JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemadaman api kebakaran hutan dan lahan yang mengakibatkan asap di Sumatera dan Kalimantan masih terus dilakukan. Upaya pemadaman udara di Sumatera Selatan diperkuat dengan kehadiran pesawat dari Malaysia dan Singapura.
Hari ini, Minggu (11/10), tim gabungan operasi udara dari Indonesia, Singapura dan Malaysia bersama-sama memadamkan api di Bumi Sriwijaya. Operasi dikonsentrasikan di daerah Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin, Sumsel.
“Total ada tujuh helikopter dan tiga pesawat fix wings melakukan water bombing, dan satu pesawat Casa untuk hujan buatan,” kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho, Minggu (11/10).
Dijelaskan Sutopo, tujuh helikopter dan empat pesawat itu terdiri dari enam helikopter BNPB, satu helikopter dari Singapura, dua pesawat Air Tractor dari Kementerilah Lingkungan Hidup dan Kehutanan, satu pesawat hujan buatan BNPB, dan satu pesawat Bombardier dari Malaysia.
Pemerintah Malaysia telah mengirimkan 1 pesawat jenis Bombardir 415 MP dengan kapasitas 6 ton air, Jumat (9/10) sore. “Cara loading air dengan scooping di laut,” tegasnya.
Pesawat ini akan beroperasi sampai dengan 16 Oktober 2015 atau praktisnya hanya lima hari efektif). “Setelah itu, pihak Malaysia akan melihat situasi apakah ditarik pulang atau diperpanjang,” ungkapnya.
Sedangkan Singapura telah mengirimkan satu Helikopter Chinook dengan kapasitas 5 ton air yang tiba Sabtu (10/10) siang. “Heli ini akan dioperasikan selama 13 hari yaitu 11-23 Oktober 2015,” tegasnya.
Dia menegaskan, pemegang komando kendali nasional adalah Indonesia melalui BNPB. Sedangkan Kodal operasi sehari- hari berada pada Komandan Sub Satgas Udara.
Di sisi lain, Tim Aju Australia akan tiba di Palembang pada Minggu (11/10). Diperkirakan pesawat “Thor” type Hercules L 100 dengan kapasitas 15 ton akan tiba pada Selasa (13/10) atau Rabu (14/10) besok.
Metode pengisian air dengan memompa dari mobil tangki. Pesawat ini hanya dapat dioperasikan selama lima hari, karena masih digunakan untuk memadamkan karhutla di NSW Australia. “Indonesia masih menunggu konfirmasi bantuan pesawat dari negara lainnya,” pungkasnya. (boy/jpnn)