26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Ratusan Tahanan Bakar Rutan

Mata Karutan Idi Disiram Air Cabe

IDI-Kerusuhan massal terjadi di rumah tahanan (rutan) Cabang Idi Rayeuk, Aceh Timur, Senin siang (13/2), sekira pukul 12.00 WIB. Sekitar dua ratusan tahanan mengamuk dan membakar beberapa ruangan di rumah tahanan. Mereka mencoba kabur dengan menjebol pintu utama rutan yang terbuat dari besi.

Dalam peristiwa itu, Kepala Rumah Tahanan (Karutan) Idi, Amirudin SH, sempat menjadi korban penganiayaan para tahanan. Untungnya kerusuhan itu dapat dikendalika tak lama setelah puluhan polisi dari Polres Aceh Timur tiba di lokasi.

Informasi yang dihimpun Rakyat Aceh (grup Sumut Pos) menyebutkan, kerusuhan berawal dari perkelahian antartahanan di areal musala, persisnya di gerbang ketiga rutan. Namun, diduga perkelahian itu hanya sandiwara, agar petugas rutan terkecoh. Pasalnya, saat puluhan petugas  rutan berusaha melerai tahanan yang terlibat perkelahian, malah petugas yang kemudian dipukuli para tahanan. Meski kewalahan, puluhan petugas berusaha menghadang para tahanan agar tak meringsek hingga pintu gerbang kedua.

Melihat aksi petugas, ratusan tahanan makin beringas. Mereka pun menyerang petugas rumah tahanan secara membabi buta. Karutan Idi, Amiruddin SH, yang ikut menghalau para tahanan ikut menjadi korban keberingasan para tahanan. Mata Amiruddin dan beberapa anak buahnya terkena siraman air cabe yang disiramkan beberapa orang tahanan. “Mata saya disemprot air cabe, baju pun sampai koyak dan kancingnya copot,” ujar Amir.
Karena makin tak kondusif dan kalah jumlah, petugas rutan kemudian meminta bantuan Polres Aceh Timur. Dalam hitungan menit, puluhan personel polisi bersenjata lengkap tiba di lokasi. Untuk memukul mundur para tahanan yang beringas, petugas sempat mengeluarkan tembakan ke udara beberapa kali. Puluhan petugas pun memukuli para tahanan, agar mundur. Terdesak, ratusan tahanan akhirnya mundur ke pintu gerbang keempat, area sekitar ruang tahanan.

Meski telah dipukul mundur, para tahanan tetap saja beringas. Mereka kemudian melakukan aksi pembakaran gudang beras, kantin, dapur dan beberapa ruangan tahanan. Api pun sempat membesar, sebelum akhirnya bisa dipadamkan petugas. Meski telah melakukan pembakaran, amuk tahanan tak mereda juga. Mereka kemudian melempari ruangan petugas rutan dengan batu, hingga kaca dan barang-barang di dalamnya rusak berat. Dari seluruh bangunan rutan, pos penjagaan petugas yang ada di menara rutan yang paling parah. Seluruh bangunan musnah terbakar.

Beberapa jam kemudian, kondisi rutan perlahan mulai kondusif. Petugas kemudian mengevakuasi dua orang tahanan yang cidera. Iskandar, warga Matang Geulumpang, terkena peluru pada tangan kanannya dan Hasyim, warga Peunaron, menderita luka tikaman di leher. Keduanya diboyong petugas ke ke RSU Idi untuk menjalani perawatan medis. Petugas terlihat terburu-buru mengangkut keduanya ke luar areal penjara dengan menggunakan mobil pick up. Sampai tadi malam polisi masih berjaga di rutan untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.

Kepada wartawan Karutan Idi, Amirudin SH mengatakan, telah meminta polisi untuk menyelidiki kejadian itu dan memproses secara hukum. Dia mengatakan, saat kondisi sudah tak terkendali, mereka mundur dan mengunci beberapa gerbang rutan, sambil menunggu kedatangan polisi. “Bersama polisi kami kembali menghalau ratusan tahanan tersebut. Mereka mengamuk karena tak bisa keluar, lalu melampiaskan kemarahan dengan melakukan pembakaran dan pelemparan. Beberapa bagian di dalam penjara terbakar, termasuk mobil polisi diluar terkena lemparan batu hingga kacanya pecah,” terangnya.

Kapolres Aceh Timur, AKBP Iwan Eka Putra dan mantan Kapolres Aceh Timur, AKBP Ridwan Usman, kemudian masuk ke dalam rutan dan berusaha menenangkan para tahanan. Kedua pejabat polisi ini mencoba berdialog dengan para tahanan, mengapa mereka sampai melakukan kerusuhan. Jawaban pun didapat. Para tahanan mengaku kerusuhan itu dipicu kondisi rutan yang tak layak dan tahanan yang sering diperlakukan kasar. Para tahanan juga mengaku kekurangan air bersih, makanan yang tak cukup.

“Kita telah tampung semua permintaan mereka melalui tiga perwakilan tahanan. Permintaan tersebut akan kita sampaikan kepada kepala rutan. Upaya antisipasi kejadian berulang, kami akan menambah personel polisi pasca insiden ini, “ ujar Iwan Eka Putra. (yas/smg)

Mata Karutan Idi Disiram Air Cabe

IDI-Kerusuhan massal terjadi di rumah tahanan (rutan) Cabang Idi Rayeuk, Aceh Timur, Senin siang (13/2), sekira pukul 12.00 WIB. Sekitar dua ratusan tahanan mengamuk dan membakar beberapa ruangan di rumah tahanan. Mereka mencoba kabur dengan menjebol pintu utama rutan yang terbuat dari besi.

Dalam peristiwa itu, Kepala Rumah Tahanan (Karutan) Idi, Amirudin SH, sempat menjadi korban penganiayaan para tahanan. Untungnya kerusuhan itu dapat dikendalika tak lama setelah puluhan polisi dari Polres Aceh Timur tiba di lokasi.

Informasi yang dihimpun Rakyat Aceh (grup Sumut Pos) menyebutkan, kerusuhan berawal dari perkelahian antartahanan di areal musala, persisnya di gerbang ketiga rutan. Namun, diduga perkelahian itu hanya sandiwara, agar petugas rutan terkecoh. Pasalnya, saat puluhan petugas  rutan berusaha melerai tahanan yang terlibat perkelahian, malah petugas yang kemudian dipukuli para tahanan. Meski kewalahan, puluhan petugas berusaha menghadang para tahanan agar tak meringsek hingga pintu gerbang kedua.

Melihat aksi petugas, ratusan tahanan makin beringas. Mereka pun menyerang petugas rumah tahanan secara membabi buta. Karutan Idi, Amiruddin SH, yang ikut menghalau para tahanan ikut menjadi korban keberingasan para tahanan. Mata Amiruddin dan beberapa anak buahnya terkena siraman air cabe yang disiramkan beberapa orang tahanan. “Mata saya disemprot air cabe, baju pun sampai koyak dan kancingnya copot,” ujar Amir.
Karena makin tak kondusif dan kalah jumlah, petugas rutan kemudian meminta bantuan Polres Aceh Timur. Dalam hitungan menit, puluhan personel polisi bersenjata lengkap tiba di lokasi. Untuk memukul mundur para tahanan yang beringas, petugas sempat mengeluarkan tembakan ke udara beberapa kali. Puluhan petugas pun memukuli para tahanan, agar mundur. Terdesak, ratusan tahanan akhirnya mundur ke pintu gerbang keempat, area sekitar ruang tahanan.

Meski telah dipukul mundur, para tahanan tetap saja beringas. Mereka kemudian melakukan aksi pembakaran gudang beras, kantin, dapur dan beberapa ruangan tahanan. Api pun sempat membesar, sebelum akhirnya bisa dipadamkan petugas. Meski telah melakukan pembakaran, amuk tahanan tak mereda juga. Mereka kemudian melempari ruangan petugas rutan dengan batu, hingga kaca dan barang-barang di dalamnya rusak berat. Dari seluruh bangunan rutan, pos penjagaan petugas yang ada di menara rutan yang paling parah. Seluruh bangunan musnah terbakar.

Beberapa jam kemudian, kondisi rutan perlahan mulai kondusif. Petugas kemudian mengevakuasi dua orang tahanan yang cidera. Iskandar, warga Matang Geulumpang, terkena peluru pada tangan kanannya dan Hasyim, warga Peunaron, menderita luka tikaman di leher. Keduanya diboyong petugas ke ke RSU Idi untuk menjalani perawatan medis. Petugas terlihat terburu-buru mengangkut keduanya ke luar areal penjara dengan menggunakan mobil pick up. Sampai tadi malam polisi masih berjaga di rutan untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.

Kepada wartawan Karutan Idi, Amirudin SH mengatakan, telah meminta polisi untuk menyelidiki kejadian itu dan memproses secara hukum. Dia mengatakan, saat kondisi sudah tak terkendali, mereka mundur dan mengunci beberapa gerbang rutan, sambil menunggu kedatangan polisi. “Bersama polisi kami kembali menghalau ratusan tahanan tersebut. Mereka mengamuk karena tak bisa keluar, lalu melampiaskan kemarahan dengan melakukan pembakaran dan pelemparan. Beberapa bagian di dalam penjara terbakar, termasuk mobil polisi diluar terkena lemparan batu hingga kacanya pecah,” terangnya.

Kapolres Aceh Timur, AKBP Iwan Eka Putra dan mantan Kapolres Aceh Timur, AKBP Ridwan Usman, kemudian masuk ke dalam rutan dan berusaha menenangkan para tahanan. Kedua pejabat polisi ini mencoba berdialog dengan para tahanan, mengapa mereka sampai melakukan kerusuhan. Jawaban pun didapat. Para tahanan mengaku kerusuhan itu dipicu kondisi rutan yang tak layak dan tahanan yang sering diperlakukan kasar. Para tahanan juga mengaku kekurangan air bersih, makanan yang tak cukup.

“Kita telah tampung semua permintaan mereka melalui tiga perwakilan tahanan. Permintaan tersebut akan kita sampaikan kepada kepala rutan. Upaya antisipasi kejadian berulang, kami akan menambah personel polisi pasca insiden ini, “ ujar Iwan Eka Putra. (yas/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/