golkar melaksanakan amanah yang diberikan organisasi melalui musyawarah nasional (Munas) Partai Golkar,” kata Akbar kepada wartawan seusai berbuka puasa di Jakarta, kemarin.

Akbar mengatakan, Golkar memberikan kesempatan kepada siapa saja, baik tokoh-tokoh Golkar maupun figur di luar Golkar yang ingin menggunakan Partai Golkar sebagai kendaraan politik menuju Pilgubsu.

Namun secara tegas, Akbar menyatakan, Golkar tidak akan mengusung kandidat yang terindikasi korupsi. “Kalau ada kandidat yang terindikasi korupsi, harus dihindari. Dan ini harus menjadi perhatian penting,” tandasnya.

“Kandidat yang akan mengendarai Partai Golkar juga harus bersedia memberikan dukungan penuh pada visi dan misi Partai Golkar. Bila perlu ada semacam kontrak politik,” dia menguatkan.

Di samping itu, lanjut Akbar, hasil survei tetap menjadi salah satu dasar petimbangan menetapkan calon kepala daerah. Akbar menjelaskan, ada dua pendekatan yang dipakai Golkar dalam mengusung calon kepala daerah. Pertama, pendekatan organisasi dan pendekatan prestasi figur.  Pendekatan organisasi, lanjut Akbar, berkaitan dengan sejauh mana seseorang dikenal sebagai tokoh Golkar. Sementara pendekatan kedua, ialah sejauh mana prestasi, dedikasi, dan loyalitas seorang kandidat kepada Golkar selaku parpol pengusung.

“Semua ini dari perspektif masyarakat. Artinya melalui survei. Sejauh mana  masyarakat mengenal yang bersangkutan,” ujarnya. Sebagai contoh,  dia menyinggung soal pemilihan presiden (Pilpres) 2014.

Dari segi organisasi, kata Akbar, Golkar sudah selesai yakni mendukung Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie. “Tetapi survei akan melihat sejauh mana penerimaan publik, persepsi publik terhadap calon partai Golkar dan itu akan diketahui melalui elektabilitas calon,” kata mantan orang nomor satu di kepengurusan besar HMI tersebut.

Kendati begitu, lanjut Akbar, Golkar juga tidak secara ketat melihat hasil survei. “Kita hanya percaya diri jika tren elektabilitas naik, itu saja. Jika turun kita akan melakukan pembicaraan terkait langkah-langkah apa yang harus kita lakukan dalam mengatasi adanya penurunan elektabilitas. Kalau memang itu terjadi,” ujarnya.(mg-02/fai/jpnn)

JAKARTA- Kesiapan pengurus Partai Golkar Sumut menyambut agenda politik Pilgubsu Maret 2013 mendapat perhatian tersendiri dari Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung.

Mantan Ketua DPR RI itu secara khusus meminta para kader Partai Golkar di Sumut agar serius menyiapkan diri menyongsong Pilgubsu dan memantau tokoh-tokoh di luar kader Golkar yang memiliki pengalaman dalam pemerintahan dan berintegritas tinggi. Tokoh-tokoh seperti ini menjadi pertimbangan kuat.

“Saya sudah pantau sejauh mana kesiapan kader-kader Golkar menyongsong agenda-agenda politik baik di daerah seperti Pilgubsu dan agenda nasional sebagai agenda politik di daerah. Juga melihat kesiapan Partai Golkar melaksanakan amanah yang diberikan organisasi melalui musyawarah nasional (Munas) Partai Golkar,” kata Akbar kepada wartawan seusai berbuka puasa di Jakarta, kemarin.

Akbar mengatakan, Golkar memberikan kesempatan kepada siapa saja, baik tokoh-tokoh Golkar maupun figur di luar Golkar yang ingin menggunakan Partai Golkar sebagai kendaraan politik menuju Pilgubsu.

Namun secara tegas, Akbar menyatakan, Golkar tidak akan mengusung kandidat yang terindikasi korupsi. “Kalau ada kandidat yang terindikasi korupsi, harus dihindari. Dan ini harus menjadi perhatian penting,” tandasnya.

“Kandidat yang akan mengendarai Partai Golkar juga harus bersedia memberikan dukungan penuh pada visi dan misi Partai Golkar. Bila perlu ada semacam kontrak politik,” dia menguatkan.

Di samping itu, lanjut Akbar, hasil survei tetap menjadi salah satu dasar petimbangan menetapkan calon kepala daerah. Akbar menjelaskan, ada dua pendekatan yang dipakai Golkar dalam mengusung calon kepala daerah. Pertama, pendekatan organisasi dan pendekatan prestasi figur.  Pendekatan organisasi, lanjut Akbar, berkaitan dengan sejauh mana seseorang dikenal sebagai tokoh Golkar. Sementara pendekatan kedua, ialah sejauh mana prestasi, dedikasi, dan loyalitas seorang kandidat kepada Golkar selaku parpol pengusung.

“Semua ini dari perspektif masyarakat. Artinya melalui survei. Sejauh mana  masyarakat mengenal yang bersangkutan,” ujarnya. Sebagai contoh,  dia menyinggung soal pemilihan presiden (Pilpres) 2014.

Dari segi organisasi, kata Akbar, Golkar sudah selesai yakni mendukung Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie. “Tetapi survei akan melihat sejauh mana penerimaan publik, persepsi publik terhadap calon partai Golkar dan itu akan diketahui melalui elektabilitas calon,” kata mantan orang nomor satu di kepengurusan besar HMI tersebut.

Kendati begitu, lanjut Akbar, Golkar juga tidak secara ketat melihat hasil survei. “Kita hanya percaya diri jika tren elektabilitas naik, itu saja. Jika turun kita akan melakukan pembicaraan terkait langkah-langkah apa yang harus kita lakukan dalam mengatasi adanya penurunan elektabilitas. Kalau memang itu terjadi,” ujarnya.(mg-02/fai/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/