26.7 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

WNI jadi Lumbung Favorit Abu Sayyaf

Saat ditemui usai rapat di Kantor Kemenkopolhukam, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, pertemuan yang melibatkan Menhan Malaysia, Indonesia dan Filipina sebagai tindak lanjuti pertemuan sebelumnya. Yakni pertemuan trilateral di Jogjakarta beberapa waktu lalu.

Berbeda dengan sebelumnya, Retno ingin agar pertemuan hari ini bisa menghasilkan sesuatu yang lebih kongkrit dan langsung diimplementasikan. “Kami berharap sudah bisa membahas teknis. Tidak kembali ke awal lagi sehingga bisa diimpelemntasikan untuk pembebasan sandera,” ujarnya. Berbekal pertemuan-pertemuan sebelumnya, dia menilai kesepakatan tersebut sudah bisa dilakukan hari ini.

Kementerian Luar Negeri, Retno mengatakan, kekuatan diplomasi Indonesia pun bekerja keras untuk menangani dua kasus penyanderaan yang belum terselesaikan. Untuk kasus penyanderaan tujuh anak buah kapal TB Charles, dia mengaku sudah menjalin komunikasi dengan semua pihak termasuk pihak penyandera.

’’Hingga saat ini kami memperoleh beberapa informasi. Pertama, meski terdengar lelah, kondisi mereka masih baik. Kedua, sandera memang masih berpindah-pindah di wilayah kepulauan Sulu,’’ ungkapnya.

Dia mengaku sudah menyampaikan permintaan Presiden Jokowi soal pembebasan WNI sejak 1 Juli lalu. Hal tersebut disampaikan lagi oleh Jokowi secara pribadi ke Rodrigo Duterte pada 7 Juli lalu.

Terkait kasus penyanderaan yang baru. Dia mengaku sudah berhubungan dengan empat perwakilan RI secara sekaligus. Yakni, Kedutaan Besar RI (KBRI) Kuala Lumpur, KBRI Manila, Konsulat RI Tawau, dan Konsulat RI Davao. Dalam koordinasi tersebut, pihaknya sudah melakukan konfirmasi terhadap identitas tiga nelayan kapal penangkap ikan di perairan Lahad Datu pada 9 Juli lalu.

’’Kami mendapat informasi bahwa tiga WNi dibawa ke perairan Tawi-tawi Filipina Selatan. Mereka adalah nelayan dengan izin kerja sah di Malaysia. Pagi ini saya berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Filipina dan Malaysia untuk meminta kembali perhatian terhadap kasus ini. Kami nyatakan siap bekerjasama untuk membebaskan sandera secepat mungkin,’’ ungkapnya.(far/bil/gun/owi/jpg/ril)

Saat ditemui usai rapat di Kantor Kemenkopolhukam, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, pertemuan yang melibatkan Menhan Malaysia, Indonesia dan Filipina sebagai tindak lanjuti pertemuan sebelumnya. Yakni pertemuan trilateral di Jogjakarta beberapa waktu lalu.

Berbeda dengan sebelumnya, Retno ingin agar pertemuan hari ini bisa menghasilkan sesuatu yang lebih kongkrit dan langsung diimplementasikan. “Kami berharap sudah bisa membahas teknis. Tidak kembali ke awal lagi sehingga bisa diimpelemntasikan untuk pembebasan sandera,” ujarnya. Berbekal pertemuan-pertemuan sebelumnya, dia menilai kesepakatan tersebut sudah bisa dilakukan hari ini.

Kementerian Luar Negeri, Retno mengatakan, kekuatan diplomasi Indonesia pun bekerja keras untuk menangani dua kasus penyanderaan yang belum terselesaikan. Untuk kasus penyanderaan tujuh anak buah kapal TB Charles, dia mengaku sudah menjalin komunikasi dengan semua pihak termasuk pihak penyandera.

’’Hingga saat ini kami memperoleh beberapa informasi. Pertama, meski terdengar lelah, kondisi mereka masih baik. Kedua, sandera memang masih berpindah-pindah di wilayah kepulauan Sulu,’’ ungkapnya.

Dia mengaku sudah menyampaikan permintaan Presiden Jokowi soal pembebasan WNI sejak 1 Juli lalu. Hal tersebut disampaikan lagi oleh Jokowi secara pribadi ke Rodrigo Duterte pada 7 Juli lalu.

Terkait kasus penyanderaan yang baru. Dia mengaku sudah berhubungan dengan empat perwakilan RI secara sekaligus. Yakni, Kedutaan Besar RI (KBRI) Kuala Lumpur, KBRI Manila, Konsulat RI Tawau, dan Konsulat RI Davao. Dalam koordinasi tersebut, pihaknya sudah melakukan konfirmasi terhadap identitas tiga nelayan kapal penangkap ikan di perairan Lahad Datu pada 9 Juli lalu.

’’Kami mendapat informasi bahwa tiga WNi dibawa ke perairan Tawi-tawi Filipina Selatan. Mereka adalah nelayan dengan izin kerja sah di Malaysia. Pagi ini saya berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Filipina dan Malaysia untuk meminta kembali perhatian terhadap kasus ini. Kami nyatakan siap bekerjasama untuk membebaskan sandera secepat mungkin,’’ ungkapnya.(far/bil/gun/owi/jpg/ril)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/