SUMUTPOS.CO – Terpilih sebagai ajudan presiden tampaknya menjadi target para perwira TNI maupun Polri. Bagaimana tidak, sejarah mencatat, pascaajudan biasanya sang perwira memiliki karier yang mentereng. Tapi, Komjen Budi Gunawan yang merupakan mantan ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri malah mencatatkan rekor baru. Ya, dialah mantan ajudan yang berujung pada status tersangka.
Selain Budi, nama Jenderal Wiranto yang sempat menjadi ajudan Presiden Soeharto memang sempat hingar binger. Terutama karena diduga terkait kasus HAM. Meski begitu, setidaknya Wiranto belum ditetapkan sebagai tersangka oleh lembaga hukum yang berada di Indonesia.
Dengan ditetapkannya Budi sebagai tersangka oleh KPK terkait kasus dugaan rekening gendut, khalayak mulai kasak-kusuk. Apakah nikmat sang ajudan presiden begitu besar: selain karir hebat, kekayaan juga mantap. TB Hasanuddin, salahseorang mantan ajudan presiden membantah hal itu beberapa waktu lalu kepada media.
TB Hasunuddin yang pernah menjadi ajudan di era Presiden Seoharto, Habibie, Gus Dur, dan Megawati ini malah meminta khalayak jangan memvonis semua mantan ajudan seperti Budi. “Begini, kalau soal ajudan presiden, karena saya pernah jadi ajudan presiden, itu tidak ada duitnya. Memang kita mempertemukan orang. Tapi, paling berapa sih nominalnya, paling juga dikasih satu juta. Dan tidak setiap kali mempertemukan orang dengan presiden lho kita dapat uang. Apalagi, sebenarnya yang punya hak mempertemukan kan bukan ajudan, yang menentukan itu biro keprotokoleran,” katanya.
Lain cerita, sambung politisi PDI Perjuangan ini, jika setelah dari ajudan presiden, lalu ajudan itu ditempatkan di bagian ‘basah’ (pengadaan) atau bahkan menjadi Panglima TNI dan Kapolri, terus jadi punya rekening gendut. “Kalau seperti itu ya mungkin saja. Tapi bukan karena ajudannya lho,” imbuhnya
Seperti diketahui, karier seorang perwira baik TNI maupun Polri meroket selepas menjadi ajudan presiden, khususnya di zaman Presiden Soeharto. Kala itu sejumlah perwira yang pernah menjadi ajudan dipastikan bakal mencapai puncak karier cemerlang. Contohnya Try Sutrisno, yang setelah menjadi ajudan Soeharto karirnya melesat hingga menjabat Panglima ABRI sekaligus Menteri Pertahanan. Tak berhenti sampai di situ, dia kemudian dipercaya menjadi wakil presiden mendampingi Soeharto.
Ada juga Jenderal Wiranto. Selepas menjadi ajudan Presiden Soeharto, karirnya melesat. Dalam kurun waktu lima tahun dia bisa meraih jabatan Panglima ABRI. Berturut-turut kariernya dimulai dari Kasdam Jaya, Pangdam Jaya, Panglima Kostrad, KSAD, dan akhirnya Menhankam/Pangab.
Karier cemerlang juga dialami mantan ajudan Presiden Soeharto lainnya. Seperti Jenderal Polisi Kunarto, Jenderal Polisi Dibyo Widodo yang menjabat Kapolri setelah sempat menjadi ajudan Soeharto.
Tak ketinggalan Jenderal Sutarman yang merupakan ajudan Gus Dur, dia diangkat menjadi kapolri di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan akan dilengserkan di zaman Jokowi. Calon pengganti Sutarman inilah yang kemudian ditetapkan KPK sebagai tersangka.
Ketika Budi gagal jadi kapolri, maka dia pun memecahkan rekor baru. Sejarah mencatat, ajudan presiden yang berasal dari polisi, bisanya menjadi kapolri. Sebut saja Sutarman dan Kunarto tadi. Lalu ada Dibyo Widodo dan Soetanto yang merupakan ajudan Presiden Soeharto. (bbs/rbb)