32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

RSBI: Sekolah Swasta Internasional Diuntungkan

TANGERANG SELATAN– Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) menghapus sekolah negeri bertaraf internasional atau rintisan sekolah bertaraf internasional (SBI/RSBI) diduga menguntungkan sekolah swasta berlabel internasional. Sekarang mereka menjadi pemain tunggal penyedia lanyanan pendidikan berkualitas meskipun biayanya mahal.

Potensi itu saat ini menjadi kegelisahan jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Untuk itu, mereka meminta sekolah negeri eks RSBI bisa menjaga kualitasnya. ’’Kalau bisa kualitasnya harus naik dibandingkan ketika masih dilabeli RSBI,’’ tukas Mendikbud Mohammad Nuh usai bertemu dengan guru se-Kota Tangerang Selatan di Univeristas Terbuka (UT) kemarin.

Pihak Kemendikbud memastikan jika MK tidak melarang sekolah negeri eks RSBI terus menggenjot kualitas layanan pendidikan. Begitu juga sekolah-sekolah negeri lainnya. Sebab yang menjadi amar putusan MK adalah penghapusan pasal di UU Sisdiknas yang melandasi pengoperasional SBI/RSBI.
Perkara biaya untuk menggenjot kualitas tersebut, Nuh mengatakan pengelola tidak perlu khawatir. Dia mengatakan pemerintah tidak akan tinggal diam. ’’Masak salah kalau kami pemerintah ingin menciptakan sekolah berkualitas. Coba nilai dengan hati,’’ ujar menteri asal Surabaya itu.

Kemendikbud sedang menjajaki pemberian hibah kompetisi untuk sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Sekolah eks RSBI dan sekolah umum lainnya berhak berkompetisi untuk merebutkan hibah ini. Dengan hibah ini, diharapkan bisa membantu pembiayaan peningkatan kualitas pelayanan pendidikan.
Dengan terjaganya kualitas pendidikan di sekolah-sekolah eks RSBI itu, Nuh mengatakan layanan pendidikan unggul tidak akan dimonopoli sekolah-sekolah swasta berlabel international yang menjamur di kota-kota besar. Diantaranya di Jakarta dan Surabaya.

Nuh mengatakan ketika RSBI masih ada masyarakat memiliki dua alternatif untuk menerima layanan pendidikan unggul. Yakni melalui sekolah negeri berlabel RSBI atau ke sekolah swasta internasional itu. ’’Bagi golongan tertentu mungkin tidak masalah masuk sekolah swasta top yang biayanya juga top itu,’’ kata Nuh.

Tetapi untuk kalangan masyarakat dengan tingkat ekonomi pas-pasan, tentu sulit untuk mengenyam pendidikan bertaraf internasional di sekolah swasta itu. Jalan satu-satunya adalah dengan masuk sekolah negeri yang juga bertaraf internasional (RSBI).

Mantan rektor ITS itu mengakui jika dalam praktenya banyak masyarakat kurang mampu mengeluh sulitnya akses masuk ke sekolah RSBI. Tetapi dia mengatakan jika kasus seperti ini sebagian besar hanya terjadi di Jakarta saja. (wan/jpnn)

TANGERANG SELATAN– Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) menghapus sekolah negeri bertaraf internasional atau rintisan sekolah bertaraf internasional (SBI/RSBI) diduga menguntungkan sekolah swasta berlabel internasional. Sekarang mereka menjadi pemain tunggal penyedia lanyanan pendidikan berkualitas meskipun biayanya mahal.

Potensi itu saat ini menjadi kegelisahan jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Untuk itu, mereka meminta sekolah negeri eks RSBI bisa menjaga kualitasnya. ’’Kalau bisa kualitasnya harus naik dibandingkan ketika masih dilabeli RSBI,’’ tukas Mendikbud Mohammad Nuh usai bertemu dengan guru se-Kota Tangerang Selatan di Univeristas Terbuka (UT) kemarin.

Pihak Kemendikbud memastikan jika MK tidak melarang sekolah negeri eks RSBI terus menggenjot kualitas layanan pendidikan. Begitu juga sekolah-sekolah negeri lainnya. Sebab yang menjadi amar putusan MK adalah penghapusan pasal di UU Sisdiknas yang melandasi pengoperasional SBI/RSBI.
Perkara biaya untuk menggenjot kualitas tersebut, Nuh mengatakan pengelola tidak perlu khawatir. Dia mengatakan pemerintah tidak akan tinggal diam. ’’Masak salah kalau kami pemerintah ingin menciptakan sekolah berkualitas. Coba nilai dengan hati,’’ ujar menteri asal Surabaya itu.

Kemendikbud sedang menjajaki pemberian hibah kompetisi untuk sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Sekolah eks RSBI dan sekolah umum lainnya berhak berkompetisi untuk merebutkan hibah ini. Dengan hibah ini, diharapkan bisa membantu pembiayaan peningkatan kualitas pelayanan pendidikan.
Dengan terjaganya kualitas pendidikan di sekolah-sekolah eks RSBI itu, Nuh mengatakan layanan pendidikan unggul tidak akan dimonopoli sekolah-sekolah swasta berlabel international yang menjamur di kota-kota besar. Diantaranya di Jakarta dan Surabaya.

Nuh mengatakan ketika RSBI masih ada masyarakat memiliki dua alternatif untuk menerima layanan pendidikan unggul. Yakni melalui sekolah negeri berlabel RSBI atau ke sekolah swasta internasional itu. ’’Bagi golongan tertentu mungkin tidak masalah masuk sekolah swasta top yang biayanya juga top itu,’’ kata Nuh.

Tetapi untuk kalangan masyarakat dengan tingkat ekonomi pas-pasan, tentu sulit untuk mengenyam pendidikan bertaraf internasional di sekolah swasta itu. Jalan satu-satunya adalah dengan masuk sekolah negeri yang juga bertaraf internasional (RSBI).

Mantan rektor ITS itu mengakui jika dalam praktenya banyak masyarakat kurang mampu mengeluh sulitnya akses masuk ke sekolah RSBI. Tetapi dia mengatakan jika kasus seperti ini sebagian besar hanya terjadi di Jakarta saja. (wan/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/