26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Jalur Sinabung Ditutup

FOTO: GATHA GINTING/PM Sejumlah siswa pulang sekolah di SD Suka Ndebi, Kab. Karo, Sumatera Utara, Jumat (10/10). Akibat aktifitas Gunung Sinabung terus aktif dalam seminggu ini, sejumlah sekolah yang berada di wilayah terkena dampak debu harus diliburkan.
FOTO: GATHA GINTING/PM
Sejumlah siswa pulang sekolah di SD Suka Ndebi, Kab. Karo, Sumatera Utara, Jumat (10/10). Akibat aktifitas Gunung Sinabung terus aktif dalam seminggu ini, sejumlah sekolah yang berada di wilayah terkena dampak debu harus diliburkan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Efek Gunung Sinabung makin luas. Debu vulkanik yang disemburkannya kini menjadi momok dunia penerbangan. Buktinya, kemarin sore, penerbangan jalur Sinabung resmi ditutup.

Adalah Humas Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Israfulhayat yang mengatakan itu. Kepada Jawa Pos (grup Sumut Pos), Israfulhayat mengatakan Air Traffic Controller (ATC) telah menutup adalah rute penerbangan domestic dan luar negeri. Penutupan jalur itu berlaku sejak pukul 18.00 WIB, kemarin. “Debu vulkanik sangat membayakan penerbangan. Sudah kami nyatakan tertutup. Namun kami belum tahu ditutup sampai kapan,” jelasnya.

Dikonfirmasi terpisah, General Manager Lembaga Penyelenggara Layanan Navigasi Penerbagan Indonesia (LPLNPI) Kantor Cabang Medan, Susanto, tak membantah kabar itu. Namun, dia menyatakan penerbangan dari Kualanamu yang langsung melewati atas Sinabung hingga saat ini belum ada, yang ada hanyalah penerbangan dari samping kanan maupun kiri Sinabung.

“Kita sudah menutup penerbangan yang berada di bawah 20 ribu kaki. Jadi, tidak ada yang melewati langsung di atas Sinabung, adapun yang melewati dari sebelah kiri adalah jalur ke Padang, sedangkan dari kanan menuju Nias,” ujarnya.

Foto: Manahan/PM Abu vulkanik mengganggu penerbangan di KNIA. Tampak petugas Air Asia mencuci pesawat dari debu yang melekat, Jumat (10/10/2014).
Foto: Manahan/PM
Abu vulkanik mengganggu penerbangan di KNIA. Tampak petugas Air Asia mencuci pesawat dari debu yang melekat, Jumat (10/10/2014).

Tambah 5-10 Menit

Dijelaskannya, jalur Sinabung tersebut sudah masuk dalam Ashtam yaitu sejenis notice to airman (notam) seri khusus dengan format tertentu. Di mana, padanya akan tercatat data terkait erupsi Sinabung. Jadi, bila ada penerbangan yang harus melewati atas Sinabung, maka pihak LPLNPI akan merekomendasikan untuk melewati pantai terlebih dahulu. Sehingga, penerbangan tidak langsung berada di atas Sinabung.

“Karena harus melewati pantai terlebih dahulu, maka aka ada penambahan waktu penerbangan, sekitar 5 sampai 10 menit,” lanjutnya.

Terkait penerbangan dari bandara lain (offer flying) yang akan melewati Sinabung, Susanto menyatakan tidak terlalu mengkhawatirkannya karena pada umumnya mereka berada di atas 25 ribu kaki.

Pun, Manajer Humas LPPNPI Muji Subagyo mengatakan debu vulkanik tidak hanya membahayakan penerbangan. Namun juga berdampak pada bandara di dekat Sinabung. “Kalau di Bandara debu sangat berbahaya bagi pesawat yang akan mendarat,” ujarnya.

 

142 Gempa

Terlepas dari itu, aktivitas Sinabung pada Minggu (12/10) masih tinggi. Belum dapat diperkirakan kapan kondisi Sinabung kembali normal atau tidak erupsi lagi. Status gunung ini pun masih Siaga (level III).

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengabarkan kemarin terjadi gempa guguran 142 kali. Terjadi pula beberapa kali erupsi. Pada 00.00-06.00 WIB terjadi 3 kali awan panas guguran (teramati pakai termalcam) jarak luncur sejauh 2000-3000 m ke arah Selatan. Pukul 06.00-12.00 WIB terjadi 3 kali awan panas guguran (teramati pakai termalcam) jarak luncur sejauh 2000-2500 m ke selatan, tinggi kolom abu awan panas 1000 m. Pukul 12:00-18:00 wib terjadi 3 kali awan panas guguran (teramati pakai termalcam) jarak luncur sejauh 1500-2500 m ke Selatan, tinggi kolom 2000 m ke arah Tenggara dan abu awan panas 1000-1500 m. Pada 14.42-15.40 WIB dengan erupsi selama 3.513 detik terekam laharan am: 55 mm, angin ke Barat Daya-Barat. Hingga kemarin tercatat jumlah pengungsi sebanyak 3.287 jiwa atau 1.019 KK di 16 titik pengungsian. (ram/mia/aph/jpnn/rbb)

FOTO: GATHA GINTING/PM Sejumlah siswa pulang sekolah di SD Suka Ndebi, Kab. Karo, Sumatera Utara, Jumat (10/10). Akibat aktifitas Gunung Sinabung terus aktif dalam seminggu ini, sejumlah sekolah yang berada di wilayah terkena dampak debu harus diliburkan.
FOTO: GATHA GINTING/PM
Sejumlah siswa pulang sekolah di SD Suka Ndebi, Kab. Karo, Sumatera Utara, Jumat (10/10). Akibat aktifitas Gunung Sinabung terus aktif dalam seminggu ini, sejumlah sekolah yang berada di wilayah terkena dampak debu harus diliburkan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Efek Gunung Sinabung makin luas. Debu vulkanik yang disemburkannya kini menjadi momok dunia penerbangan. Buktinya, kemarin sore, penerbangan jalur Sinabung resmi ditutup.

Adalah Humas Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Israfulhayat yang mengatakan itu. Kepada Jawa Pos (grup Sumut Pos), Israfulhayat mengatakan Air Traffic Controller (ATC) telah menutup adalah rute penerbangan domestic dan luar negeri. Penutupan jalur itu berlaku sejak pukul 18.00 WIB, kemarin. “Debu vulkanik sangat membayakan penerbangan. Sudah kami nyatakan tertutup. Namun kami belum tahu ditutup sampai kapan,” jelasnya.

Dikonfirmasi terpisah, General Manager Lembaga Penyelenggara Layanan Navigasi Penerbagan Indonesia (LPLNPI) Kantor Cabang Medan, Susanto, tak membantah kabar itu. Namun, dia menyatakan penerbangan dari Kualanamu yang langsung melewati atas Sinabung hingga saat ini belum ada, yang ada hanyalah penerbangan dari samping kanan maupun kiri Sinabung.

“Kita sudah menutup penerbangan yang berada di bawah 20 ribu kaki. Jadi, tidak ada yang melewati langsung di atas Sinabung, adapun yang melewati dari sebelah kiri adalah jalur ke Padang, sedangkan dari kanan menuju Nias,” ujarnya.

Foto: Manahan/PM Abu vulkanik mengganggu penerbangan di KNIA. Tampak petugas Air Asia mencuci pesawat dari debu yang melekat, Jumat (10/10/2014).
Foto: Manahan/PM
Abu vulkanik mengganggu penerbangan di KNIA. Tampak petugas Air Asia mencuci pesawat dari debu yang melekat, Jumat (10/10/2014).

Tambah 5-10 Menit

Dijelaskannya, jalur Sinabung tersebut sudah masuk dalam Ashtam yaitu sejenis notice to airman (notam) seri khusus dengan format tertentu. Di mana, padanya akan tercatat data terkait erupsi Sinabung. Jadi, bila ada penerbangan yang harus melewati atas Sinabung, maka pihak LPLNPI akan merekomendasikan untuk melewati pantai terlebih dahulu. Sehingga, penerbangan tidak langsung berada di atas Sinabung.

“Karena harus melewati pantai terlebih dahulu, maka aka ada penambahan waktu penerbangan, sekitar 5 sampai 10 menit,” lanjutnya.

Terkait penerbangan dari bandara lain (offer flying) yang akan melewati Sinabung, Susanto menyatakan tidak terlalu mengkhawatirkannya karena pada umumnya mereka berada di atas 25 ribu kaki.

Pun, Manajer Humas LPPNPI Muji Subagyo mengatakan debu vulkanik tidak hanya membahayakan penerbangan. Namun juga berdampak pada bandara di dekat Sinabung. “Kalau di Bandara debu sangat berbahaya bagi pesawat yang akan mendarat,” ujarnya.

 

142 Gempa

Terlepas dari itu, aktivitas Sinabung pada Minggu (12/10) masih tinggi. Belum dapat diperkirakan kapan kondisi Sinabung kembali normal atau tidak erupsi lagi. Status gunung ini pun masih Siaga (level III).

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengabarkan kemarin terjadi gempa guguran 142 kali. Terjadi pula beberapa kali erupsi. Pada 00.00-06.00 WIB terjadi 3 kali awan panas guguran (teramati pakai termalcam) jarak luncur sejauh 2000-3000 m ke arah Selatan. Pukul 06.00-12.00 WIB terjadi 3 kali awan panas guguran (teramati pakai termalcam) jarak luncur sejauh 2000-2500 m ke selatan, tinggi kolom abu awan panas 1000 m. Pukul 12:00-18:00 wib terjadi 3 kali awan panas guguran (teramati pakai termalcam) jarak luncur sejauh 1500-2500 m ke Selatan, tinggi kolom 2000 m ke arah Tenggara dan abu awan panas 1000-1500 m. Pada 14.42-15.40 WIB dengan erupsi selama 3.513 detik terekam laharan am: 55 mm, angin ke Barat Daya-Barat. Hingga kemarin tercatat jumlah pengungsi sebanyak 3.287 jiwa atau 1.019 KK di 16 titik pengungsian. (ram/mia/aph/jpnn/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/