32.8 C
Medan
Tuesday, May 28, 2024

Kurang, Naskah Soal Boleh Difotokopi

Foto: M JAKWAN/JPNN Seorang penjaga sekolah SMAN 13 Kabupaten Tangerang, Minggu (12/4) memastikan pintu ruang kelas untuk ujian nasional terkunci dengan aman dan telah disegel oleh panitia ujian nasional.
Foto: M JAKWAN/JPNN
Seorang penjaga sekolah SMAN 13 Kabupaten Tangerang, Minggu (12/4) memastikan pintu ruang kelas untuk ujian nasional terkunci dengan aman dan telah disegel oleh panitia ujian nasional.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Fokus urusan pendidikan hari ini (13/4) tertuju pada penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) 2015 jenjang SMA/MA dan SMK. Banyak yang memprediksi tensi kecemasan para siswa peserta ujian tahun ini sedikit reda. Bagi ujian online, pemerintah yakin aman dari peretas. Pun untuk ujian ‘normal’, fotokopi naskah pun diperbolehkan ketika terjadi kekurangan yang massif.

Setidaknya hal ini diungkapkan Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud Nizam yang seharian kemarin berada di kantor Kemendikbud. “Saya lembur mengawasi persiapan UN,” ujar guru besar teknis sipil UGM Jogjakarta itu.

Nizam mengatakan dia ditugasi mengawasi pelaksanaan unas berbasis komputer (computer based test/CBT). Sedangkan pengawasan UN berbasis kertas (paper based test/PBT) secara penuh dilaksanakan oleh Sekretaris Balitbang Dadang Sudiyarto.

Dia lebih dulu mengklarifikasi kasus kekurangan amplop soal ujian di Lamongan, Jawa Timur. Dari laporan sekretariat Unas Jawa Timur, Nizam mengatakan kekurangan satu amplop di Lamongan itu bukan hilang atau dicuri. “Jadi memang tidak lengkap sejak dari percetakan. Harusnya dalam satu dus ada 20 amplop, tetapi ini hanya 19 amplop,” paparnya. Tetapi akhirnya kekurangan itu sudah dipenuhi oleh Jasuindo selaku pelaksana percetakan.

Menurut Nizam kekurangan naskah soal ujian secara riil baru diketahui hari ini. Tepatnya ketika amplop soal ujian dibuka oleh pengawas ruangan. Dia memperkirakan jika memang terjadi kekurangan, jumlahnya tidak besar. Sehingga bisa ditutup dari cadangan soal yang sudah disiapkan.

Nizam mengatakan dalam setiap amplop soal ujian, disiapkan satu cadangan soal ujian. Sehingga jika ada satu ruang ujian mengalami kekurangan naskah, langsung koordiansi dengan ruang ujian di sebelahnya. Namun jika kekurangan soal ujian bersifat massif, penanganannya dengan cara difotokopi.

Terkait dengan pelaksanaan UN CBT, hingga sekitar pukul 17.00 kemarin sudah ada 90-an persen sekolah mengunduh (download) dokumen soal ujian. Dia memperkirakan tadi malam proses pengunduhan dokumen soal UN CBT ini telah tuntas untuk 138 unit SMA dan 405 unit SMK.

Meskipun proses pengunduhan dokumen soal UN CBT dilaksanakan secara online, Nizam berani menjamin keamanannya. Khususnya dari ancaman hacker atau peretas. “Kita melakukan multiple checking kepada user yang akan menyedot fole dokumen naskah UN CBT,” papar dia.

Saking tebalnya tembok pengamanan untuk download dokumen naskah ujian itu, Nizam mengibaratkan adanya tes sidik jadi. Dia menuturkan sistem akan menolak pengunduhan jika ada komputer yang mengidikasikan perbedaan. Meskipun menggunakan akun email dan database sekolah yang sama persis. “Konfigurasi RAM yang berbeda saja, akan menolak proses download,” ujarnya.

Sehingga Nizam berani memastikan bahwa selama proses pengunduhan naskah UN CBT, benar-benar diunduh oleh sekolah atau pihak yang menjadi sasaran. Tidak akan bisa diambil oleh orang lain.

Terkait dengan potensi salah ketik butir soal UN CBT, Nizam mengatakan siswa harus mengerjakan apa adanya. Sebab ketika ada soal UN kertas yang salah ketik, pengawas ruang ujian juga tidak bisa berbuat apa-apa.

Sementara jika ada siswa mengalami gangguan teknis dengan aplikasi UN CBT, diminta tetap tenang dan meminta bantuan operator di masing-masing ruangan. Dia kembali meningatkan ketika server atau komputer unas CBT mati, maka jawaban siswa dan durasi waktu yang terpakai akan tersimpan. Jadi ketika komputer atau server menyala lagi, siswa tinggal melanjutkannya. (wan/jpnn/rbb)

Foto: M JAKWAN/JPNN Seorang penjaga sekolah SMAN 13 Kabupaten Tangerang, Minggu (12/4) memastikan pintu ruang kelas untuk ujian nasional terkunci dengan aman dan telah disegel oleh panitia ujian nasional.
Foto: M JAKWAN/JPNN
Seorang penjaga sekolah SMAN 13 Kabupaten Tangerang, Minggu (12/4) memastikan pintu ruang kelas untuk ujian nasional terkunci dengan aman dan telah disegel oleh panitia ujian nasional.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Fokus urusan pendidikan hari ini (13/4) tertuju pada penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) 2015 jenjang SMA/MA dan SMK. Banyak yang memprediksi tensi kecemasan para siswa peserta ujian tahun ini sedikit reda. Bagi ujian online, pemerintah yakin aman dari peretas. Pun untuk ujian ‘normal’, fotokopi naskah pun diperbolehkan ketika terjadi kekurangan yang massif.

Setidaknya hal ini diungkapkan Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud Nizam yang seharian kemarin berada di kantor Kemendikbud. “Saya lembur mengawasi persiapan UN,” ujar guru besar teknis sipil UGM Jogjakarta itu.

Nizam mengatakan dia ditugasi mengawasi pelaksanaan unas berbasis komputer (computer based test/CBT). Sedangkan pengawasan UN berbasis kertas (paper based test/PBT) secara penuh dilaksanakan oleh Sekretaris Balitbang Dadang Sudiyarto.

Dia lebih dulu mengklarifikasi kasus kekurangan amplop soal ujian di Lamongan, Jawa Timur. Dari laporan sekretariat Unas Jawa Timur, Nizam mengatakan kekurangan satu amplop di Lamongan itu bukan hilang atau dicuri. “Jadi memang tidak lengkap sejak dari percetakan. Harusnya dalam satu dus ada 20 amplop, tetapi ini hanya 19 amplop,” paparnya. Tetapi akhirnya kekurangan itu sudah dipenuhi oleh Jasuindo selaku pelaksana percetakan.

Menurut Nizam kekurangan naskah soal ujian secara riil baru diketahui hari ini. Tepatnya ketika amplop soal ujian dibuka oleh pengawas ruangan. Dia memperkirakan jika memang terjadi kekurangan, jumlahnya tidak besar. Sehingga bisa ditutup dari cadangan soal yang sudah disiapkan.

Nizam mengatakan dalam setiap amplop soal ujian, disiapkan satu cadangan soal ujian. Sehingga jika ada satu ruang ujian mengalami kekurangan naskah, langsung koordiansi dengan ruang ujian di sebelahnya. Namun jika kekurangan soal ujian bersifat massif, penanganannya dengan cara difotokopi.

Terkait dengan pelaksanaan UN CBT, hingga sekitar pukul 17.00 kemarin sudah ada 90-an persen sekolah mengunduh (download) dokumen soal ujian. Dia memperkirakan tadi malam proses pengunduhan dokumen soal UN CBT ini telah tuntas untuk 138 unit SMA dan 405 unit SMK.

Meskipun proses pengunduhan dokumen soal UN CBT dilaksanakan secara online, Nizam berani menjamin keamanannya. Khususnya dari ancaman hacker atau peretas. “Kita melakukan multiple checking kepada user yang akan menyedot fole dokumen naskah UN CBT,” papar dia.

Saking tebalnya tembok pengamanan untuk download dokumen naskah ujian itu, Nizam mengibaratkan adanya tes sidik jadi. Dia menuturkan sistem akan menolak pengunduhan jika ada komputer yang mengidikasikan perbedaan. Meskipun menggunakan akun email dan database sekolah yang sama persis. “Konfigurasi RAM yang berbeda saja, akan menolak proses download,” ujarnya.

Sehingga Nizam berani memastikan bahwa selama proses pengunduhan naskah UN CBT, benar-benar diunduh oleh sekolah atau pihak yang menjadi sasaran. Tidak akan bisa diambil oleh orang lain.

Terkait dengan potensi salah ketik butir soal UN CBT, Nizam mengatakan siswa harus mengerjakan apa adanya. Sebab ketika ada soal UN kertas yang salah ketik, pengawas ruang ujian juga tidak bisa berbuat apa-apa.

Sementara jika ada siswa mengalami gangguan teknis dengan aplikasi UN CBT, diminta tetap tenang dan meminta bantuan operator di masing-masing ruangan. Dia kembali meningatkan ketika server atau komputer unas CBT mati, maka jawaban siswa dan durasi waktu yang terpakai akan tersimpan. Jadi ketika komputer atau server menyala lagi, siswa tinggal melanjutkannya. (wan/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/