25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ubek Pelabuhan Tanjungpriok, Rizal Tantang RJ Lino

dok. jpnn
dok. jpnn

JAKARTA, SUMUTPOS.CO- Menteri Kordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli menyambangi Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Tiba sekitar pukul 11.30 WIB, Rizal langsung menuju Kantor Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Pelabuhan Tanjung Priok.

Rizal tak merasa khawatir bila Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II RJ Lino marah, karena Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta diubek-ubek.

Rizal justru menantang balik Lino untuk meneleponnya langsung, bila dia tidak suka dengan aksi dirinya yang menghancurkan beton agar jalur rel kereta api bisa masuk sampai ke Pelabuhan Tanjung Priok.

Kepada awak media, mantan menko perekonomian era Gusdur itu mengatakan kedatangannya untuk membenahi tata kelola pelabuhan yang carut, termasuk mengatasi masalah dwelling time atau lamanya waktu bongkar muat yang dikeluhkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Kami ingin administrator pelabuhan melakukan penegakan. Kalau kapal datang pertama dilayani pertama, jangan ada raja kecil di pelabuhan ini, sehingga waktu sandar lebih cepat dan biayanya lebih mudah,” ujar Rizal, Kamis (10/9).

Dia justru menyindir aksi Lino yang sebelumnya langsung mencari dukungan dengan menghubungi Menteri BUMN Rini Soemarno dan Sofyan Djalil, yang saat itu masih menjabat menjadi Menko Perekonomian.

“Silakan telepon siapa saja, saya mah cuek urusan begitu. Emang gua pikirin, kalau bisa telepon saya langsung saja,” tantang Rizal di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/9).

Rizal juga menambahkan bahwa aksinya ke Pelabuhan Tanjung Priok tersebut tidak berkoordinasi terlebih dulu dengan Menteri Rini.

Menurutnya, permasalahan dwelling time sudah menjadi tanggung jawab di bawah Kemenko Maritim, bukan lagi Kementerian BUMN.

“Masing-masing kan ada tugasnya. Tugas saya bikin rancangan ini dwelling time selesai,” tegas pria berkacamata ini.

Rizal yang ingin membenahi tata kelola pelabuhan yang karut marut, termasuk mengatasi masalah dwelling time, tidak datang sendirian. Rizal dikawal anak buah Megawati Soekarnoputri yang duduk di Komisi III DPR, Masinton Pasaribu.

Ditemui usai kembali dari Priok, Masinton mengatakan dalam kunjungannya Rizal Ramli memerintahkan pembongkaran beton semen yang menghalangi jalur kereta api menuju pelabuhan.

“RR (Rizal Ramli) perintahkan pembongkaran penghalang atau cor semen yang menutupi jalur kereta ke pelabuhan. Itu kan jalur kereta sudah ada sejak kolonial Belanda. Nah penjelasan admin pelabuhan dan Dirut KAI. Kalau jalur kereta bisa dijalankan, bisa mangkas banyak biaya,” kata Masinton.

Dia menyebutkan, dari informasi yang dia dengar dari admin pelabuhan dan bea cukai, pemangkasan biaya di pelabuhan mulai dari biaya penumpukan barang, bongkar muat barang hingga percepat arus bongkar muat di pelabuhan. Setelah dihitung-hitung, kalau kereta bisa langsung bisa memangkas banyak biaya.

“Jadi akan dibongkar penghalang jalur kereta yang dibuat oleh Dirut Pelindo II. Pelabuhan kan arus barang keluar masuk, bukan penumpukan barang. Oleh Dirut Pelindo II, pelabuhan itu difungsikan sebagai tempat penumpukan. Tahu sendiri kan biaya penumpukan, bayarnya mahal,” tegasnya.

Dalam kunjungannya ini, Masinton hadir dalam kapasitas anggota Komisi III DPR, yang sedang menyiapkan pembentukan Pansus Pelindo untuk mengungkap berbagai kasus dugaan korupsi yang terjadi di sana, yaitu soal dwelling time dan mobile crane yang ditangani Bareskrim Polri. (chi/fat/jpnn/val)

dok. jpnn
dok. jpnn

JAKARTA, SUMUTPOS.CO- Menteri Kordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli menyambangi Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Tiba sekitar pukul 11.30 WIB, Rizal langsung menuju Kantor Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Pelabuhan Tanjung Priok.

Rizal tak merasa khawatir bila Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II RJ Lino marah, karena Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta diubek-ubek.

Rizal justru menantang balik Lino untuk meneleponnya langsung, bila dia tidak suka dengan aksi dirinya yang menghancurkan beton agar jalur rel kereta api bisa masuk sampai ke Pelabuhan Tanjung Priok.

Kepada awak media, mantan menko perekonomian era Gusdur itu mengatakan kedatangannya untuk membenahi tata kelola pelabuhan yang carut, termasuk mengatasi masalah dwelling time atau lamanya waktu bongkar muat yang dikeluhkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Kami ingin administrator pelabuhan melakukan penegakan. Kalau kapal datang pertama dilayani pertama, jangan ada raja kecil di pelabuhan ini, sehingga waktu sandar lebih cepat dan biayanya lebih mudah,” ujar Rizal, Kamis (10/9).

Dia justru menyindir aksi Lino yang sebelumnya langsung mencari dukungan dengan menghubungi Menteri BUMN Rini Soemarno dan Sofyan Djalil, yang saat itu masih menjabat menjadi Menko Perekonomian.

“Silakan telepon siapa saja, saya mah cuek urusan begitu. Emang gua pikirin, kalau bisa telepon saya langsung saja,” tantang Rizal di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/9).

Rizal juga menambahkan bahwa aksinya ke Pelabuhan Tanjung Priok tersebut tidak berkoordinasi terlebih dulu dengan Menteri Rini.

Menurutnya, permasalahan dwelling time sudah menjadi tanggung jawab di bawah Kemenko Maritim, bukan lagi Kementerian BUMN.

“Masing-masing kan ada tugasnya. Tugas saya bikin rancangan ini dwelling time selesai,” tegas pria berkacamata ini.

Rizal yang ingin membenahi tata kelola pelabuhan yang karut marut, termasuk mengatasi masalah dwelling time, tidak datang sendirian. Rizal dikawal anak buah Megawati Soekarnoputri yang duduk di Komisi III DPR, Masinton Pasaribu.

Ditemui usai kembali dari Priok, Masinton mengatakan dalam kunjungannya Rizal Ramli memerintahkan pembongkaran beton semen yang menghalangi jalur kereta api menuju pelabuhan.

“RR (Rizal Ramli) perintahkan pembongkaran penghalang atau cor semen yang menutupi jalur kereta ke pelabuhan. Itu kan jalur kereta sudah ada sejak kolonial Belanda. Nah penjelasan admin pelabuhan dan Dirut KAI. Kalau jalur kereta bisa dijalankan, bisa mangkas banyak biaya,” kata Masinton.

Dia menyebutkan, dari informasi yang dia dengar dari admin pelabuhan dan bea cukai, pemangkasan biaya di pelabuhan mulai dari biaya penumpukan barang, bongkar muat barang hingga percepat arus bongkar muat di pelabuhan. Setelah dihitung-hitung, kalau kereta bisa langsung bisa memangkas banyak biaya.

“Jadi akan dibongkar penghalang jalur kereta yang dibuat oleh Dirut Pelindo II. Pelabuhan kan arus barang keluar masuk, bukan penumpukan barang. Oleh Dirut Pelindo II, pelabuhan itu difungsikan sebagai tempat penumpukan. Tahu sendiri kan biaya penumpukan, bayarnya mahal,” tegasnya.

Dalam kunjungannya ini, Masinton hadir dalam kapasitas anggota Komisi III DPR, yang sedang menyiapkan pembentukan Pansus Pelindo untuk mengungkap berbagai kasus dugaan korupsi yang terjadi di sana, yaitu soal dwelling time dan mobile crane yang ditangani Bareskrim Polri. (chi/fat/jpnn/val)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/