JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Jaksa Agung M Prasetyo mulai panas menanggapi pernyataan-pernyataan Evy Susanti. Mantan anggota DPR dari Fraksi Partai NasDem itu menyebut omongan istri muda Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho itu hanya karangan saja.
“Biarkan saja dia ngarang seperti itu karena itu hak dia. Nanti bukti dan fakta yang akan berbicara,” cetus Prasetyo saat ditanya wartawan mengenai pernyataan Evy, di gedung Kejagung, Jumat (9/10).
Menurut Prasetyo, sudah hal yang lumrah seorang tersangka bicara aneh-aneh. “Itu hak dia bicara seperti itu, kami akan buktikan,” ujarnya lagi.
Sebelumnya, Evy sempat mengatakan bahwa Kejaksaan Agung pernah menetapkan Gatot sebagai tersangka namun hilang setelah ada pertemuan d Kantor DPP Nasdem. Dari kalimat itu lantas merebak dugaan bahwa pertemuan di kantor NasDem yang dihadiri Gatot, Ketum NasDem Surya Paloh dan Sekjennya Patrice Rio Capella, merupakan pertemuan untuk “mengamankan” perkara bansos yang ditangani kejagung.
Sementara, Patrice Rio yang pernah dipanggil KPK sebagai saksi, hingga kemarin belum pernah memberikan keterangan mengenai materi pemeriksaannya itu. Terlebih lagi, hingga kemarin Kejagung belum juga berani menetapkan nama tersangka kasus dugaan korupsi dana bansos Pemprov Sumut tahun anggaran 2011-2013. Prasetyo membantah tuduhan-tuduhan itu. “Tidak ada itu,” ujarnya. Dia berupaya meyakinkan bahwa kejaksaan baik pusat maun di daerah, terus berupaya menegakkan hukum secara benar.
DESAK KPK USUT SURYA PALOH
Desakan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera memeriksa Ketum Partai NasDem Surya Paloh terus bermunculan. Setelah sebelumnya datang dari Ketua DPP Gerindra bidang Advokasi Habiburokhman, kali ini desakan disuarakan Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmond J Mahesa. Mantan aktivis 98 itu menantang KPK untuk berani memanggil Surya Paloh, terkait pertemuan di DPP NasDem yang diduga punya hubungan dengan kasus suap hakim PTUN Medan dan mengendapnya pengusutan perkara bansos Pemprov Sumut yang ditangani kejaksaan agung.
Desmond mengatakan, lembaga anti rasuah itu harus bersikap fair, berani memeriksa pihak-pihak yang diduga mengetahui isi pertemuan di DPP NasDem itu. Jika dibiarkan menggantung, maka bisa menjadi fitnah yang berkepanjangan. “Penyidik KPK berani panggil enggak? Kan itu aja masalahnya. Kalau enggak berani ya berarti ada masalah dengan KPK,” cetus Desmond di Jakarta kemarin (9/10). Vokalis di Komisi Hukum DPR itu mengakui, Surya Paloh merupakan “orang kuat”, yakni sebagai salah satu pentolan partai pendukung pemerintahan Jokowi-JK. Apalagi, pria brewokan itu juga seorang bos media.
“Ya, dia punya partai, punya media. Siapa yang lebih berkuasa dari Surya Paloh? Enggak ada,” sindir dia. Namun, lanjutnya, mestinya KPK sebagai lembaga pemberantasan korupsi yang disegani, berani melakukan pemeriksaan siapa pun, tanpa melihat latar belakang politiknya. Sebelumnya, beberapa pimpinan KPK memberikan sinyal akan memeriksa Surya Paloh, setelah sebelumnya memintai keterangan Sekjen NasDem Patrice Rio Capella. Keduanya hadir dalam pertemuan di DPP NasDem, bersama Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho dan Wagub Tengku Erry Nuradi. Namun, hingga kemarin belum jelas juga kapan Surya Paloh akan dipanggil.
Surya Paloh sendiri sempat bilang, pertemuan di DPP NasDem itu hanya upaya memediasi Gatot-Erry yang sempat mengalami disharmoni. Namun, istri muda Gatot, Evy Susanti, pernah mengatakan suaminya itu sempat dijadikan tersangka kasus bansos oleh kejaksaan agung, namun setelah ada pertemuan di DPP NasDem itu, status itu hilang begitu saja. (sam/deo)