32 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Ical Jenguk Syamsul

JAKARTA-Hari pertama menjalani perawatan di RS Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/6), Gubernur Sumut nonaktif Syamsul Arifin dibesuk Ketum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie alias Ical. Salah seorang Jaksa dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menangani perkara dugaan korupsi APBD Langkat juga datang ke ruang rawat Syamsul di lantai II RS tersebut.

Hanya saja, tujuan Ical berbeda dengan tujuan kedatangan jaksa dari KPK yang enggan namanya ditulis di Sumut Pos. Ical datang dalam kapasitasnya sebagai pimpinan tertinggi Partai Golkar, membesuk Syamsul yang juga Ketua DPD nonaktif Partai Golkar Sumut. Sedang jaksa dari KPK datang untuk mengecek perpindahan perawatan Syamsul dari RS Jantung Harapan Kita ke RS Abdi Waluyo.

“Saya datang untuk mengecek saja, untuk kepentingan administrasi,” ujar jaksa itu. Dia tidak mau banyak komentar. Alasannya, yang punya kewenangan berkomentar adalah anggota JPU yang lain, Muhibuddin. Hanya dia menjelaskan, penetapan hakim pengadilan tipikor soal permohonan izin Syamsul berobat ke RS Gleneagles Singapura, memang belum keluar.

Sementara, Ical hanya sekitar lima menit berada di ruang rawat Syamsul. Pasalnya, kondisi Syamsul masih parah dan sama sekali belum bisa berkomunikasi. Syamsul masih tergeletak dengan mesin pernapasan yang masih terpasang. Ical ditemui menantu Syamsul yang juga dokter ahli jantung, dr Zainuddin, dan istrinya (putri Syamsul) Beby Ardiana. Lantaran kondisi Syamsul masih gawat, belum ada pembesuk yang diperkenankan masuk, kecuali Ical.

Kepada wartawan begitu keluar dari ruang rawat Syamsul, Ical mengaku sangat prihatin dengan kondisi mantan bupati Langkat itu. Dia berharap, hakim pengadilan tipikor mau mengeluarkan izin pengobatan Syamsul ke Singapura.

“Ini soal kebutuhan penanganan medis untuk penyelamatan Pak Syamsul. Keluarga sangat yakin dengan RS Gleanagles di Singapura, karena  Pak Syamsul dahulu pernah dirawat di sana sehingga keyakinan itu harus kita hargai. Saya berharap Pak Syamsul dapat segera pulih kesehatannya,” ujar Ical, yang datang ke RS hanya ditemani ajudannya.
Dulu, di hari-hari pertama Syamsul ditahan di Rutan Salemba, Ical juga datang membesuk. Saat itu, sejumlah pentolan Partai Golkar ikut menyertai Ical.

Sedang menantu Syamsul, dr Zainuddin, menjelaskan, keinginan pihak keluarga membawa berobat ke RS Gleneagles Singapura bukan lantaran pihak keluarga mendewakan RS Gleneagles. Namun, semata-mata lantaran di RS Gleneagles sudah punya rekam medis kondisi Syamsul.

Malahan, menurut menantu Syamsul yang setia mengawasi kondisi mertuanya itu, Syamsul pernah menjalani operasi jantung di RS Gleneagles dan mengalami infeksi paru. Saat itu Syamsul sempat tidak sadarkan diri selama tujuh hari. Syamsul ketika itu juga dipasangi alat bantu pernapasan selama 40 hari, tetapi kemudian secara perlahan-lahan alat pernapasan bisa dibuka dan kondisinya kembali normal.

Sementara, Beby Arbiana menjelaskan, jika diizinkan berobat ke Singapura, pihak keluarga yang akan menanggung semua biaya, termasuk biaya pengawalan yang berasal dari petugas kepolisian yang ditunjuk KPK. Beby juga memastikan bahwa ayahnya tidak akan melarikan diri dan tetap akan menjalani semua prosedur yang diberlakukan bagi tahanan yang dirawat di luar negeri.

Kemarin, Bupati Tapsel Syahrul Pasaribu juga datang untuk membesuk Syamsul. Hanya saja, fungsionaris DPD Golkar Sumut itu tidak diperkenankan masuk ke ruang perawatan Syamsul. “Saya hanya datang untuk melihat kondisi beliau dan saya mendoakan semoga beliau cepat sembuh,” ujar Syahrul.

Seperti pernah diberitakan Sumut Pos, Syamsul Arifin kecewa berat atas keputusan DPP Partai Golkar yang memberhentikan sementara dirinya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Sumut, awal Mei lalu.

Syamsul tidak terima atas keputusan DPP itu, namun tidak bisa berbuat apa-apa lagi. ‘’Beliau (Syamsul, red) kaget, beliau kecewa, tapi beliau bisa apa?” ujar tim kuasa hukum Syamsul Arifin, Rudy Alfonso, Jumat (6/5).

Rudy menceritakan, Syamsul yang juga Gubernur Sumut nonaktif itu yang mengungkapkan rasa kecewanya itu kepadanya, begitu mendengar dirinya diberhentikan sementara sebagai Ketua Golkar Sumut. Lantas, langkah apa yang dilakukan Syamsul? Rudy mengatakan, Syamsul kecewa saja dan tidak melakukan reaksi berlebihan. “Karena beliau sosok orang yang bisa menyembunyikan kekecewaan. Tapi saya tahu, beliau sangat kecewa,” terangnya.

Syamsul kecewa lantaran merasa belum saatnya diberhentikan sementara dari jabatan politik itu. Pasalnya, kini proses persidangan perkara dugaan korupsi APBD Langkat masih berlangsung.
“Mestinya dijunjung asas praduga tak bersalah. Toh tak lama lagi persidangan selesai,” ujar Rudy, yang juga anggota Badan Hukum dan HAM DPP Partai Golkar itu.(sam)

JAKARTA-Hari pertama menjalani perawatan di RS Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/6), Gubernur Sumut nonaktif Syamsul Arifin dibesuk Ketum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie alias Ical. Salah seorang Jaksa dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menangani perkara dugaan korupsi APBD Langkat juga datang ke ruang rawat Syamsul di lantai II RS tersebut.

Hanya saja, tujuan Ical berbeda dengan tujuan kedatangan jaksa dari KPK yang enggan namanya ditulis di Sumut Pos. Ical datang dalam kapasitasnya sebagai pimpinan tertinggi Partai Golkar, membesuk Syamsul yang juga Ketua DPD nonaktif Partai Golkar Sumut. Sedang jaksa dari KPK datang untuk mengecek perpindahan perawatan Syamsul dari RS Jantung Harapan Kita ke RS Abdi Waluyo.

“Saya datang untuk mengecek saja, untuk kepentingan administrasi,” ujar jaksa itu. Dia tidak mau banyak komentar. Alasannya, yang punya kewenangan berkomentar adalah anggota JPU yang lain, Muhibuddin. Hanya dia menjelaskan, penetapan hakim pengadilan tipikor soal permohonan izin Syamsul berobat ke RS Gleneagles Singapura, memang belum keluar.

Sementara, Ical hanya sekitar lima menit berada di ruang rawat Syamsul. Pasalnya, kondisi Syamsul masih parah dan sama sekali belum bisa berkomunikasi. Syamsul masih tergeletak dengan mesin pernapasan yang masih terpasang. Ical ditemui menantu Syamsul yang juga dokter ahli jantung, dr Zainuddin, dan istrinya (putri Syamsul) Beby Ardiana. Lantaran kondisi Syamsul masih gawat, belum ada pembesuk yang diperkenankan masuk, kecuali Ical.

Kepada wartawan begitu keluar dari ruang rawat Syamsul, Ical mengaku sangat prihatin dengan kondisi mantan bupati Langkat itu. Dia berharap, hakim pengadilan tipikor mau mengeluarkan izin pengobatan Syamsul ke Singapura.

“Ini soal kebutuhan penanganan medis untuk penyelamatan Pak Syamsul. Keluarga sangat yakin dengan RS Gleanagles di Singapura, karena  Pak Syamsul dahulu pernah dirawat di sana sehingga keyakinan itu harus kita hargai. Saya berharap Pak Syamsul dapat segera pulih kesehatannya,” ujar Ical, yang datang ke RS hanya ditemani ajudannya.
Dulu, di hari-hari pertama Syamsul ditahan di Rutan Salemba, Ical juga datang membesuk. Saat itu, sejumlah pentolan Partai Golkar ikut menyertai Ical.

Sedang menantu Syamsul, dr Zainuddin, menjelaskan, keinginan pihak keluarga membawa berobat ke RS Gleneagles Singapura bukan lantaran pihak keluarga mendewakan RS Gleneagles. Namun, semata-mata lantaran di RS Gleneagles sudah punya rekam medis kondisi Syamsul.

Malahan, menurut menantu Syamsul yang setia mengawasi kondisi mertuanya itu, Syamsul pernah menjalani operasi jantung di RS Gleneagles dan mengalami infeksi paru. Saat itu Syamsul sempat tidak sadarkan diri selama tujuh hari. Syamsul ketika itu juga dipasangi alat bantu pernapasan selama 40 hari, tetapi kemudian secara perlahan-lahan alat pernapasan bisa dibuka dan kondisinya kembali normal.

Sementara, Beby Arbiana menjelaskan, jika diizinkan berobat ke Singapura, pihak keluarga yang akan menanggung semua biaya, termasuk biaya pengawalan yang berasal dari petugas kepolisian yang ditunjuk KPK. Beby juga memastikan bahwa ayahnya tidak akan melarikan diri dan tetap akan menjalani semua prosedur yang diberlakukan bagi tahanan yang dirawat di luar negeri.

Kemarin, Bupati Tapsel Syahrul Pasaribu juga datang untuk membesuk Syamsul. Hanya saja, fungsionaris DPD Golkar Sumut itu tidak diperkenankan masuk ke ruang perawatan Syamsul. “Saya hanya datang untuk melihat kondisi beliau dan saya mendoakan semoga beliau cepat sembuh,” ujar Syahrul.

Seperti pernah diberitakan Sumut Pos, Syamsul Arifin kecewa berat atas keputusan DPP Partai Golkar yang memberhentikan sementara dirinya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Sumut, awal Mei lalu.

Syamsul tidak terima atas keputusan DPP itu, namun tidak bisa berbuat apa-apa lagi. ‘’Beliau (Syamsul, red) kaget, beliau kecewa, tapi beliau bisa apa?” ujar tim kuasa hukum Syamsul Arifin, Rudy Alfonso, Jumat (6/5).

Rudy menceritakan, Syamsul yang juga Gubernur Sumut nonaktif itu yang mengungkapkan rasa kecewanya itu kepadanya, begitu mendengar dirinya diberhentikan sementara sebagai Ketua Golkar Sumut. Lantas, langkah apa yang dilakukan Syamsul? Rudy mengatakan, Syamsul kecewa saja dan tidak melakukan reaksi berlebihan. “Karena beliau sosok orang yang bisa menyembunyikan kekecewaan. Tapi saya tahu, beliau sangat kecewa,” terangnya.

Syamsul kecewa lantaran merasa belum saatnya diberhentikan sementara dari jabatan politik itu. Pasalnya, kini proses persidangan perkara dugaan korupsi APBD Langkat masih berlangsung.
“Mestinya dijunjung asas praduga tak bersalah. Toh tak lama lagi persidangan selesai,” ujar Rudy, yang juga anggota Badan Hukum dan HAM DPP Partai Golkar itu.(sam)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/