25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Ade Armando Dikeroyok saat Demo Mukanya Berdarah, Celananya Dilucuti

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – PEGIAT media sosial sekaligus Dosen Universitas Indonesia, Ade Armando diduga menjadi korban penganiayaan saat unjuk rasa mahasiswa di komplek DPR/MPR RI, Senin (11/4). Dalam foto yang beredar, Ade terlihat digandeng dua polisi.

Kondisi Ade sudah cukup parahn Mukanya penuh lebam dan darah. Sedangkan celananya sudah dilucuti, menyisakan celana dalam saja.

Dalam video lainnya yang beredar, terlihat detik-detik Ade dikeroyok massa. Tampak Ade datang dengan menggunakan kaus berwarna hitam. Sebelumnya, dia mengaku hadir untuk mendukung aksi yang dilakukan mahasiswa di gedung DPR RI.

Dia mendukung aksi mahasiswa jika yang dituntut, penolakan perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi 3 periode. “Saya tidak ikut demo. Tetapi saya mantau dan saya ingin menyatakan mendukung,” kata Ade di lokasi.

Lebih lanjut Dosen Fisip Universitas Indonesia itu mengungkapkan alasannya mendukung demo mahasiswa kali ini. Ade mendukung ihwal gugatan mahasiswa tersebut agar tidak ada perpanjangan masa jabatan presiden. “Mau dukung kalau gugatannya adalah agar tidak diperpanjang supaya dihentikan tiga periode saya setuju,” ujarnya.

Ade menambahkan, amendemen UUD 1945 untuk memperpanjang masa jabatan presiden tidak pantas dilakukan. Terlebih, adanya demonstrasi mahasiswa pada hari ini seharusnya menjadi pesan penting bagi partai politik yang mendukung penundaan Pemilu 2024.

Ade Armando meyakini jika wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden terus digaungkan, bukan tak mungkin gelombang penolakan akan semakin besar. “(Alasannya) enggak pantes. Artinya sekarang sudah ramai, padahal baru 2022. Kalau harus diubah amandemen kan butuh waktu,” kata Ade.

Di tengah obrolan tersebut, Ade Armando didatangi sekelompok orang, di antaranya adalah ibu-ibu.

Ibu-ibu tersebut lalu meneriaki Ade Armando sebagai munafik, buzzer, dan lain-lain. Ade Armando yang tidak terima dengan tudingan-tudingan tersebut mempertanyakan alasan “serangan” itu.

Situasi memanas, Ade Armando mulai dikerubuti sejumlah orang.

Beberapa orang di sekitar mencoba menyelamatkan Ade Armando dan menjauh dari kerumunan tersebut. Namun, upayanya gagal, setelah massa tersulut emosi dan tetap melakukan pengeroyokan.

Ade dianiayai hingga tersungkur ke aspal, bahkan celana panjang yang dikenakannya hilang. Ade juga mencoba melindungi kepala dan badan sambil tersungkur ke tanah ketika dia menerima amukan massa.

Saat mengevakuasi, polisi tampak saling berpegangan tangan. Namun, massa sempat melempari polisi dengan botol minuman hingga benda-benda lainnya. Massa terus mengejar rombongan polisi yang mengevakuasi Ade Armando hingga hilang dari kerumunan massa.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan membenarkan adanya peristiwa penganiayaan ini. Saat itu Ade ditemukan petugas dikeroyok di tengah kerumunan massa.

“Bukan dilakukan oleh petugas, tetapi dilakukan oleh massa aksi, kita belum tahu persoalannya. Karena (Ade) ada di dalam kerumunan massa saat dipukuli, bahkan celananya dilepaskan,” kata Zulpan saat ditemui di lokasi unjuk rasa.

Zulpan mengatakan, Ade mengalami luka cukup parah. Saat ini sudah diamankan kepolisian untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Meski demikian, polisi belum bisa menyampaikan penyebab Ade Armando dipukuli di tengah massa aksi itu. “Kita belum tahu kondisinya, tapi yang jelas dia mengalami luka-luka dan pemukulan, nah motifnya belum tahu kenapa,” jelas Zulpan.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo memastikan, mengusut pelaku pemukulan terhadap pegiat Ade Armando. Siapa saja yang terlibat akan diproses hukum.

Ia mengatakan, kasus tersebut akan ditangani Polda Metro Jaya sebagai kepolisian wilayah yang mengamankan jalannya aksi unjuk rasa. “Akan ditangani Polda Metro Jaya. Siapapun yang terbukti melakukan perbuatan pidana akan diproses,” kata Dedi.

Sementara, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengungkapkan, kondisi Ade Armando sangat memprihatinkan usai babak belur dihajar massa. Menurut Fadil, Ade Armando terluka parah di bagian kepala.

“Kondisi Ade Armando memprihatinkan. Beliau terluka di bagian kepala. Sekarang tim Polda sudah membawa beliau ke rumah sakit dan sudah mendapat pertolongan tim rumah sakit,” kata Fadil ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/4).

Polisi jenderal bintang dua ini memastikan, pihaknya telah mengetahui para pelaku pengeroyokan terhadap pegiat media sosial Ade Armando. Dia mengaskan, akan segera menangkap para pelaku pengeroyokan. “Untuk para pelaku, kami sudah mengidentifikasi kelompoknya sekaligus orang-orangnya,” ucap Fadil.

Fadil mengultimatum para pelaku pengeroyokan untuk menyerahkan diri. “Besok mungkin kami akan melakukan upaya penegakan hukum, mengumumkan identitas pelaku. Jika tak menyerahkan diri, kami akan tangkap,” tegas Fadil.

Meski demikian, Fadil enggan menjelaskan secara rinci dimana Ade Armando menjalani perawatan. Terpenting, kata Fadil, saat ini Ade sudah menjalani perawatan tim medis.

Pemukulan terhadap Ade Armando terjadi usai massa aksi dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) membubarkan diri. Dalam aksi unjuk rasa ini, mahasiswa meminta DPR menjadi penyambung lidah masyarakat. Mereka membawa beberapa tuntutan, di antaranya penolakan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.

 

Sejumlah Orang Diamankan

Polisi akhirnya menangkap sejumlah orang terkait pemukulan Ade Armando. Saat ini polisi masih memeriksa sejumlah orang tersebut. “Iya, ada sejumlah orang yang diamankan, tapi masih kita pilah-pilah dahulu,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Zulpan.

Zulpan belum merinci berapa banyak peserta demo yang ditangkap polisi. Namun, ia mengatakan, tidak semuanya yang ditangkap adalah pelaku pengeroyokan terhadap Ade Armando. “Masih kita pilah-pilah, yang melempar, yang melakukan pemukulan. Tidak semua (terkait Ade Armando), tetapi juga ada provokator,” imbuh Zulpan.

Saat ini sejumlah orang tersebut diamankan di Polda Metro Jaya. Polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap para terduga pelaku. (jpc/dtc)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – PEGIAT media sosial sekaligus Dosen Universitas Indonesia, Ade Armando diduga menjadi korban penganiayaan saat unjuk rasa mahasiswa di komplek DPR/MPR RI, Senin (11/4). Dalam foto yang beredar, Ade terlihat digandeng dua polisi.

Kondisi Ade sudah cukup parahn Mukanya penuh lebam dan darah. Sedangkan celananya sudah dilucuti, menyisakan celana dalam saja.

Dalam video lainnya yang beredar, terlihat detik-detik Ade dikeroyok massa. Tampak Ade datang dengan menggunakan kaus berwarna hitam. Sebelumnya, dia mengaku hadir untuk mendukung aksi yang dilakukan mahasiswa di gedung DPR RI.

Dia mendukung aksi mahasiswa jika yang dituntut, penolakan perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi 3 periode. “Saya tidak ikut demo. Tetapi saya mantau dan saya ingin menyatakan mendukung,” kata Ade di lokasi.

Lebih lanjut Dosen Fisip Universitas Indonesia itu mengungkapkan alasannya mendukung demo mahasiswa kali ini. Ade mendukung ihwal gugatan mahasiswa tersebut agar tidak ada perpanjangan masa jabatan presiden. “Mau dukung kalau gugatannya adalah agar tidak diperpanjang supaya dihentikan tiga periode saya setuju,” ujarnya.

Ade menambahkan, amendemen UUD 1945 untuk memperpanjang masa jabatan presiden tidak pantas dilakukan. Terlebih, adanya demonstrasi mahasiswa pada hari ini seharusnya menjadi pesan penting bagi partai politik yang mendukung penundaan Pemilu 2024.

Ade Armando meyakini jika wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden terus digaungkan, bukan tak mungkin gelombang penolakan akan semakin besar. “(Alasannya) enggak pantes. Artinya sekarang sudah ramai, padahal baru 2022. Kalau harus diubah amandemen kan butuh waktu,” kata Ade.

Di tengah obrolan tersebut, Ade Armando didatangi sekelompok orang, di antaranya adalah ibu-ibu.

Ibu-ibu tersebut lalu meneriaki Ade Armando sebagai munafik, buzzer, dan lain-lain. Ade Armando yang tidak terima dengan tudingan-tudingan tersebut mempertanyakan alasan “serangan” itu.

Situasi memanas, Ade Armando mulai dikerubuti sejumlah orang.

Beberapa orang di sekitar mencoba menyelamatkan Ade Armando dan menjauh dari kerumunan tersebut. Namun, upayanya gagal, setelah massa tersulut emosi dan tetap melakukan pengeroyokan.

Ade dianiayai hingga tersungkur ke aspal, bahkan celana panjang yang dikenakannya hilang. Ade juga mencoba melindungi kepala dan badan sambil tersungkur ke tanah ketika dia menerima amukan massa.

Saat mengevakuasi, polisi tampak saling berpegangan tangan. Namun, massa sempat melempari polisi dengan botol minuman hingga benda-benda lainnya. Massa terus mengejar rombongan polisi yang mengevakuasi Ade Armando hingga hilang dari kerumunan massa.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan membenarkan adanya peristiwa penganiayaan ini. Saat itu Ade ditemukan petugas dikeroyok di tengah kerumunan massa.

“Bukan dilakukan oleh petugas, tetapi dilakukan oleh massa aksi, kita belum tahu persoalannya. Karena (Ade) ada di dalam kerumunan massa saat dipukuli, bahkan celananya dilepaskan,” kata Zulpan saat ditemui di lokasi unjuk rasa.

Zulpan mengatakan, Ade mengalami luka cukup parah. Saat ini sudah diamankan kepolisian untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Meski demikian, polisi belum bisa menyampaikan penyebab Ade Armando dipukuli di tengah massa aksi itu. “Kita belum tahu kondisinya, tapi yang jelas dia mengalami luka-luka dan pemukulan, nah motifnya belum tahu kenapa,” jelas Zulpan.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo memastikan, mengusut pelaku pemukulan terhadap pegiat Ade Armando. Siapa saja yang terlibat akan diproses hukum.

Ia mengatakan, kasus tersebut akan ditangani Polda Metro Jaya sebagai kepolisian wilayah yang mengamankan jalannya aksi unjuk rasa. “Akan ditangani Polda Metro Jaya. Siapapun yang terbukti melakukan perbuatan pidana akan diproses,” kata Dedi.

Sementara, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengungkapkan, kondisi Ade Armando sangat memprihatinkan usai babak belur dihajar massa. Menurut Fadil, Ade Armando terluka parah di bagian kepala.

“Kondisi Ade Armando memprihatinkan. Beliau terluka di bagian kepala. Sekarang tim Polda sudah membawa beliau ke rumah sakit dan sudah mendapat pertolongan tim rumah sakit,” kata Fadil ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/4).

Polisi jenderal bintang dua ini memastikan, pihaknya telah mengetahui para pelaku pengeroyokan terhadap pegiat media sosial Ade Armando. Dia mengaskan, akan segera menangkap para pelaku pengeroyokan. “Untuk para pelaku, kami sudah mengidentifikasi kelompoknya sekaligus orang-orangnya,” ucap Fadil.

Fadil mengultimatum para pelaku pengeroyokan untuk menyerahkan diri. “Besok mungkin kami akan melakukan upaya penegakan hukum, mengumumkan identitas pelaku. Jika tak menyerahkan diri, kami akan tangkap,” tegas Fadil.

Meski demikian, Fadil enggan menjelaskan secara rinci dimana Ade Armando menjalani perawatan. Terpenting, kata Fadil, saat ini Ade sudah menjalani perawatan tim medis.

Pemukulan terhadap Ade Armando terjadi usai massa aksi dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) membubarkan diri. Dalam aksi unjuk rasa ini, mahasiswa meminta DPR menjadi penyambung lidah masyarakat. Mereka membawa beberapa tuntutan, di antaranya penolakan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.

 

Sejumlah Orang Diamankan

Polisi akhirnya menangkap sejumlah orang terkait pemukulan Ade Armando. Saat ini polisi masih memeriksa sejumlah orang tersebut. “Iya, ada sejumlah orang yang diamankan, tapi masih kita pilah-pilah dahulu,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Zulpan.

Zulpan belum merinci berapa banyak peserta demo yang ditangkap polisi. Namun, ia mengatakan, tidak semuanya yang ditangkap adalah pelaku pengeroyokan terhadap Ade Armando. “Masih kita pilah-pilah, yang melempar, yang melakukan pemukulan. Tidak semua (terkait Ade Armando), tetapi juga ada provokator,” imbuh Zulpan.

Saat ini sejumlah orang tersebut diamankan di Polda Metro Jaya. Polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap para terduga pelaku. (jpc/dtc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/