25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

KPK Sita Rp 1 Miliar Dari Rumah Anas

kpk
kpk

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah dua rumah mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum,
yang ditetapkan sebagai tersangka skandal Hambalang, di kawasan Duren Sawit, Jakarta, Selasa (12/11).

JAKARTA -Rumah pertama di Jalan Teluk Langsa Blok C4 No 7, Kavling Angkatan Laut dan satunya lagi di Jalan Teluk Semangka Blok C9 Nomor 1 Kavling AL. Dari penggeledahan itu KPK menyita uang Rp1 miliar.

Uang satu miliaran rupiah itu di sita dari rumah Anas yang berada di Jalan Teluk Semangaka yang telah dijadikan markas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), ormas bentukan Anas. “Uang disita di ruang tengah,” begitu informasi dari aktivis Perhimpunan Pergerakan Indonesia, Selasa, (12/11).

Penggeledahan dilakukan belasan penyidik selama enam jam sejak kemarin pagi. Selain menyita uang Rp1 miliar, penyidik KPK dikabarkann
menyita sebuah surat kaleng. Surat tersebut ditulis oleh seorang penyidik KPK yang bersimpati terhadap Anas. Dalam suratnya dia menyesalkan KPK yang tidak membongkar keterlibatan Cikeas dalam kasus Hambalang padahal dalam pengakuan di awal kasus Hambalang mencuat, Muhammad Nazaruddin mengaku ke penyidik adanya keterlibatan Cikeas.

Terkait itu, PPI ngotot uang Rp1 miliar yang disita tersebut bukan milik Anas Urbaningrum. “Itu uang milik PPI,” tegas Juru bicara PPI Ma’mun Murod Al-Barbasy dalam konferensi pers di Jakarta yang disiarkan salah satu stasiun televisi nasional, Selasa (12/11).

Mamun mengatakan duit tersebut merupakan uang operasional untuk diskusi mingguan yang biasa dilakukan PPI. “Itu juga untuk acara-acara (pembentukan kepengurusan) di daerah,” imbuhnya.

Karena tak terkait kasus Hambalang, Mamun meminta KPK mengembalikannya. “Saya mohon dikembalikan,” demikian Mamun.

Kuasa hukum Anas, Firman Wijaya, pun mengklaim uang tersebut merupakan uang milik Anas.”Uang ini ada di kantor PPI, milik PPI sebagai uang kas, kenapa disita KPK saya tidak tahu,” kata Firman.

Ia juga tidak mengetahui apakah KPK sudah memiliki izin untuk juga menggeledah kantor PPI yang juga berada di rumah Anas. Hingga tadi malam, ia juga masih menunggu konfirmasi dari Anas mengenai uang tersebut. Pasalnya tim penyidik KPK tidak memberikan penjelasan apapun mengenai penyitaan uang tersebut. ia pun menyatakan keberatannya terhadap penyitaan uang itu.

“Tentu saja kami keberatan, apa konteksnya uang itu disita, nggak ada juga penjelasan dari penyidik KPK,” ujarnya.

Sejaitnya, penggeledahan kemarin terkait hubungan istri Anas, Athiyyah Laila, dengan tersangka kasus dugaan penyelewengan proyek Stadion Hambalang, Machfud Suroso. KPK sebelumnya menduga ada keterkaitan tersangka kasus korupsi proyek Hambalang, Direktur Utama Dutasari Mahfud Suroso, dengan Athiyyah Laila yang dicurigai memiliki beberapa dokumen yang berkaitan dengan Mahfud Suroso.

Athiyah Laila adalah istri Anas Urbaningrum. Dia juga pernah tercatat sebagai pemilik saham PT Dutasari Citralas, perusahaan subkontrak proyek Hambalang. Direktur Utama Dutasari Mahfud Suroso sudah dijadikan tersangka dalam korupsi Hambalang. Namun, Anas mengaku bahwa istrinya sudah keluar dari Dutasari sejak 2009.

Anak-anak Anas Diungsikan
Hubungan antara Mahfud dan Athiyyah terlacak melalui PT Dutasari, yang menjadi subkontraktor pekerjaan mekanikal dan elektrikal serta penyambungan listrik Hambalang senilai Rp328 miliar. Dalam akta perusahaan, tercatat nama Athiyyah sebagai pemegang saham dan komisaris. Namun, Athiyyah mengaku sudah keluar dari PT Dutasari sejak 2009.

Dalam penggeledahan itu, selain uang, penyidik KPK juga menyita sejumlah barang di antaranya mesin berwarna putih yang menyerupai alat penghitung uang, satu dus barang berisi dokumen-dokumen serta proposal, satu dus buku yasin, serta catatan pembukuan.

Pihak KPK menegaskan penggeledahan dilakukan di rumah Anas karena diketahui istrinya, Athiyah Laila. ‘’Penyidik KPK didampingi istri Anas, Athiyyah Laila saat penggeledahan berlangsung,’’ tutur Sri, orang dekat kepada media di Jakarta.

‘’Anak-anak Anas telah diungsikan ke rumah kerabat Anas,’’ tambah Sri.

Di sisi lain, Ketua KPK Abraham Samad menegaskan, penggeledahan terkait dengan penyidikan tersangka Machfud Suroso. “Jadi rumah itu digeledah dalam kapasitas kasus Hambalang dengan tersangka Machfud Suroso. Ada empat lokasi yang digeledah,” kata Abraham di Gedung Kemenkumham, Jakarta, Selasa (12/11) petang.

Hanya saja, Abraham mengaku, belum tahu persis detil penggeledahan. Dia belum mendapat laporan dari satgas KPK yang menggeledah. “Detilnya saya belum dapat laporan lagi. Karena teman-teman masih sedang melakukan penggeledahan di lokasi tersebut,” tegasnya.

Penyidik KPK terlihat bolak-balik di antara dua rumah bekas Ketua Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang terpisahkan oleh Jalan Teluk Langsa, Duren Sawit, Jakarta Timur. Penyidik yang mengenakan rompi KPK berwarna krem itu berkali-kali keluar rumah Anas dan masuk ke rumah Anas yang satu lagi.

Sayangnya, para penyidik itu tak bersedia memberi keterangan. Beberapa penyidik menutup sebagian wajahnya dengan penyaring nafas. Rumah Anas ada dua dan letaknya berseberangan. Satu terletak di Jalan Teluk Langsa C4-7 dan satu lagi tepat di seberangnya.

Di antara kedua rumah itu, puluhan wartawan dan juru kamera memenuhi jalanan. Ada yang duduk dan ada pula yang mondar-mandir.

Penggeledahan itu, menurut juru bicara KPK Johan Budi, bukan terkait Anas. “Kegiatan di sana terkait Athiyyah Laila,” kata Johan merujuk kepada istri Anas, di gedung KPK, Selasa (12/11).

Penggeledahan tersebut, lanjut Johan, berkaitan dengan kasus Hambalang dengan tersangka kasus dugaan penyelewengan proyek stadion Hambalang, Machfud Suroso. KPK sebelumnya menduga ada keterkaitan tersangka kasus korupsi proyek Hambalang, Direktur Utama Dutasari Mahfud Suroso, dengan Athiyyah Laila.

Pedagang Cendol dan Bakso Untung
Kesibukan penggeledahan di rumah bekas Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, di Jalan Teluk Langsa, Kompleks TNI AL, Duren Sawit, tak hanya milik penyidik KPK. Sejumlah pedagang pun kecipratan rezeki dengan adanya penggeledahan ini.

Di sejumlah titik di sekitar rumah Anas, tak sedikit yang berjualan. Dari pantauan wartawan, ada yang berjualan ketoprak, bakso, es cendol, dan lain-lain. “Alhamdulilah laris dibanding biasanya,” ujar Uyan, pedagang es cendol. Hal senada pun diutarakan Widi, penjual bakso. Meskipun baru datang, ia cukup puas dengan jualannya yang langsung dibeli para awak media yang ingin santap siang.

Istri Anas Urbaningrum, Athiyyah Laila, juga terlihat keluar dari rumahnya yang satu dan masuk ke rumahnya yang lain yang tepat berada di seberang. Sembari tersenyum, Athiyyah mengucapkan kata permisi dalam bahasa Jawa. “Nyuwun sewu,” kata Athiyyah sambil berjalan kaki, Selasa (12/11).

Athiyyah mengenakan setelah gamis biru yang disandingkan dengan kerudung warna ungu muda. Athiyyah hanya mengenakan sandal berwarna krem. Sambil dijaga seorang pembantu rumah dan seorang anggota PPI, Athiyyah masuk ke rumah yang di Jalan Teluk Langsa C4-7.

Keluarnya Athiyyah mengagetkan sejumlah wartawan dan juru kamera. Sontak, kebanyakan wartawan yang sedang duduk di aspal langsung berdiri dan mengerubungi Athiyyah. Sayangnya, tak ada lagi kalimat yang keluar dari Athiyyah.

Dalam pantauan di sekitar lokasi rumah Anas, sedikitnya enam personel Satuan Pelopor Brigade Mobil (Brimob) Polda Metro Jaya bersenjata laras panjang berjaga di luar rumah mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Penjagaan para personel disebar di beberapa titik mengelilingi rumah Anas.

Sayangnya, para personel itu enggan menjelaskan penjagaan yang mereka lakukan. “Ini supaya aman. Kami bukan pesanan dari pihak manapun, netral saja,” kata Brigadir Ary, salah satu personel yang berjaga kepada wartawan. (gil/dem/rm/bbs/jpnn)

kpk
kpk

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah dua rumah mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum,
yang ditetapkan sebagai tersangka skandal Hambalang, di kawasan Duren Sawit, Jakarta, Selasa (12/11).

JAKARTA -Rumah pertama di Jalan Teluk Langsa Blok C4 No 7, Kavling Angkatan Laut dan satunya lagi di Jalan Teluk Semangka Blok C9 Nomor 1 Kavling AL. Dari penggeledahan itu KPK menyita uang Rp1 miliar.

Uang satu miliaran rupiah itu di sita dari rumah Anas yang berada di Jalan Teluk Semangaka yang telah dijadikan markas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), ormas bentukan Anas. “Uang disita di ruang tengah,” begitu informasi dari aktivis Perhimpunan Pergerakan Indonesia, Selasa, (12/11).

Penggeledahan dilakukan belasan penyidik selama enam jam sejak kemarin pagi. Selain menyita uang Rp1 miliar, penyidik KPK dikabarkann
menyita sebuah surat kaleng. Surat tersebut ditulis oleh seorang penyidik KPK yang bersimpati terhadap Anas. Dalam suratnya dia menyesalkan KPK yang tidak membongkar keterlibatan Cikeas dalam kasus Hambalang padahal dalam pengakuan di awal kasus Hambalang mencuat, Muhammad Nazaruddin mengaku ke penyidik adanya keterlibatan Cikeas.

Terkait itu, PPI ngotot uang Rp1 miliar yang disita tersebut bukan milik Anas Urbaningrum. “Itu uang milik PPI,” tegas Juru bicara PPI Ma’mun Murod Al-Barbasy dalam konferensi pers di Jakarta yang disiarkan salah satu stasiun televisi nasional, Selasa (12/11).

Mamun mengatakan duit tersebut merupakan uang operasional untuk diskusi mingguan yang biasa dilakukan PPI. “Itu juga untuk acara-acara (pembentukan kepengurusan) di daerah,” imbuhnya.

Karena tak terkait kasus Hambalang, Mamun meminta KPK mengembalikannya. “Saya mohon dikembalikan,” demikian Mamun.

Kuasa hukum Anas, Firman Wijaya, pun mengklaim uang tersebut merupakan uang milik Anas.”Uang ini ada di kantor PPI, milik PPI sebagai uang kas, kenapa disita KPK saya tidak tahu,” kata Firman.

Ia juga tidak mengetahui apakah KPK sudah memiliki izin untuk juga menggeledah kantor PPI yang juga berada di rumah Anas. Hingga tadi malam, ia juga masih menunggu konfirmasi dari Anas mengenai uang tersebut. Pasalnya tim penyidik KPK tidak memberikan penjelasan apapun mengenai penyitaan uang tersebut. ia pun menyatakan keberatannya terhadap penyitaan uang itu.

“Tentu saja kami keberatan, apa konteksnya uang itu disita, nggak ada juga penjelasan dari penyidik KPK,” ujarnya.

Sejaitnya, penggeledahan kemarin terkait hubungan istri Anas, Athiyyah Laila, dengan tersangka kasus dugaan penyelewengan proyek Stadion Hambalang, Machfud Suroso. KPK sebelumnya menduga ada keterkaitan tersangka kasus korupsi proyek Hambalang, Direktur Utama Dutasari Mahfud Suroso, dengan Athiyyah Laila yang dicurigai memiliki beberapa dokumen yang berkaitan dengan Mahfud Suroso.

Athiyah Laila adalah istri Anas Urbaningrum. Dia juga pernah tercatat sebagai pemilik saham PT Dutasari Citralas, perusahaan subkontrak proyek Hambalang. Direktur Utama Dutasari Mahfud Suroso sudah dijadikan tersangka dalam korupsi Hambalang. Namun, Anas mengaku bahwa istrinya sudah keluar dari Dutasari sejak 2009.

Anak-anak Anas Diungsikan
Hubungan antara Mahfud dan Athiyyah terlacak melalui PT Dutasari, yang menjadi subkontraktor pekerjaan mekanikal dan elektrikal serta penyambungan listrik Hambalang senilai Rp328 miliar. Dalam akta perusahaan, tercatat nama Athiyyah sebagai pemegang saham dan komisaris. Namun, Athiyyah mengaku sudah keluar dari PT Dutasari sejak 2009.

Dalam penggeledahan itu, selain uang, penyidik KPK juga menyita sejumlah barang di antaranya mesin berwarna putih yang menyerupai alat penghitung uang, satu dus barang berisi dokumen-dokumen serta proposal, satu dus buku yasin, serta catatan pembukuan.

Pihak KPK menegaskan penggeledahan dilakukan di rumah Anas karena diketahui istrinya, Athiyah Laila. ‘’Penyidik KPK didampingi istri Anas, Athiyyah Laila saat penggeledahan berlangsung,’’ tutur Sri, orang dekat kepada media di Jakarta.

‘’Anak-anak Anas telah diungsikan ke rumah kerabat Anas,’’ tambah Sri.

Di sisi lain, Ketua KPK Abraham Samad menegaskan, penggeledahan terkait dengan penyidikan tersangka Machfud Suroso. “Jadi rumah itu digeledah dalam kapasitas kasus Hambalang dengan tersangka Machfud Suroso. Ada empat lokasi yang digeledah,” kata Abraham di Gedung Kemenkumham, Jakarta, Selasa (12/11) petang.

Hanya saja, Abraham mengaku, belum tahu persis detil penggeledahan. Dia belum mendapat laporan dari satgas KPK yang menggeledah. “Detilnya saya belum dapat laporan lagi. Karena teman-teman masih sedang melakukan penggeledahan di lokasi tersebut,” tegasnya.

Penyidik KPK terlihat bolak-balik di antara dua rumah bekas Ketua Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang terpisahkan oleh Jalan Teluk Langsa, Duren Sawit, Jakarta Timur. Penyidik yang mengenakan rompi KPK berwarna krem itu berkali-kali keluar rumah Anas dan masuk ke rumah Anas yang satu lagi.

Sayangnya, para penyidik itu tak bersedia memberi keterangan. Beberapa penyidik menutup sebagian wajahnya dengan penyaring nafas. Rumah Anas ada dua dan letaknya berseberangan. Satu terletak di Jalan Teluk Langsa C4-7 dan satu lagi tepat di seberangnya.

Di antara kedua rumah itu, puluhan wartawan dan juru kamera memenuhi jalanan. Ada yang duduk dan ada pula yang mondar-mandir.

Penggeledahan itu, menurut juru bicara KPK Johan Budi, bukan terkait Anas. “Kegiatan di sana terkait Athiyyah Laila,” kata Johan merujuk kepada istri Anas, di gedung KPK, Selasa (12/11).

Penggeledahan tersebut, lanjut Johan, berkaitan dengan kasus Hambalang dengan tersangka kasus dugaan penyelewengan proyek stadion Hambalang, Machfud Suroso. KPK sebelumnya menduga ada keterkaitan tersangka kasus korupsi proyek Hambalang, Direktur Utama Dutasari Mahfud Suroso, dengan Athiyyah Laila.

Pedagang Cendol dan Bakso Untung
Kesibukan penggeledahan di rumah bekas Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, di Jalan Teluk Langsa, Kompleks TNI AL, Duren Sawit, tak hanya milik penyidik KPK. Sejumlah pedagang pun kecipratan rezeki dengan adanya penggeledahan ini.

Di sejumlah titik di sekitar rumah Anas, tak sedikit yang berjualan. Dari pantauan wartawan, ada yang berjualan ketoprak, bakso, es cendol, dan lain-lain. “Alhamdulilah laris dibanding biasanya,” ujar Uyan, pedagang es cendol. Hal senada pun diutarakan Widi, penjual bakso. Meskipun baru datang, ia cukup puas dengan jualannya yang langsung dibeli para awak media yang ingin santap siang.

Istri Anas Urbaningrum, Athiyyah Laila, juga terlihat keluar dari rumahnya yang satu dan masuk ke rumahnya yang lain yang tepat berada di seberang. Sembari tersenyum, Athiyyah mengucapkan kata permisi dalam bahasa Jawa. “Nyuwun sewu,” kata Athiyyah sambil berjalan kaki, Selasa (12/11).

Athiyyah mengenakan setelah gamis biru yang disandingkan dengan kerudung warna ungu muda. Athiyyah hanya mengenakan sandal berwarna krem. Sambil dijaga seorang pembantu rumah dan seorang anggota PPI, Athiyyah masuk ke rumah yang di Jalan Teluk Langsa C4-7.

Keluarnya Athiyyah mengagetkan sejumlah wartawan dan juru kamera. Sontak, kebanyakan wartawan yang sedang duduk di aspal langsung berdiri dan mengerubungi Athiyyah. Sayangnya, tak ada lagi kalimat yang keluar dari Athiyyah.

Dalam pantauan di sekitar lokasi rumah Anas, sedikitnya enam personel Satuan Pelopor Brigade Mobil (Brimob) Polda Metro Jaya bersenjata laras panjang berjaga di luar rumah mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Penjagaan para personel disebar di beberapa titik mengelilingi rumah Anas.

Sayangnya, para personel itu enggan menjelaskan penjagaan yang mereka lakukan. “Ini supaya aman. Kami bukan pesanan dari pihak manapun, netral saja,” kata Brigadir Ary, salah satu personel yang berjaga kepada wartawan. (gil/dem/rm/bbs/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/