25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Jenazah Hancur dan Berserakan

Korban Sukhoi di Patahan Jurang Berbentuk V

BOGOR-Tiga hari melakukan pencarian, tim SAR gabungan akhirnya tiba di lokasi jatuhnya  pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor, Jumat (11/5), kemarin.  Tim menemukan serpihan pesawat dan 12 jenazah yang sudah tidak utuh pada pukul 13.15 WIB. Kondisi jenazah sudah hancur dan sulit diidentifikasi.

Tim SAR gabungan bergerak menuju ke lokasi jatuhnya pesawat melalui jalur Cimelati, Sukabumi pukul 07.15, kemarin. Mereka tiba di Puncak Salak I pukul 11:00. Tepatnya pukul 13:15, tim sudah menemukan posisi pesawat yang jatuh di koordinat 06.42.613 lintang selatan dan 106.44.412 bujur timur. “Setelah mendaki selama lima jam, kami menemukan korban dan semuanya meninggal dunia. Kondisinya sudah hancur dan sulit diidentifikasi,” ujar anggota Tim SAR yang meminta namanya tidak dikorankan.

Ia menyebutkan, kondisi korban cukup mengenaskan. Sebagian tubuh korban sudah hancur dan berbentuk serpihan daging. “Bahkan, kepala salah satu korban sudah lepas. Ada juga bagian tubuh korban yang tersangkut di pepohonan,” tambahnya.

Ia mengungkapkan bahwa posisi lokasi serpihan pesawat berada di Puncak Salak I, yang memiliki ketinggian 2500 Mdpl, atau 7000 fit. “Dari lokasi Puncak Salak I ini ada hamparan datar dan terdapat makam keramat, Syeh Hasan Basri. Dari lokasi makam tersebut kami harus turun ke lembah sedalam 500-600 meter yang dengan kemiringan sekitar 85 derajat, yang harus ditempuh dengan jalan kaki sekitar 30 menit,” terangnya.

Di lokasi penemuan, tim SAR menemukan sejumlah barang milik korban, di antaranya ATM BNI milik Gatot Purwoko, KTP atas nama Nur Ilmawati, KTP milik Edward Maraden Panggabean, kartu pengenal Aan Husniana Wiganda, dan Paspor milik warga Rusia.

Tim SAR juga menemukan kartu pengenal PT Sky Air Aviation milik Rahmati Susanti dan perlengkapan lainnya, seperti dompet dan pakaian korban. “Seluruh barang bukti yang ditemukan di lokasi saat ini diamankan Basarnas,” katanya.

Evakuasi jenazah rencananya akan dilakukan dengan cara mengumpulkan semua kantung jenazah terlebih dahulu di Puncak Salak I. Bila cuaca mendukung maka semua kantong jenazah akan ditarik seling (alat bantu untuk angkat dan tarik) menggunakan helikopter. Tapi jika tidak mendukung, maka proses evakuasi akan dilakukan menggunakan jalur darat.

Jenazah tak Bisa Dibawa ke Jakarta

Danrem 061 Suryakencana Kolonel Infanteri. AM Putranto menyebutkan, tim SAR gabungan sudah memasukkan serpihan jenazah korban Sukhoi ke dalam 12 kantong jenazah, sore kemarin.

“Sudah ada enam kantong jenazah di helipad 2211 di Puncak I,” ujarnya di Posko Utama, Balai Embrio Sapi Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, kemarin sore.

Akan tetapi, lanjutnya, jenazah tersebut belum dapat dibawa ke Jakarta akibat kondisi cuaca yang tak mendukung. Sedangkan enam kantong jenazah lainnya belum diangkut atau masih berada di bawah jurang.

“Susah dimasukkan ke kantong jenazah. Tidak bisa dibawa sekarang karena situasi cuaca yang tidak memungkinkan,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, sebanyak 33 unit ambulans sudah disiapkan di posko utama. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi, jika evakuasi melalui jalur udara tidak memungkinkan. Sehingga, evakuasi akan dilakukan lewat darat, yakni jalur Posko Embrio dan dibawa secara berantai atau estafet. Rencananya, 12 kantong jenazah itu akan diterbangkan langsung ke landasan udara Halim Perdana Kusuma menggunakan helikopter.
“Besok pagi (hari ini, Red) seluruh jenazah akan dievakuasi. Kita usahakan evakuasi secepat mungkin,” tegasnya.

Dari Jakarta, ungkapan innalillahi langsung terlontar dari mulut Sikun Hadi Sunarto saat televisi mengumumkan penemuan jasad pertama kali oleh tim Search And Rescue (SAR) Darat di Gunung Salak Bogor pukul 10 kemarin. Sunarto ayah reporter Trans TV Ismiyati itu langsung berdoa dan mengatupkan dua tangannya ke muka.

Keluarga korban yang lain juga berteriak dan menangis sejadi-jadinya. Mereka saling berpelukan dan terisak-isak di ruang tunggu keluarga di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta.

Kondisi korban memang mengenaskan. Fotografer Jawa Pos Raka Denny yang berhasil mencapai lokasi crash site ( jatuh) bersama tim SAR darat melihat badan pesawat sudah berserakan. “Hanya keajaiban kalau ada yang masih hidup,” kata Raka yang baru bisa turun ke pos Cipelang Cijeruk kemarin petang.
Juru bicara Badan SAR Nasional Gagah Prakoso menjelaskan, kondisi jasad yang ditemukan tim sudah tidak utuh lagi. “Kurang etis kalau saya detailkan,” ujarnya di pos Halim Perdanakusumah kemarin.

Menurut Gagah, korban ditemukan dalam radius puluhan meter dari lokasi crash site. “Dari laporan, itu mengumpul di dekat patahan jurang. Bentuknya V, ada aliran airnya juga,” kata Gagah.

Meski begitu, Gagah meminta keluarga tetap optimistis. “Selalu ada mukjizat, semoga ada dalam musibah kali ini,” katanya.

Dalam jumpa pers resmi, Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya Daryatmo menjelaskan, evakuasi jenazah akan menggunakan helikopter dari helipad terdekat di dekat lokasi crash site. “Sekarang sedang dirapikan tim, jaraknya sekitar 300 hingga 500 meter dari titik jatuh,” kata mantan Kadispen TNI Angkatan Udara itu.

Pagi ini, helikopter dari Lanud Atang Sanjaya Bogor akan membawa korban dari helipad darurat itu ke helipad terdekat di kecamatan Cigombong. Lalu diterbangkan lagi ke bandara Halim Perdanakusumah. “Setelah itu langsung dipusatkan ke RS Polri,” kata Daryatmo yang juga penerbang heli tempur ini. (rdl/ken/ric/bac/sdk/jpnn)

Korban Sukhoi di Patahan Jurang Berbentuk V

BOGOR-Tiga hari melakukan pencarian, tim SAR gabungan akhirnya tiba di lokasi jatuhnya  pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor, Jumat (11/5), kemarin.  Tim menemukan serpihan pesawat dan 12 jenazah yang sudah tidak utuh pada pukul 13.15 WIB. Kondisi jenazah sudah hancur dan sulit diidentifikasi.

Tim SAR gabungan bergerak menuju ke lokasi jatuhnya pesawat melalui jalur Cimelati, Sukabumi pukul 07.15, kemarin. Mereka tiba di Puncak Salak I pukul 11:00. Tepatnya pukul 13:15, tim sudah menemukan posisi pesawat yang jatuh di koordinat 06.42.613 lintang selatan dan 106.44.412 bujur timur. “Setelah mendaki selama lima jam, kami menemukan korban dan semuanya meninggal dunia. Kondisinya sudah hancur dan sulit diidentifikasi,” ujar anggota Tim SAR yang meminta namanya tidak dikorankan.

Ia menyebutkan, kondisi korban cukup mengenaskan. Sebagian tubuh korban sudah hancur dan berbentuk serpihan daging. “Bahkan, kepala salah satu korban sudah lepas. Ada juga bagian tubuh korban yang tersangkut di pepohonan,” tambahnya.

Ia mengungkapkan bahwa posisi lokasi serpihan pesawat berada di Puncak Salak I, yang memiliki ketinggian 2500 Mdpl, atau 7000 fit. “Dari lokasi Puncak Salak I ini ada hamparan datar dan terdapat makam keramat, Syeh Hasan Basri. Dari lokasi makam tersebut kami harus turun ke lembah sedalam 500-600 meter yang dengan kemiringan sekitar 85 derajat, yang harus ditempuh dengan jalan kaki sekitar 30 menit,” terangnya.

Di lokasi penemuan, tim SAR menemukan sejumlah barang milik korban, di antaranya ATM BNI milik Gatot Purwoko, KTP atas nama Nur Ilmawati, KTP milik Edward Maraden Panggabean, kartu pengenal Aan Husniana Wiganda, dan Paspor milik warga Rusia.

Tim SAR juga menemukan kartu pengenal PT Sky Air Aviation milik Rahmati Susanti dan perlengkapan lainnya, seperti dompet dan pakaian korban. “Seluruh barang bukti yang ditemukan di lokasi saat ini diamankan Basarnas,” katanya.

Evakuasi jenazah rencananya akan dilakukan dengan cara mengumpulkan semua kantung jenazah terlebih dahulu di Puncak Salak I. Bila cuaca mendukung maka semua kantong jenazah akan ditarik seling (alat bantu untuk angkat dan tarik) menggunakan helikopter. Tapi jika tidak mendukung, maka proses evakuasi akan dilakukan menggunakan jalur darat.

Jenazah tak Bisa Dibawa ke Jakarta

Danrem 061 Suryakencana Kolonel Infanteri. AM Putranto menyebutkan, tim SAR gabungan sudah memasukkan serpihan jenazah korban Sukhoi ke dalam 12 kantong jenazah, sore kemarin.

“Sudah ada enam kantong jenazah di helipad 2211 di Puncak I,” ujarnya di Posko Utama, Balai Embrio Sapi Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, kemarin sore.

Akan tetapi, lanjutnya, jenazah tersebut belum dapat dibawa ke Jakarta akibat kondisi cuaca yang tak mendukung. Sedangkan enam kantong jenazah lainnya belum diangkut atau masih berada di bawah jurang.

“Susah dimasukkan ke kantong jenazah. Tidak bisa dibawa sekarang karena situasi cuaca yang tidak memungkinkan,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, sebanyak 33 unit ambulans sudah disiapkan di posko utama. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi, jika evakuasi melalui jalur udara tidak memungkinkan. Sehingga, evakuasi akan dilakukan lewat darat, yakni jalur Posko Embrio dan dibawa secara berantai atau estafet. Rencananya, 12 kantong jenazah itu akan diterbangkan langsung ke landasan udara Halim Perdana Kusuma menggunakan helikopter.
“Besok pagi (hari ini, Red) seluruh jenazah akan dievakuasi. Kita usahakan evakuasi secepat mungkin,” tegasnya.

Dari Jakarta, ungkapan innalillahi langsung terlontar dari mulut Sikun Hadi Sunarto saat televisi mengumumkan penemuan jasad pertama kali oleh tim Search And Rescue (SAR) Darat di Gunung Salak Bogor pukul 10 kemarin. Sunarto ayah reporter Trans TV Ismiyati itu langsung berdoa dan mengatupkan dua tangannya ke muka.

Keluarga korban yang lain juga berteriak dan menangis sejadi-jadinya. Mereka saling berpelukan dan terisak-isak di ruang tunggu keluarga di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta.

Kondisi korban memang mengenaskan. Fotografer Jawa Pos Raka Denny yang berhasil mencapai lokasi crash site ( jatuh) bersama tim SAR darat melihat badan pesawat sudah berserakan. “Hanya keajaiban kalau ada yang masih hidup,” kata Raka yang baru bisa turun ke pos Cipelang Cijeruk kemarin petang.
Juru bicara Badan SAR Nasional Gagah Prakoso menjelaskan, kondisi jasad yang ditemukan tim sudah tidak utuh lagi. “Kurang etis kalau saya detailkan,” ujarnya di pos Halim Perdanakusumah kemarin.

Menurut Gagah, korban ditemukan dalam radius puluhan meter dari lokasi crash site. “Dari laporan, itu mengumpul di dekat patahan jurang. Bentuknya V, ada aliran airnya juga,” kata Gagah.

Meski begitu, Gagah meminta keluarga tetap optimistis. “Selalu ada mukjizat, semoga ada dalam musibah kali ini,” katanya.

Dalam jumpa pers resmi, Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya Daryatmo menjelaskan, evakuasi jenazah akan menggunakan helikopter dari helipad terdekat di dekat lokasi crash site. “Sekarang sedang dirapikan tim, jaraknya sekitar 300 hingga 500 meter dari titik jatuh,” kata mantan Kadispen TNI Angkatan Udara itu.

Pagi ini, helikopter dari Lanud Atang Sanjaya Bogor akan membawa korban dari helipad darurat itu ke helipad terdekat di kecamatan Cigombong. Lalu diterbangkan lagi ke bandara Halim Perdanakusumah. “Setelah itu langsung dipusatkan ke RS Polri,” kata Daryatmo yang juga penerbang heli tempur ini. (rdl/ken/ric/bac/sdk/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/