25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Putri Tunggal Majikan Dikubur Hidup-hidup

ACEH-Benar-benar sadis perbuatan seorang pembantu di Kampung Babussalam, Simpang Tiga Redelong, Bener Meriah. Seorang pembantu Karmiadi alias Adi (16) tega menculik, menyodomi dan membantai anak semata wayang dari majikan yang masih bocah, Shufi Alifah (5). Karena tak juga tewas setelah dicekik, pelaku kemudian mengubur korban hidup-hidup hingga akhirnya meregang nyawa.

Pelaku mengakui seluruh perbuatannya dalam pemeriksaan, di hadapan penyidik Polres Bener Meriah, Sabtu (11/ 2) dinihari. Ia awalnya membawa Shufi membeli jajan ke warung. Kemudian bocah malang tersebut minta ikut ke ladang tomat. Hingga di tengah perjalanan berkisar 250 meter, dari tempat tinggal orangtua korban, Shufi lantas ditarik ke semak-belukar. Disinilah putri tunggal pasangan Ibnu Faisal (35) dan Hayati (25), disodomi tersangka.

Pasca mengalami ejakulasi, Adi sempat menyuruh Shufi pulang ke rumah. Tapi anak kecil ini malah tetap ingin ikut dengan dirinya, sambil berurai air mata. Takut perbuatannya terungkap, ia pun membekap mulut anak majikan dan mencekik lehernya, hingga Shufi lemas.

Karena tak juga meregang nyawa, Adi segera mengorek tanah dengan cangkul yang sudah persiapkan, sebagai alat bercocok tanam di kebun tomat. Selanjutnya tubuh putri Faisal tersebut dimasukkan dan dikubur hidup-hidup. Tersangka menyadari kondisi ini, karena melihat kaki Shufi masih bergoyang-goyang saat badannya ditimbun tanah.

Usai memastikan korban tewas, Adi melangkah pulang ke rumah orang tua Shufi, yang sudah ditempatinya sejak dua bulan silam. Seolah tak terjadi apa-apa, ia tetap beraktivitas seperti biasa. Sementara keluarga si bocah sudah kalang-kabut.

Mereka berusaha melakukan pencarian, termasuk menyisir seantero kampung Babussalam. Sayangnya usaha ini tak berhasil, hingga kasus dilaporkan ke polisi.

Sementara itu, aparat Polsek Bukit yang menerima pengaduan langsung menerjunkan tim, guna melacak keberadaan Shufi. Kecurigaan mengarah kepada orang di sekitar rumah.

Karena menurut petugas, tak mungkin korban dibawa orang tak dikenalnya, karena sedang bermain-main di halaman.

Dari hasil pemeriksaan secara intensif, insting polisi pun terbukti. Adi mengakui seluruh perbuatannya terhadap korban, Sabtu dinihari.

Remaja putus sekolah SMP ini lalu dibawa ke tempat kejadian perkara (TKP) pada malam itu juga. Ternyata jasad korban ditemukan dalam kondisi telungkup di dalam tanah.

Sebagian punggungnya tampak menyembul, tak terkubur secara utuh. Saat proses evakuasi dilakukan, tak tercium bau busuk dari mayat meski sudah tiga hari ditanam tersangka. Diduga karena cuaca cukup dingin seperti beku, membuat proses pembusukan berjalan lambat.

Kasat Reskrim Polres Bener Meriah AKP Hartana, dihubungi Metro Aceh (Group Sumut Pos) pada Sabtu siang mengaku sedang memeriksa tersangka lebih lanjut. (jpnn)

ACEH-Benar-benar sadis perbuatan seorang pembantu di Kampung Babussalam, Simpang Tiga Redelong, Bener Meriah. Seorang pembantu Karmiadi alias Adi (16) tega menculik, menyodomi dan membantai anak semata wayang dari majikan yang masih bocah, Shufi Alifah (5). Karena tak juga tewas setelah dicekik, pelaku kemudian mengubur korban hidup-hidup hingga akhirnya meregang nyawa.

Pelaku mengakui seluruh perbuatannya dalam pemeriksaan, di hadapan penyidik Polres Bener Meriah, Sabtu (11/ 2) dinihari. Ia awalnya membawa Shufi membeli jajan ke warung. Kemudian bocah malang tersebut minta ikut ke ladang tomat. Hingga di tengah perjalanan berkisar 250 meter, dari tempat tinggal orangtua korban, Shufi lantas ditarik ke semak-belukar. Disinilah putri tunggal pasangan Ibnu Faisal (35) dan Hayati (25), disodomi tersangka.

Pasca mengalami ejakulasi, Adi sempat menyuruh Shufi pulang ke rumah. Tapi anak kecil ini malah tetap ingin ikut dengan dirinya, sambil berurai air mata. Takut perbuatannya terungkap, ia pun membekap mulut anak majikan dan mencekik lehernya, hingga Shufi lemas.

Karena tak juga meregang nyawa, Adi segera mengorek tanah dengan cangkul yang sudah persiapkan, sebagai alat bercocok tanam di kebun tomat. Selanjutnya tubuh putri Faisal tersebut dimasukkan dan dikubur hidup-hidup. Tersangka menyadari kondisi ini, karena melihat kaki Shufi masih bergoyang-goyang saat badannya ditimbun tanah.

Usai memastikan korban tewas, Adi melangkah pulang ke rumah orang tua Shufi, yang sudah ditempatinya sejak dua bulan silam. Seolah tak terjadi apa-apa, ia tetap beraktivitas seperti biasa. Sementara keluarga si bocah sudah kalang-kabut.

Mereka berusaha melakukan pencarian, termasuk menyisir seantero kampung Babussalam. Sayangnya usaha ini tak berhasil, hingga kasus dilaporkan ke polisi.

Sementara itu, aparat Polsek Bukit yang menerima pengaduan langsung menerjunkan tim, guna melacak keberadaan Shufi. Kecurigaan mengarah kepada orang di sekitar rumah.

Karena menurut petugas, tak mungkin korban dibawa orang tak dikenalnya, karena sedang bermain-main di halaman.

Dari hasil pemeriksaan secara intensif, insting polisi pun terbukti. Adi mengakui seluruh perbuatannya terhadap korban, Sabtu dinihari.

Remaja putus sekolah SMP ini lalu dibawa ke tempat kejadian perkara (TKP) pada malam itu juga. Ternyata jasad korban ditemukan dalam kondisi telungkup di dalam tanah.

Sebagian punggungnya tampak menyembul, tak terkubur secara utuh. Saat proses evakuasi dilakukan, tak tercium bau busuk dari mayat meski sudah tiga hari ditanam tersangka. Diduga karena cuaca cukup dingin seperti beku, membuat proses pembusukan berjalan lambat.

Kasat Reskrim Polres Bener Meriah AKP Hartana, dihubungi Metro Aceh (Group Sumut Pos) pada Sabtu siang mengaku sedang memeriksa tersangka lebih lanjut. (jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/