30 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Buntut Sentil Soekarno, PDIP Minta Gerindra Tindak Tegas Desmond

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto meminta Partai Gerindra menindak tegas Desmond J Mahesa usai menyentil Megawati Soekarnoputri terkait Presiden pertama RI Soekarno.

“Demi membangun hubungan yang harmonis, ya tentu saja pernyataan yang menyakitkan tersebut ya perlu diberikan suatu tindakan karena menunjukkan sikap ketidakpantasan sebagai anggota DPR RI,” kata Hasto di Surabaya, Jumat (11/11).

Hasto mengingatkan hal semacam ini tak hanya sekali dilakukan Desmond. Ia berharap Gerindra serius menindak kader yang juga duduk sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR tersebut. “Sehingga kali ini partai harus menanggapi itu secara serius,” ujarnya.

Hasto mengatakan Desmond tak paham perspektif sejarah tentang Bung Karno. Ia menilai apa yang dilakukan Desmond sudah jauh dari sikap-sikap seorang anggota DPR.

Menurutnya apa yang disampaikan Desmond, tidak hanya menyakiti hati seluruh kader PDIP, tapi juga melukai masyarakat yang meneladani sosok Bung Karno. “Saudara Desmond tidak memahami perspektif history,” katanya.

Sebelumnya, Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, pihaknya akan membahas masalah kadernya Desmond Junaidi Mahesa dengan PDIP buntut pernyataannya tentang Sukarno. Desmond pun digeruduk sejumlah kader PDIP saat makan siang di sebuah rumah makan di daerah Purworejo, Jawa Tengah, kemarin. “Iya kita monitor itu dan kami akan bicarakan di internal fraksi mengenai hal tersebut,” ujar Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (11/11).

Desmond pun sudah menyampaikan permintaan maaf atas pernyataan dia yang menyentil PDIP dan Megawati Soekarnoputri terkait Presiden pertama RI Soekarno. Permintaan maaf Desmond itu disampaikan setelah dirinya digeruduk sejumlah kader dan simpatisan PDIP ketika tengah kunjungan kerja di Purworejo, Jawa Tengah, Kamis (10/11).

Ia juga mengaku kalimat yang dipermasalahkan oleh para kader PDIP itu tidak layak. “Disuruh minta maaf, ya saya minta maaf karena kalimat itu juga. Menurut saya kalimat itu juga tidak layak,” kata Desmond usai pertemuan Komisi III DPR dengan Pemprov Jateng dan Polda Jateng di Mapolda Jateng, dikutip dari detikJateng, Jumat (11/11).

Politikus Partai Gerindra itu menjelaskan komentar yang dipermasalahkan berawal dari sebuah berita soal tanggapan dia terhadap candaan dengan wartawan di DPR RI. Desmond pun merasa tak perlu memperpanjang urusan. “Itu sih karena berita, ditulis sama kalian (wartawan) yang kalian bercanda akhirnya yang negatif jadi masalah,” jelas Desmond.

“Sudah (minta maaf). Ngapain yang nggak layak harus dipertahankan. Yang kedua, itu bukan dari omongan saya, itu merespons candaan-candaan wartawan di DPR yang banyak. Nggak ada masalah, kalau nggak layak saya minta maaf,” tambahnya.

Diberitakan, sejumlah kader dan simpatisan PDIP menggeruduk Desmondsaat makan siang di sela kunjungan kerja bersama rombongan kolega parlemen di Purworejo, Jawa Tengah, Kamis (10/11).

Hal ini imbas pernyataan Desmond yang mengatakan bahwa permintaan PDIP agar negara meminta maaf kepada Presiden pertama RI Sukarno buntut pencabutan TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967 mengada-ada dan muncul atas kemauan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. (cnni/adz)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto meminta Partai Gerindra menindak tegas Desmond J Mahesa usai menyentil Megawati Soekarnoputri terkait Presiden pertama RI Soekarno.

“Demi membangun hubungan yang harmonis, ya tentu saja pernyataan yang menyakitkan tersebut ya perlu diberikan suatu tindakan karena menunjukkan sikap ketidakpantasan sebagai anggota DPR RI,” kata Hasto di Surabaya, Jumat (11/11).

Hasto mengingatkan hal semacam ini tak hanya sekali dilakukan Desmond. Ia berharap Gerindra serius menindak kader yang juga duduk sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR tersebut. “Sehingga kali ini partai harus menanggapi itu secara serius,” ujarnya.

Hasto mengatakan Desmond tak paham perspektif sejarah tentang Bung Karno. Ia menilai apa yang dilakukan Desmond sudah jauh dari sikap-sikap seorang anggota DPR.

Menurutnya apa yang disampaikan Desmond, tidak hanya menyakiti hati seluruh kader PDIP, tapi juga melukai masyarakat yang meneladani sosok Bung Karno. “Saudara Desmond tidak memahami perspektif history,” katanya.

Sebelumnya, Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, pihaknya akan membahas masalah kadernya Desmond Junaidi Mahesa dengan PDIP buntut pernyataannya tentang Sukarno. Desmond pun digeruduk sejumlah kader PDIP saat makan siang di sebuah rumah makan di daerah Purworejo, Jawa Tengah, kemarin. “Iya kita monitor itu dan kami akan bicarakan di internal fraksi mengenai hal tersebut,” ujar Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (11/11).

Desmond pun sudah menyampaikan permintaan maaf atas pernyataan dia yang menyentil PDIP dan Megawati Soekarnoputri terkait Presiden pertama RI Soekarno. Permintaan maaf Desmond itu disampaikan setelah dirinya digeruduk sejumlah kader dan simpatisan PDIP ketika tengah kunjungan kerja di Purworejo, Jawa Tengah, Kamis (10/11).

Ia juga mengaku kalimat yang dipermasalahkan oleh para kader PDIP itu tidak layak. “Disuruh minta maaf, ya saya minta maaf karena kalimat itu juga. Menurut saya kalimat itu juga tidak layak,” kata Desmond usai pertemuan Komisi III DPR dengan Pemprov Jateng dan Polda Jateng di Mapolda Jateng, dikutip dari detikJateng, Jumat (11/11).

Politikus Partai Gerindra itu menjelaskan komentar yang dipermasalahkan berawal dari sebuah berita soal tanggapan dia terhadap candaan dengan wartawan di DPR RI. Desmond pun merasa tak perlu memperpanjang urusan. “Itu sih karena berita, ditulis sama kalian (wartawan) yang kalian bercanda akhirnya yang negatif jadi masalah,” jelas Desmond.

“Sudah (minta maaf). Ngapain yang nggak layak harus dipertahankan. Yang kedua, itu bukan dari omongan saya, itu merespons candaan-candaan wartawan di DPR yang banyak. Nggak ada masalah, kalau nggak layak saya minta maaf,” tambahnya.

Diberitakan, sejumlah kader dan simpatisan PDIP menggeruduk Desmondsaat makan siang di sela kunjungan kerja bersama rombongan kolega parlemen di Purworejo, Jawa Tengah, Kamis (10/11).

Hal ini imbas pernyataan Desmond yang mengatakan bahwa permintaan PDIP agar negara meminta maaf kepada Presiden pertama RI Sukarno buntut pencabutan TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967 mengada-ada dan muncul atas kemauan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. (cnni/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/